Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Hasan Busyairi mengatakan, bahwa posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat.
"Peran Posyandu tidak bisa disepelekan dan harus terus diperkuat. Pengaruhnya sangat besar karena petugas Posyandu lah yang mengetahui kesehatan masyarakat di suatu wilayah," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dirinya menjelaskan, bahwa peran posyandu sangat ditunggu oleh masyarakat, sebagai sarana untuk konsultasi masalah kesehatan balita, edukasi terhadap ibu hamil, ibu menyusui hingga pasangan usia subur.
Maka tak jarang ketika ditemukan kasus anak stunting di suatu wilayah, pihak pertama yang mengetahui adalah kader Posyandu, untuk itu peran kader posyandu di masing-masing lingkungan masyarakat perlu mendapatkan dukungan dan apresiasi.
"Kader posyandu secara langsung membantu pemerintah untuk mengkaji lebih dalam, mengecek kesehatan secara rutin, dan menekan angka stunting di berbagai wilayah," ucapnya.
Legislator Palangka Raya itu pun kembali mengingatkan dan meminta kepada pemerintah setempat, agar dapat memberikan dukungan penuh melalui pembinaan dan pemberian fasilitas yang maksimal kepada kader posyandu.
Hal tersebut diyakini dapat menjadi semangat tambahan bagi para kader posyandu untuk memaksimalkan perannya dalam menekan angka stunting di Kota Palangka Raya.
"Tanpa adanya dukungan dari pemerintah, membuat pergerakan para kader posyandu menjadi terbatas," ujarnya.
Baca juga: 735 kader posyandu di Palangka Raya ikuti Jambore
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini juga meminta kepada masyarakat agar dapat membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan secara berkala kesehatannya.
Sementara kader posyandu juga diminta untuk tidak lelah melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga dalam memeriksa kondisi kesehatan balita di daerah ini.
"Memang semua ini harus terkoneksi, masyarakat, kader posyandu dan pemerintah, karena tanpa adanya sinergitas ini tentu upaya menekan angka kematian ibu dan balita serta stunting sulit untuk dilakukan," demikian Hasan Busyairi.
Baca juga: 105 guru dan kepsek SMK se-Kota Palangka Raya ikuti seminar kompetensi
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya ingin pembangunan merata
Baca juga: BPJS Kesehatan ajak seluruh pihak tingkatkan kepatuhan kepesertaan Program JKN
"Peran Posyandu tidak bisa disepelekan dan harus terus diperkuat. Pengaruhnya sangat besar karena petugas Posyandu lah yang mengetahui kesehatan masyarakat di suatu wilayah," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dirinya menjelaskan, bahwa peran posyandu sangat ditunggu oleh masyarakat, sebagai sarana untuk konsultasi masalah kesehatan balita, edukasi terhadap ibu hamil, ibu menyusui hingga pasangan usia subur.
Maka tak jarang ketika ditemukan kasus anak stunting di suatu wilayah, pihak pertama yang mengetahui adalah kader Posyandu, untuk itu peran kader posyandu di masing-masing lingkungan masyarakat perlu mendapatkan dukungan dan apresiasi.
"Kader posyandu secara langsung membantu pemerintah untuk mengkaji lebih dalam, mengecek kesehatan secara rutin, dan menekan angka stunting di berbagai wilayah," ucapnya.
Legislator Palangka Raya itu pun kembali mengingatkan dan meminta kepada pemerintah setempat, agar dapat memberikan dukungan penuh melalui pembinaan dan pemberian fasilitas yang maksimal kepada kader posyandu.
Hal tersebut diyakini dapat menjadi semangat tambahan bagi para kader posyandu untuk memaksimalkan perannya dalam menekan angka stunting di Kota Palangka Raya.
"Tanpa adanya dukungan dari pemerintah, membuat pergerakan para kader posyandu menjadi terbatas," ujarnya.
Baca juga: 735 kader posyandu di Palangka Raya ikuti Jambore
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini juga meminta kepada masyarakat agar dapat membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan secara berkala kesehatannya.
Sementara kader posyandu juga diminta untuk tidak lelah melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga dalam memeriksa kondisi kesehatan balita di daerah ini.
"Memang semua ini harus terkoneksi, masyarakat, kader posyandu dan pemerintah, karena tanpa adanya sinergitas ini tentu upaya menekan angka kematian ibu dan balita serta stunting sulit untuk dilakukan," demikian Hasan Busyairi.
Baca juga: 105 guru dan kepsek SMK se-Kota Palangka Raya ikuti seminar kompetensi
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya ingin pembangunan merata
Baca juga: BPJS Kesehatan ajak seluruh pihak tingkatkan kepatuhan kepesertaan Program JKN