Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengapresiasi SDN 2 Sawahan yang mengadakan Gelar dan Panen Hasil Karya P5 sebagai puncak asesmen peserta didik.

“Kami mengapresiasi SDN 2 Sawahan yang menggelar kegiatan ini sebagai penerapan Kurikulum Merdeka, khususnya implementasi P5 yang memberikan banyak manfaat,” kata Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kerja Disdik Kotim, Edie Sucipto di Sampit, Rabu.

Edie menjelaskan, implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka memberikan manfaat bukan hanya untuk peserta didik, tapi juga tenaga pendidik dan satuan pendidikan.

Melalui implementasi P5 dapat memperkuat karakter dari peserta didik, diantaranya menanamkan rasa kebersamaan, gotong royong dan menanamkan rasa percaya diri peserta didik dengan diajak berperan aktif dalam proses pendidikan.

Kemudian, manfaat bagi tenaga pendidik ialah lebih leluasa untuk mengeksplorasi kegiatan belajar mengajar, lebih terbuka dalam perencanaan pembelajaran dan mengajak peserta didik dalam proses perencanaan sampai kepada implementasi pembelajaran.

“Sedangkan, manfaat bagi satuan pendidikan adalah bisa lebih terbuka dan dikenal, karena keikutsertaan orang tua murid bisa lebih banyak dan proaktif. Bahkan, bukan hanya warga sekolah tapi juga masyarakat di sekitar satuan pendidikan,” lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua PMO Sekolah Penggerak ini.

SDN 2 Sawahan diketahui sebagai salah satu sekolah di Kotim yang mendapat predikat Sekolah Penggerak. Sehingga, kegiatan Gelar dan Panen Hasil Karya P5 ini juga memberikan nilai tambah dalam Program Sekolah Penggerak (PSP).

Sehubungan dengan penerapan Kurikulum Merdeka, belakangan sejumlah sekolah juga menggelar kegiatan panen hasil belajar maupun unjuk minat dan bakat. Dalam hal ini, Edie menyampaikan terima kasih kepada sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka karena hal ini sejalan dengan upaya yang dilaksanakan Disdik Kotim.

Disdik Kotim secara bertahap terus mendorong setiap sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara holistik, mulai dari kelas terendah sampai tertinggi, dari fase A sampai C, semua akan diakomodir sebagai persiapan menyambut realisasi Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional.

Baca juga: Ratusan pegawai Pemkab Kotim gotong royong bersihkan lahan untuk runway bandara

“Kegiatan yang digelar SDN 2 Sawahan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya, tapi yang jelas ini bukan kewajiban dan tidak ada paksaan dari dinas. Karena implementasi P5 itu lebih kepada prosesnya, sedangkan hasilnya hanya bagian dari kemeriahan implementasi P5 tersebut,” demikian Edie.

Sementara itu, Kepala SDN 2 Sawahan Jadi mengatakan Gelar dan Panen Hasil Karya P5 adalah puncak asesmen atau penilaian yang akan dilaporkan kepada orang tua murid terkait implementasi P5 yang meliputi enam elemen, yakni berakhlak mulia, berbhinneka global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis dan kreatif.

“Kegiatan ini adalah puncak program P5 yang dihasilkan peserta didik, namun yang perlu diketahui bahwa hasil atau karya bukan suatu yang kami nilai melainkan proses yang dilalui dalam pembuatannya,” terangnya.

Penilaian dalam implementasi P5 adalah kegotongroyongan, kreativitas dan kemandirian dari peserta didik yang dapat dilihat dalam proses persiapan Gelar dan Panen Hasil Karya P5.

Dalam Gelar dan Panen Hasil Karya P5 ini pihaknya melibatkan semua warga sekolah, baik itu guru atau tenaga kependidikan dan peserta didik dari kelas 1 sampai 6, serta yang tak kalah penting adalah kolaborasi dari Komite dengan paguyuban orang tua/wali murid yang turut mendukung pelaksanaan kegiatan.

“Harapan kami setelah lulus nanti para murid ini menjadi sosok yang mulia, berbudi luhur. Artinya murid bisa menerapkan seluruh elemen yang terkandung dalam P5, terutama budi pekerti dan karakter sesuai dengan Pancasila,” ucap Jadi.

Ia menambahkan, kegiatan ini rutin digelar sejak terpilihnya SDN 2 Sawahan sebagai Sekolah Penggerak sekitar tiga tahun yang lalu. Dalam PSP selain pendidikan akademik atau intrakurikuler, peserta didik juga mendapat pendidikan non akademik melalui ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat. 

Oleh sebab itu, sekolah yang terdiri atas 12 rombongan belajar dengan total 421 murid ini juga memiliki agenda yang disebut Gelar Aksi sebagai wadah untuk menunjukkan minat dan bakat peserta didik, seperti tari, puisi, pencak silat dan pantomim.

Baca juga: Disdik Kotim jelaskan penyebab keterlambatan pembayaran tunjangan dan kenaikan gaji

Baca juga: DPKP Kotim pastikan ketersediaan hewan kurban aman jelang Idul Adha

Baca juga: Wabup Kotim tinjau progres TMMD di Tanah Mas


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024