Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin, Timur Kalimantan Tengah mendukung upaya menjadikan RSUD dr Murjani Sampit sebagai Rumah Sakit Pendidikan karena diyakini akan berdampak positif terhadap bidang kesehatan di daerah ini.
"Pemerintah daerah dan Pak Bupati tentunya mendukung langkah ini. Melihat standar-standar tadi, apalagi RSUD dr Murjani sudah reakreditasi dan hasilnya Paripurna, maka kami rasa tidak akan terlalu jauh untuk menyesuaikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Sabtu.
Hal itu disampaikan Umar dalam acara diskusi tentang rumah Sakit pendidikan bersama Tim Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) dan Tim Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dalam rangka peningkatan RSUD Dr Murjani Sampit sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Diskusi jajaran manajemen RSUD dr Murjani Sampit, Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf dan jajarannya, serta Dewan Pengawas RSUD dr Murjani Sampit.
Diskusi ini berlangsung dalam suasana optimisme semua pihak. Tim ARSPI yang dipimpin langsung Ketua Umum ARSPI dr Andi Wahyuningsih Attas yang menilai sangat besar peluang RSUD dr Murjani ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan karena sudah ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Baca juga: UMPR siap buka Fakultas Kedokteran Gigi pertama di Kalteng
Menanggapi itu, Umar juga yakin harapan bersama itu bisa diwujudkan. Dia hanya menekankan bahwa langkah positif ini harus sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah dalam membangun bidang kesehatan.
"Visi misi rumah sakit pendidikan diharapkan tegak lurus dan sejalan dengan pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber daya manusia, termasuk dalam bidang kesehatan. Harus sinkron visi misi RSUD dr Murjani dengan Dinas Kesehatan dalam hal rumah sakit pendidikan," demikian Umar Kaderi.
Ketua Umum ARSPI dr Andi Wahyuningsih Attas meyakinkan bahwa banyak manfaat positif yang akan didapat daerah jika RSUD dr Murjani Sampit ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan, salah satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan dokter.
"Saya optimis RSUD dr Murjani Sampit ini bisa ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dengan memenuhi persyaratan yang ada di lima pokja (kelompok kerja). Makanya segera bentuk lima pokja itu," ujar Andi Wahyuningsih.
Sementara itu Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf berharap pada Mei atau Juni 2024 ini Fakultas Kedokteran UMPR sudah menerima mahasiswa baru. Sembari pihaknya bersama manajemen RSUD dr Murjani Sampit memperjuangkan agar rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Pendidikan.
"Nanti selama 3,5 sampai 4 tahun menjalani kuliah di kampus, selanjutnya dua tahun berikutnya mahasiswa akan praktik di rumah sakit ini. Kami optimis. Mohon doanya agar semua berjalan lancar sesuai harapan," demikian Yusuf.
Baca juga: UMPR gandeng RSUD Murjani Sampit untuk wujudkan Fakultas Kedokteran
Baca juga: Wabup Kotim bangga novel karya anak daerah dibuat jadi film
Baca juga: Pengusaha hiburan di Kotim keberatan pajak 40 persen
"Pemerintah daerah dan Pak Bupati tentunya mendukung langkah ini. Melihat standar-standar tadi, apalagi RSUD dr Murjani sudah reakreditasi dan hasilnya Paripurna, maka kami rasa tidak akan terlalu jauh untuk menyesuaikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Sabtu.
Hal itu disampaikan Umar dalam acara diskusi tentang rumah Sakit pendidikan bersama Tim Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) dan Tim Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dalam rangka peningkatan RSUD Dr Murjani Sampit sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Diskusi jajaran manajemen RSUD dr Murjani Sampit, Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf dan jajarannya, serta Dewan Pengawas RSUD dr Murjani Sampit.
Diskusi ini berlangsung dalam suasana optimisme semua pihak. Tim ARSPI yang dipimpin langsung Ketua Umum ARSPI dr Andi Wahyuningsih Attas yang menilai sangat besar peluang RSUD dr Murjani ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan karena sudah ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Baca juga: UMPR siap buka Fakultas Kedokteran Gigi pertama di Kalteng
Menanggapi itu, Umar juga yakin harapan bersama itu bisa diwujudkan. Dia hanya menekankan bahwa langkah positif ini harus sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah dalam membangun bidang kesehatan.
"Visi misi rumah sakit pendidikan diharapkan tegak lurus dan sejalan dengan pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber daya manusia, termasuk dalam bidang kesehatan. Harus sinkron visi misi RSUD dr Murjani dengan Dinas Kesehatan dalam hal rumah sakit pendidikan," demikian Umar Kaderi.
Ketua Umum ARSPI dr Andi Wahyuningsih Attas meyakinkan bahwa banyak manfaat positif yang akan didapat daerah jika RSUD dr Murjani Sampit ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan, salah satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan dokter.
"Saya optimis RSUD dr Murjani Sampit ini bisa ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dengan memenuhi persyaratan yang ada di lima pokja (kelompok kerja). Makanya segera bentuk lima pokja itu," ujar Andi Wahyuningsih.
Sementara itu Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf berharap pada Mei atau Juni 2024 ini Fakultas Kedokteran UMPR sudah menerima mahasiswa baru. Sembari pihaknya bersama manajemen RSUD dr Murjani Sampit memperjuangkan agar rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Pendidikan.
"Nanti selama 3,5 sampai 4 tahun menjalani kuliah di kampus, selanjutnya dua tahun berikutnya mahasiswa akan praktik di rumah sakit ini. Kami optimis. Mohon doanya agar semua berjalan lancar sesuai harapan," demikian Yusuf.
Baca juga: UMPR gandeng RSUD Murjani Sampit untuk wujudkan Fakultas Kedokteran
Baca juga: Wabup Kotim bangga novel karya anak daerah dibuat jadi film
Baca juga: Pengusaha hiburan di Kotim keberatan pajak 40 persen