Sampit (ANTARA) - Banjir merendam sejumlah lokasi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bahkan ada sekolah yang harus diliburkan akibat banjir di kawasan itu cukup dalam.
"Aktivitas sekolah diliburkan. Anak-anak belajar di rumah saja karena ketinggian air di jalan masuk dan halaman sekolah yang banjir. Untuk (bangunan) sekolah, alhamdulillah tidak tergenang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Selasa.
Sekolah yang diliburkan tersebut adalah SDN 3 Sawahan di Jalan Sampurna Kelurahan Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kawasan yang lokasinya tidak jauh dari sungai kecil itu memang kerap terendam banjir.
Dinas Pendidikan juga mengirim tim untuk memantau di lapangan untuk mengetahui kondisi yang mengharuskan pihak sekolah meliburkan proses belajar dan mengajar.
Beberapa waktu lalu halaman sekolah tersebut ditimbun, namun akibat curah hujan tinggi, halaman sekolah tersebut masih terendam.
Bangunan sekolah belum sampai terendam, namun jalan menuju sekolah yang terendam dengan kedalaman hingga sekitar 50 centimeter, membuat pihak sekolah memutuskan meliburkan proses belajar dan mengajar.
"Tadi sempat ada beberapa murid yang datang karena hari ini hari pertama masuk sekolah, tapi karena kondisi banjir ini, akhirnya diminta oleh guru untuk pulang ke rumah," kata Rizal Maulana, warga setempat.
Baca juga: Pengguna wahana air di Sampit meningkat selama libur Lebaran
Wadiah, warga lainnya mengatakan, permukiman mereka memang sering dilanda banjir, namun kali ini lebih parah. Biasanya banjir akan surut dalam dua atau tiga hari, jika tidak ada hujan lagi.
"Kalau sampai ada hujan deras lagi, bisa lebih parah. Ini saja air sudah hampir masuk ke dalam rumah. Kalau hujan deras lagi, bisa masuk airnya," ujar Wadiah.
Curah hujan cukup tinggal dalam beberapa hari terakhir diakui rawan memicu banjir genangan di sekitar bantaran sungai-sungai kecil di pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.
Senin (15/4) malam, tim BPBD bahkan langsung diturunkan untuk membersihkan rumput dan sampai yang menyumbat laju air di beberapa lokasi untuk mencegah luapan banjir.
"Seperti di drainase Jalan HM Arsyad ada penyumbatan akibat menumpuknya sampah di jembatan Box Culvert (dekat Disdukcapil). Alhamdulillah sekitar pukul 22.00 dapat diatasi, air dapat mengalir lancar," demikian Multazam.
Sementara itu, pihak Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur menginformasikan bahwa hujan yang terjadi Senin malam dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adanya pola angin konvergensi di sekitar wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Kondisi itu juga didukung dengan anomali suhu muka laut di wilayah Laut Jawa yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Kotawaringin Timur dan sekitarnya, sehingga terjadi hujan.
Baca juga: Polres Kotim ringkus tujuh tersangka penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Baca juga: Arus mudik masih tinggi,1.136 penumpang bertolak dari Pelabuhan Sampit
Baca juga: Wabup Kotim pimpin gerakan bersih-bersih Pantai Ujung Pandaran
"Aktivitas sekolah diliburkan. Anak-anak belajar di rumah saja karena ketinggian air di jalan masuk dan halaman sekolah yang banjir. Untuk (bangunan) sekolah, alhamdulillah tidak tergenang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Selasa.
Sekolah yang diliburkan tersebut adalah SDN 3 Sawahan di Jalan Sampurna Kelurahan Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kawasan yang lokasinya tidak jauh dari sungai kecil itu memang kerap terendam banjir.
Dinas Pendidikan juga mengirim tim untuk memantau di lapangan untuk mengetahui kondisi yang mengharuskan pihak sekolah meliburkan proses belajar dan mengajar.
Beberapa waktu lalu halaman sekolah tersebut ditimbun, namun akibat curah hujan tinggi, halaman sekolah tersebut masih terendam.
Bangunan sekolah belum sampai terendam, namun jalan menuju sekolah yang terendam dengan kedalaman hingga sekitar 50 centimeter, membuat pihak sekolah memutuskan meliburkan proses belajar dan mengajar.
"Tadi sempat ada beberapa murid yang datang karena hari ini hari pertama masuk sekolah, tapi karena kondisi banjir ini, akhirnya diminta oleh guru untuk pulang ke rumah," kata Rizal Maulana, warga setempat.
Baca juga: Pengguna wahana air di Sampit meningkat selama libur Lebaran
Wadiah, warga lainnya mengatakan, permukiman mereka memang sering dilanda banjir, namun kali ini lebih parah. Biasanya banjir akan surut dalam dua atau tiga hari, jika tidak ada hujan lagi.
"Kalau sampai ada hujan deras lagi, bisa lebih parah. Ini saja air sudah hampir masuk ke dalam rumah. Kalau hujan deras lagi, bisa masuk airnya," ujar Wadiah.
Curah hujan cukup tinggal dalam beberapa hari terakhir diakui rawan memicu banjir genangan di sekitar bantaran sungai-sungai kecil di pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.
Senin (15/4) malam, tim BPBD bahkan langsung diturunkan untuk membersihkan rumput dan sampai yang menyumbat laju air di beberapa lokasi untuk mencegah luapan banjir.
"Seperti di drainase Jalan HM Arsyad ada penyumbatan akibat menumpuknya sampah di jembatan Box Culvert (dekat Disdukcapil). Alhamdulillah sekitar pukul 22.00 dapat diatasi, air dapat mengalir lancar," demikian Multazam.
Sementara itu, pihak Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur menginformasikan bahwa hujan yang terjadi Senin malam dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adanya pola angin konvergensi di sekitar wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Kondisi itu juga didukung dengan anomali suhu muka laut di wilayah Laut Jawa yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Kotawaringin Timur dan sekitarnya, sehingga terjadi hujan.
Baca juga: Polres Kotim ringkus tujuh tersangka penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Baca juga: Arus mudik masih tinggi,1.136 penumpang bertolak dari Pelabuhan Sampit
Baca juga: Wabup Kotim pimpin gerakan bersih-bersih Pantai Ujung Pandaran