Sampit (ANTARA) - Memasuki arus balik hari kelima setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, arus mudik di Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah ternyata masih tinggi, tercatat ada 1.136 penumpang yang diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Lebih dari seribu orang ini memilih mudik setelah Lebaran dengan berbagai alasan, mulai dari kehabisan tiket untuk keberangkatan sebelum Lebaran hingga menghindari kepadatan pada momentum arus mudik.
“Pas mau Lebaran kemarin saya tidak kebagian tiket, makanya baru mudik sekarang. Tapi tidak apa-apa, lain kali kalau mau mudik dipersiapkan dari jauh hari,” kata Andre, salah seorang pemudik, Senin.
Pemuda yang mengaku berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat ini mengaku baru dua tahun merantau di Kalimantan. Tahun ini menjadi tahun pertamanya mudik Lebaran, meski harus transit terlebih dahulu ke Surabaya, karena tidak ada rute kapal dari Sampit yang langsung ke Lombok.
Pemudik lainnya bernama Harjito mengaku sengaja memilih merayakan Lebaran di perantauan dan menjadwalkan mudik setelah Lebaran berlalu. Disamping untuk, menghindari padatnya penumpang dan arus lalu lintas ketika momen arus mudik, ia bersama enam anggota keluarganya memiliki agenda menghadiri acara keluarga di Jawa.
“Sengaja mudik sekarang karena mau ada acara keluarga setelah Lebaran, sekalian merayakan Lebaran Ketupat di Jawa. Kalau berangkat dari sebelum Lebaran nanti kelamaan di sana,” ucapnya.
Ketua Posko Angkutan Laut Lebaran 2024 di Pelabuhan Sampit, Gusti Muchlis menyampaikan 1.136 pemudik susulan ini diberangkatkan menggunakan KM Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dengan rute Sampit-Surabaya.
Baca juga: Wabup Kotim pimpin gerakan bersih-bersih Pantai Ujung Pandaran
KM Kelimutu merupakan kapal pertama yang tiba dan diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit pada momentum arus balik Angkutan Laut Lebaran 2024. Sehari sebelumnya, kapal tersebut telah menurunkan 261 penumpang di Pelabuhan Sampit.
“Kalau melihat situasi saat ini aktivitas pemudik masih cukup banyak, sedangkan untuk arus balik belum signifikan. Diperkirakan kondisi ini masih terjadi hingga beberapa keberangkatan berikutnya,” tuturnya.
Gusti melanjutkan, berbeda dengan arus mudik yang biasanya warga mengejar momentum Lebaran, sebaliknya aktivitas arus balik cenderung lebih landai. Artinya, tidak ada lonjakan penumpang seperti ketika arus mudik.
Hal ini juga latar belakang pekerjaan pemudik yang berbeda-beda. Bagi para ASN maupun anak sekolah kemungkinan mengejar waktu untuk kembali bertugas dan bersekolah, sedangkan untuk karyawan swasta biasanya lebih santai.
Ia juga menyampaikan, selama arus balik Lebaran terdapat 10 jadwal kedatangan kapal yang disiapkan, terdiri atas tujuh kapal dari PT Dharma Lautan Utama dan tiga kapal dari PT Pelni. Dengan diberangkatkannya KM Kelimutu tersisa sembilan kedatangan kapal.
Sementara itu, selama periode Angkutan Laut Lebaran 2024 di Pelabuhan Sampit yakni H-15 hingga H+15 Lebaran atau 26 Maret hingga 26 April 2024, pihaknya mencatat sudah 11.036 penumpang berangkat dan 2.338 penumpang turun di Pelabuhan Sampit.
“Melihat jumlah penumpang yang berangkat dan turun, diperkirakan jumlahnya akan melampaui target kami sebesar 20 persen dibanding tahun lalu,” demikian Gusti.
