Sampit (ANTARA) - Keberadaan organisasi Masyarakat Adat Nusantara (Matra) diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam melestarikan adat dan budaya beragam suku yang ada di provinsi ini.
"Ketua DPW Matra diminta bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten untuk membantu pelestarian adat dan budaya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," kata Ketua Umum DPP Matra Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang di Sampit, Minggu.
Harapan itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan pengurus Dewan Pengurus Wilayah Masyarakat Adat Nusantara (DPW Matra) Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan di aula rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur.
Acara dihadiri pangeran dari sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Kotawaringin Barat. Selain itu juga hadiri pengurus sejumlah organisasi adat dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Pengurus DPW Matra Kalimantan Tengah periode 2023-2028 dipimpin Gusti Azi Burahman sebagai ketua dan Andi Noorhidayat Masran El-Pagatani sebagai sekretaris.
Berdirinya Matra merupakan upaya bersama dalam melestarikan adat dan budaya. Ini juga merupakan upaya memperkuat persatuan anak bangsa melalui adat dan budaya.
"Segera bentuk pengurus DPD Matra di kabupaten dan kota. Masyarakat adat diharapkan membantu pemerintah daerah, khususnya dalam hal pelestarian adat dan budaya," ucapnya.
Bupati Halikinnor dan Sekretaris Daerah Fajrurrahman menerima gelar kehormatan dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Wiro Yudho Mangku Alam II dari Yogyakarta, Minggu (8/10/2023). ANTARA/Norjani
Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor yang didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman menyampaikan terima kasih dan apresiasi karena Sampit dipilih menjadi tuan rumah kegiatan ini.
Dia mengucapkan selamat kepada DPW Matra yang baru terpilih, yang akan memegang peran sentral dalam menjaga integritas budaya dan kearifan lokal di wilayah ini.
Menurutnya, sejak zaman dahulu kala, wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan telah menjadi rumah bagi berbagai kelompok masyarakat adat yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Budaya ini tercermin dalam seni, musik, tarian, bahasa, tradisi, dan cara hidup yang unik. Budaya ini tidak hanya menjadi bagian penting dari warisan budaya nasional, tetapi juga merupakan identitas yang sangat berharga bagi masyarakat adat di wilayah ini.
Tugas generasi penerus saat ini adalah menjaga agar kekayaan ini tetap hidup dan berkembang. DPW Matra adalah wadah yang sangat penting dalam upaya ini.
"Mereka adalah para pemimpin dan pelindung budaya yang siap mengemban tanggung jawab untuk melestarikan dan memajukan kearifan lokal ini. Dalam peran mereka yang baru, mereka akan memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, pelestarian alam, serta menjaga kesinambungan tradisi yang telah diteruskan dari generasi ke generasi," kata Halikinnor.
Sementara itu dalam kesempatan ini, Halikinnor dan Fajrurrahman menerima gelar kehormatan yang diberikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Wiro Yudho Mangku Alam II dari Yogyakarta.
Halikinnor diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Harya (KRTH) Praja Winata, sedangkan Fajrurrahman diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Sasmita Praja. Gelar ini diberikan sebagai penghormatan atas sumbangsih mereka dalam pemerintahan serta pelestarian adat dan budaya.
Baca juga: Upayakan solusi terbaik, masyarakat diimbau jaga kondusivitas daerah
Baca juga: Penerbangan Sampit-Surabaya dibatalkan akibat asap
Baca juga: Pemkab Kotim berharap percepatan konversi gas di enam kecamatan
"Ketua DPW Matra diminta bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten untuk membantu pelestarian adat dan budaya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," kata Ketua Umum DPP Matra Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang di Sampit, Minggu.
Harapan itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan pengurus Dewan Pengurus Wilayah Masyarakat Adat Nusantara (DPW Matra) Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan di aula rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur.
Acara dihadiri pangeran dari sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Kotawaringin Barat. Selain itu juga hadiri pengurus sejumlah organisasi adat dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Pengurus DPW Matra Kalimantan Tengah periode 2023-2028 dipimpin Gusti Azi Burahman sebagai ketua dan Andi Noorhidayat Masran El-Pagatani sebagai sekretaris.
Berdirinya Matra merupakan upaya bersama dalam melestarikan adat dan budaya. Ini juga merupakan upaya memperkuat persatuan anak bangsa melalui adat dan budaya.
"Segera bentuk pengurus DPD Matra di kabupaten dan kota. Masyarakat adat diharapkan membantu pemerintah daerah, khususnya dalam hal pelestarian adat dan budaya," ucapnya.
Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor yang didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman menyampaikan terima kasih dan apresiasi karena Sampit dipilih menjadi tuan rumah kegiatan ini.
Dia mengucapkan selamat kepada DPW Matra yang baru terpilih, yang akan memegang peran sentral dalam menjaga integritas budaya dan kearifan lokal di wilayah ini.
Menurutnya, sejak zaman dahulu kala, wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan telah menjadi rumah bagi berbagai kelompok masyarakat adat yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Budaya ini tercermin dalam seni, musik, tarian, bahasa, tradisi, dan cara hidup yang unik. Budaya ini tidak hanya menjadi bagian penting dari warisan budaya nasional, tetapi juga merupakan identitas yang sangat berharga bagi masyarakat adat di wilayah ini.
Tugas generasi penerus saat ini adalah menjaga agar kekayaan ini tetap hidup dan berkembang. DPW Matra adalah wadah yang sangat penting dalam upaya ini.
"Mereka adalah para pemimpin dan pelindung budaya yang siap mengemban tanggung jawab untuk melestarikan dan memajukan kearifan lokal ini. Dalam peran mereka yang baru, mereka akan memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, pelestarian alam, serta menjaga kesinambungan tradisi yang telah diteruskan dari generasi ke generasi," kata Halikinnor.
Sementara itu dalam kesempatan ini, Halikinnor dan Fajrurrahman menerima gelar kehormatan yang diberikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Wiro Yudho Mangku Alam II dari Yogyakarta.
Halikinnor diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Harya (KRTH) Praja Winata, sedangkan Fajrurrahman diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Sasmita Praja. Gelar ini diberikan sebagai penghormatan atas sumbangsih mereka dalam pemerintahan serta pelestarian adat dan budaya.
Baca juga: Upayakan solusi terbaik, masyarakat diimbau jaga kondusivitas daerah
Baca juga: Penerbangan Sampit-Surabaya dibatalkan akibat asap
Baca juga: Pemkab Kotim berharap percepatan konversi gas di enam kecamatan