Usia dewasa produktif riskan terkena DBD

Senin, 6 November 2023 12:59 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Dirga Sakti Rame M.Sc Sp.PD mengatakan orang dewasa usia produktif secara data tercatat meningkat dalam kasus terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).
 
"Kalau lihat data persentase orang dewasa usia produktif meningkat artinya makin banyak orang dewasa kena DBD," ucap Dirga dalam diskusi mengenai penanganan DBD di Jakarta, Minggu.
 
Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif lebih sering sudah mengalami penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal dan lain-lain. Sehingga jika terkena penyakit dengue bisa lebih berat.

Baca juga: Ini rekomendasi pengobatan alami untuk sembuhkan penyakit demam berdarah
 
Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomas ini mengatakan, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat. Penyakit ini juga tidak pandang bulu dan bisa mengenai anak hingga dewasa.
 
Maka itu, Dirga menggencarkan vaksin untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun.
 
"Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga.
 
Dirga mengatakan vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut.
 
Jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, masih bisa melakukan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol.

Baca juga: Pasien DBD harus banyak minum air mengandung gula
 
"Syaratnya komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin, tidak ada keluhan bermakna, dan konsultasi ke dokter terutama yang punya komorbid, kalau dewasa muda nggak ada komorbid segera vaksin," katanya.
 
Vaksin digencarkan karena penyakit demam berdarah dengue sampai saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan. Sehingga pengobatan di rumah sakit yang diberikan adalah terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.
 
Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk memantau kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit untuk memprediksi kesembuhan pasien.
 
Selain itu, jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama 1-2 minggu untuk cegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.
 
"Kapan pulang bukan hanya berdasarkan trombosit, ada kriteria klinis bisa makan tidak lemas atau tidak, di cek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.
 
Ia pun berharap ke depan inovasi penelitian bisa memperluas jangkauan vaksinasi DBD untuk usia lanjut agar semakin menekan angka kasus dan kematian akibat DBD.

Baca juga: Menkes Peru mundur di tengah maraknya wabah demam berdarah

Baca juga: Jus jambu dapat obati DBD rupanya cuma mitos

Baca juga: Cara kenali perbedaan DBD, tifus dan malaria

Pewarta : Fitra Ashari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Cegah kasus demam berdarah agar tak meningkat bulan April

19 March 2024 16:26 Wib

Ramuan daun pepaya bisa jadi terapi kombinasi pasien DBD

04 March 2024 12:36 Wib

Dinkes Palangka Raya gencarkan pencegahan penyebaran DBD

16 February 2024 17:42 Wib

Berikut perkembangan kasus DBD di Sukamara

13 February 2024 13:41 Wib

Waspadai demam anak saat mengalami tumbuh gigi

24 December 2023 22:07 Wib

Anak SD dominasi kasus DBD hingga 43 persen, begini penjelasan Dinkes

19 November 2023 8:56 Wib

Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023

17 November 2023 22:16 Wib

1.500 lebih warga Bangladesh meninggal akibat demam berdarah

16 November 2023 21:28 Wib
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 14 jam lalu

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 jam lalu

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib