Pangkalan Bun (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah Budi Santosa meyakini hadirnya Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan swadaya (P4S), diharapkan dapat berpengaruh untuk mencetak petani muda di kabupaten setempat.
"Keberadaan P4S ini sangat strategis, terutama dalam mencetak para petani muda yang akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi tantangan pertanian di masa depan," kata Budi Santosa di Pangkalan Bun, Senin.
Budi Santosa mengatakan, P4S tersebut juga dapat mampu menjadi pelatihan yang berkualitas dan mendorong inovasi-inovasi baru dalam dunia pertanian. Salah satu program unggulan pada PS4 yang berada di Desa Kubu, Kecamatan Kumai tersebut adalah berhasil melakukan pengembangan budidaya melon metode smart farming dengan sistem pengairan Fertigasi.
Sistem Fertigasi merupakan sistem tanam dimana pemberian air dan nutrisi dilakukan secara bersamaan sehingga meningkatkan efisiensi nutrisi yang diserap oleh tanaman.
Melalui sistem tersebut dapat menekan biaya produksi karena penggunaan pupuk padat (granul) jauh lebih sedikit dan mengurangi polusi air tanah karena jumlah pupuk dalam air tanah tidak banyak dan pupuk langsung diserap oleh tanaman.
Selanjutnya, Kadis Pertanian Kabupaten Kobar Kris Budi Hastuti mengatakan, bahwa dengan adanya P4S di Desa Kubu diharapkan kedepan bermuculan petani-petani muda kreatif lain yang dapat terus berinovasi dalam mengembangkan pertanian di kobar.
"Terlebih P4S ini telah memiliki klasifikasi P4S Utama, dan terbaik dari 30 P4S yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Kobar siapkan anggaran peningkatan infrastruktur kota
Sementara itu, P4S di desa kubu ini di ketuai oleh Syharian menyampaikan, buah melon yang berhasil dikembangkan di green house yaitu buah melon jenis golden.
"Buah melon jenis golden ini memiliki rasa yang manis crunchy dan minim pestisida jadi akan lebih merasa aman untuk di konsumsi," ungkapnya.
Syahrian menjelaskan, walau masih tahap awal panen, budidaya melon dengan sistem fertigasi di green house ini juga meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Di mana ini juga mendukung program Kementan yaitu gerakan Petani Pro Organik (Genta Organik).
"Selain melon, ada juga tanaman anggur, peternakan sapi, dan pupuk organik baik padat maupun cair yang diproduksi oleh P4S," demikian Syahrian.
Baca juga: DPKP Kobar laksanakan gerakan B2SA wujudkan SDM sehat
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar pantau pelaksanaan PSU
Baca juga: Dishub Kobar: Kesadaran dan keselamatan saat berkendara harus diajarkan sejak dini
"Keberadaan P4S ini sangat strategis, terutama dalam mencetak para petani muda yang akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi tantangan pertanian di masa depan," kata Budi Santosa di Pangkalan Bun, Senin.
Budi Santosa mengatakan, P4S tersebut juga dapat mampu menjadi pelatihan yang berkualitas dan mendorong inovasi-inovasi baru dalam dunia pertanian. Salah satu program unggulan pada PS4 yang berada di Desa Kubu, Kecamatan Kumai tersebut adalah berhasil melakukan pengembangan budidaya melon metode smart farming dengan sistem pengairan Fertigasi.
Sistem Fertigasi merupakan sistem tanam dimana pemberian air dan nutrisi dilakukan secara bersamaan sehingga meningkatkan efisiensi nutrisi yang diserap oleh tanaman.
Melalui sistem tersebut dapat menekan biaya produksi karena penggunaan pupuk padat (granul) jauh lebih sedikit dan mengurangi polusi air tanah karena jumlah pupuk dalam air tanah tidak banyak dan pupuk langsung diserap oleh tanaman.
Selanjutnya, Kadis Pertanian Kabupaten Kobar Kris Budi Hastuti mengatakan, bahwa dengan adanya P4S di Desa Kubu diharapkan kedepan bermuculan petani-petani muda kreatif lain yang dapat terus berinovasi dalam mengembangkan pertanian di kobar.
"Terlebih P4S ini telah memiliki klasifikasi P4S Utama, dan terbaik dari 30 P4S yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Kobar siapkan anggaran peningkatan infrastruktur kota
Sementara itu, P4S di desa kubu ini di ketuai oleh Syharian menyampaikan, buah melon yang berhasil dikembangkan di green house yaitu buah melon jenis golden.
"Buah melon jenis golden ini memiliki rasa yang manis crunchy dan minim pestisida jadi akan lebih merasa aman untuk di konsumsi," ungkapnya.
Syahrian menjelaskan, walau masih tahap awal panen, budidaya melon dengan sistem fertigasi di green house ini juga meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Di mana ini juga mendukung program Kementan yaitu gerakan Petani Pro Organik (Genta Organik).
"Selain melon, ada juga tanaman anggur, peternakan sapi, dan pupuk organik baik padat maupun cair yang diproduksi oleh P4S," demikian Syahrian.
Baca juga: DPKP Kobar laksanakan gerakan B2SA wujudkan SDM sehat
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar pantau pelaksanaan PSU
Baca juga: Dishub Kobar: Kesadaran dan keselamatan saat berkendara harus diajarkan sejak dini