Kolaborasi musik etnik Dwiki-Aat pukau penonton

id dwiki dharmawan, musik etnik dayak,aat

Kolaborasi musik etnik Dwiki-Aat pukau penonton

Maestro Piano Indonesia, Dwiki Dharmawan saat berkolaborasi musik etnik disela acara workshop musik, budaya dan industri yang digelar di Palangka Raya, Sabtu (24/3/18). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Dalam bermusik itu semua harus seimbang, harmoni sehingga tidak ada salah satu pemusik atau alat musik yang dimainkan menonjol dari yang lain
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kolaborasi musik etnik yang dilakukan Maestro Piano Indonesia, Dwiki Dharmawan bersama Namue'i Ensamble atau Aat serta sejumlah musisi tradisional lainnya memukau peserta acara "workshop" dalam rangka peringatan 100 tahun Tjilik Riwut.

Kolaborasi musik etnik tersebut ditampilkan Dwiki disela acara "workshop" musik, budaya dan industri yang digelar di Palangka Raya, Sabtu.

"Dalam bermusik itu semua harus seimbang, harmoni sehingga tidak ada salah satu pemusik atau alat musik yang dimainkan menonjol dari yang lain," kata Dwiki.

Menurut dia, musik daerah menjadi bentuk ketahanan budaya, penggerak ekonomi serta bersifat edukasi sehingga harus diperkenalkan kepada generasi muda sejak dini.

Selain itu, pelajaran seni dan budaya daerah juga harus menjadi mata pelajaran wajib di setiap sekolah.

Dwiki juga mengajak para pemuda untuk senantiasa mencintai dan melestarikan budaya daerah yang salah satunya musik etnik.

Baca: Maestro Piano Indonesia buktikan musik Dayak layak mendunia

Sementara itu, salah satu peserta "workshop" Adi mengaku semakin menyukai musik tradiaional usai mengikuti acara tersebut.

"Ternyata musik daerah tak kalah dengan musik lain. Ketika dikolaborasikan ternyata hasilnya luar biasa. Mas Dwiki yang menggunakan piano dengan komposisi jazz etnicnya dan musisi lain menggunakan sape dan gendang menghasilkan musik yang membuat kita tak mau berhenti mendengarkan kolaborasi itu," katanya.

Dia pun mengaku bahagia dapat bertemu dan mendapat ilmu bermusik langsung dari sang maestro.

Acara itu sendiri dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Tjilik Riwut, sosok yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Tengah.

Dahiang Heru Utama Toemon, salah seorang cucu Tjilik Riwut dalam keterangan tertulis mengataka hadir dan tampilnya Maestro Piano Indonesia ini di Palangka Raya agar musisi Kalteng berkarya melalui tradisi dan budaya dapat mengembangkan karyanya sekaligus bagian dari Industri musik di Tanah Air, bahkan Dunia.

Dia mengatakan digelarnya workshop bertema "Membangun kreativitas bermusik melalui tradisi dan budaya" ini untuk melanjutkan perjuangan Tjilik Riwut yang merupakan Bapak Pembangunan bagi masyarakat Kalimantan Tengah.

"Kami selaku cucu Tjilik Riwut ingin menjadi perpanjangan tangan beliau dalam rangka membangun atau meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya para musisi Kalteng," kata Dahiang.