Baca juga: Kapal perdana arus balik turunkan 261 penumpang di Pelabuhan Sampit
Baca juga: Pelindo jelaskan tantangan pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sampit
Baca juga: Seorang anak tenggelam di Ujung Pandaran, BPBD minta wisatawan tingkatkan kewaspadaan
Lebih dari seribu orang ini memilih mudik setelah Lebaran dengan berbagai alasan, mulai dari kehabisan tiket untuk keberangkatan sebelum Lebaran hingga menghindari kepadatan pada momentum arus mudik.
“Pas mau Lebaran kemarin saya tidak kebagian tiket, makanya baru mudik sekarang. Tapi tidak apa-apa, lain kali kalau mau mudik dipersiapkan dari jauh hari,” kata Andre, salah seorang pemudik, Senin.
Pemuda yang mengaku berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat ini mengaku baru dua tahun merantau di Kalimantan. Tahun ini menjadi tahun pertamanya mudik Lebaran, meski harus transit terlebih dahulu ke Surabaya, karena tidak ada rute kapal dari Sampit yang langsung ke Lombok.
Pemudik lainnya bernama Harjito mengaku sengaja memilih merayakan Lebaran di perantauan dan menjadwalkan mudik setelah Lebaran berlalu. Disamping untuk, menghindari padatnya penumpang dan arus lalu lintas ketika momen arus mudik, ia bersama enam anggota keluarganya memiliki agenda menghadiri acara keluarga di Jawa.
“Sengaja mudik sekarang karena mau ada acara keluarga setelah Lebaran, sekalian merayakan Lebaran Ketupat di Jawa. Kalau berangkat dari sebelum Lebaran nanti kelamaan di sana,” ucapnya.
Ketua Posko Angkutan Laut Lebaran 2024 di Pelabuhan Sampit, Gusti Muchlis menyampaikan 1.136 pemudik susulan ini diberangkatkan menggunakan KM Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dengan rute Sampit-Surabaya.
Baca juga: Wabup Kotim pimpin gerakan bersih-bersih Pantai Ujung Pandaran
KM Kelimutu merupakan kapal pertama yang tiba dan diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit pada momentum arus balik Angkutan Laut Lebaran 2024. Sehari sebelumnya, kapal tersebut telah menurunkan 261 penumpang di Pelabuhan Sampit.
“Kalau melihat situasi saat ini aktivitas pemudik masih cukup banyak, sedangkan untuk arus balik belum signifikan. Diperkirakan kondisi ini masih terjadi hingga beberapa keberangkatan berikutnya,” tuturnya.
Gusti melanjutkan, berbeda dengan arus mudik yang biasanya warga mengejar momentum Lebaran, sebaliknya aktivitas arus balik cenderung lebih landai. Artinya, tidak ada lonjakan penumpang seperti ketika arus mudik.
Hal ini juga latar belakang pekerjaan pemudik yang berbeda-beda. Bagi para ASN maupun anak sekolah kemungkinan mengejar waktu untuk kembali bertugas dan bersekolah, sedangkan untuk karyawan swasta biasanya lebih santai.
Ia juga menyampaikan, selama arus balik Lebaran terdapat 10 jadwal kedatangan kapal yang disiapkan, terdiri atas tujuh kapal dari PT Dharma Lautan Utama dan tiga kapal dari PT Pelni. Dengan diberangkatkannya KM Kelimutu tersisa sembilan kedatangan kapal.
Sementara itu, selama periode Angkutan Laut Lebaran 2024 di Pelabuhan Sampit yakni H-15 hingga H+15 Lebaran atau 26 Maret hingga 26 April 2024, pihaknya mencatat sudah 11.036 penumpang berangkat dan 2.338 penumpang turun di Pelabuhan Sampit.
“Melihat jumlah penumpang yang berangkat dan turun, diperkirakan jumlahnya akan melampaui target kami sebesar 20 persen dibanding tahun lalu,” demikian Gusti.
Baca juga: Kapal perdana arus balik turunkan 261 penumpang di Pelabuhan Sampit
Baca juga: Pelindo jelaskan tantangan pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sampit
Baca juga: Seorang anak tenggelam di Ujung Pandaran, BPBD minta wisatawan tingkatkan kewaspadaan