"Kami melihat dari kejadian kebakaran khususnya di pemukiman penduduk, pihak Damkar sangat kesulitan ketika ingin memadamkan api kebakaran akibat sulitnya untuk bisa cepat mencari sumber air," kata anggota Komisi B DPRD Palangka Raya, Ferry Sauneville Lesa di Palangka Raya, Senin.
Ia menambahkan, Apalagi kejadian kebakaran di daerah pemukiman padat penduduk terjadi, yang susah adalah mobil pemadam kebakaran ketika ingin memasuki kawasan itu, sehingga masyarakat setempat menilai pemadam kebakaran selalu terlambat mengatasi kebakaran pemukiman padat penduduk.
Oleh sebab itulah pemerintah kota harus mempertimbangkan akan hal itu khususnya pembuatan hidran di kawasan padat penduduk.
"Kami akan segera membahas dengan pihak pemerintah kota untuk bisa menganggarkan dana APBD 2015 untuk pembuatan hidran di "Kota Cantik" Palangka Raya ini," kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemadam Kebakaran Kota Palangka Raya, Wawan Berlison mengatakan pemerintah kota maupun DPRD setempat bisa menganggarkan dana untuk memperbanyak hidran khususnya di lingkungan permukiman padat penduduk.
"Kami sebagai petugas pemadam kebakaran (Damkar) merasa kesulitan apabila terjadi kebakaran khususnya di permukiman padat penduduk, terutama masalah air. Ini yang terkadang menjadi permasalahan berat, sebab untuk mencari air kami harus bolak-balik mencari sumber air terdekat," katanya
Dan pihaknya berharap pemerintah kota maupun kalangan anggota DPRD Palangka Raya bisa memperbanyak hidran khususnya yang dianggap rawan kebakaran dan di permukiman padat penduduk, agar bisa mempermudah kinerja damkar.
(T.KR-RON/C/Y008/Y008)