Tips hadapi percakapan dengan saudara dan kerabat saat Idul Fitri

id idul fitri,lebaran,tip hadapai percakapan

Tips hadapi percakapan dengan saudara dan kerabat saat Idul Fitri

Ilustrasi (Ist)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Tidak terasa bulan Ramadhan sebentar lagi selesai dan dalam hitungan hari seluruh umat Muslim di Indonesia akan menyambut Idul Fitri.

Hari Raya besar ini identik dengan sejumlah tradisi khas Indonesia seperti mudik, silaturahmi atau berkumpul dengan keluarga, makanan khas lebaran, dan juga saling memaafkan sebagai wujud kembali ke fitrah.

Seperti halnya setiap pertemuan keluarga, Anda akan membangun percakapan dengan saudara dan kerabat. Pada momen inilah biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan yang cukup personal yang sebenarnya ditanyakan dengan motivasi yang baik oleh keluarga dan kerabat.

Sejumlah pertanyaan mulai dari kondisi karir, status, hingga rencana kehidupan jangka panjang, merupakan pertanyaan yang sering dijumpai pada acara silaturahmi di momen Lebaran.

Berikut ini kiat-kiat untuk menjawab pertanyaan tersebut secara profesional seperti dikutip dari siaran pers LinkedIn.

Lagi sibuk apa? Sudah dapat pekerjaan?

Tradisi salam tempel merupakan salah satu ciri khas dari perayaan Idul Fitri. Keluarga mungkin ingin mengetahui apakah Anda masih pantas untuk menerima salam tempel yang sebenarnya diperuntukkan kepada anak-anak dan orang yang belum bekerja.

Tips 1: Perlu diingat bahwa keluarga Anda benar-benar peduli dan secara tulus ingin mengetahui kemajuan dan pengembangan karir Anda, jadi jelaskan dengan kata-kata yang sederhana namun mudah diingat.

Jika Anda seorang pengembang aplikasi di sebuah studio game, coba jawab: "Saya membangun dan merancang games sehingga orang-orang seperti saya dan kamu dapat menikmati bermain games di smartphone."

Kenapa tidak pindah ke perusahaan yang lebih baik, atau cari pekerjaan yang lebih menguntungkan?

Generasi orang tua kita akan lebih familier pada jenis profesi seperti insinyur, pengacara dan dokter. Mungkin sulit untuk menjelaskan karier atau industri yang Anda geluti kepada seseorang yang tidak berada di bidang yang sama atau tidak memahaminya.

Sukses tidak selalu berarti kekayaan bagi profesional modern di Indonesia. Berdasarkan survei LinkedIn baru-baru ini terungkap bahwa lebih dari 74 persen responden profesional Indonesia setuju sukses berarti bahagia. 64 Persen responden setuju sehat adalah kriteria sukses, dan 64 persen responden menjawab sukses adalah menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.

Lalu bagaimana cara menjawabnya?

Tips 2: Tidak peduli seberapa provokatif pertanyaannya, mulailah dengan menyampaikan alasan mengapa memilih profesi dan industri yang Anda jalani sekarang, serta mengapa Anda menyukai apa yang Anda lakukan.

Jika Anda seorang koki, bantu mereka memahami misalnya, bahwa Anda memiliki peran dan tanggung jawab untuk membuat makanan yang lezat dan sehat. Gunakan pertanyaan ini sebagai kesempatan untuk berbagi tentang minat Anda, seperti "Saya mendapatkan kehidupan yang cukup dengan melakukan hal-hal yang saya sukai, izinkan saya untuk bercerita lebih banyak mengenai hal ini!"

Kisah Anda dapat menginspirasi mereka, dan pada saat yang sama, Anda dapat berbagi pendapat bahwa kesuksesan itu datang dalam berbagai bentuk, dan mendapatkan gaji tinggi bukan satu-satunya cara untuk menjadi sukses.
 
Jadi, kamu dapat gaji besar dan fasilitas lengkap di pekerjaan yang sekarang?

Terdapat asumsi umum jika Anda bekerja untuk sebuah brand atau jenis layanan yang terkenal maka Anda akan mendapat tunjangan dan gaji yang tinggi. Meskipun hal ini mungkin saja benar dalam beberapa orang, ini dapat menciptakan situasi yang tidak nyaman jika saudara atau kerabat mengambil kesempatan atau manfaat dari Anda, bahkan jika hanya dalam konteks bercanda.

Tips 3: Kata kunci di sini adalah "asumsi", dan paling baik ditangani dengan merespons secara profesional seperti bagaimana Anda akan menjelaskannya kepada rekan kerja di masa mendatang. Ambil kesempatan untuk berbicara tentang program pengayaan atau peningkatan karir yang ditawarkan oleh perusahaan Anda, atau bagaimana budaya kerja Anda bermanfaat untuk perkembangan pribadi Anda.

Tahun ini naik jabatan? Kamu dapat THR besar?

Ini bisa menjadi pertanyaan yang mengintimidasi terutama jika Anda baru saja memasuki dunia kerja atau baru saja memulai karier baru. Sementara beberapa kerabat cenderung memiliki harapan yang tinggi tentang Anda, sering kali pertanyaan ini ditanyakan dengan tidak hati-hati.

Tips 4: Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk membagikan kisah pribadi Anda sejak terakhir kali Anda bertemu - misalnya usaha baru yang Anda mulai, atau penugasan besar yang memberi Anda kesempatan untuk mengembangkan tim. Anda dapat membagikan aspirasi Anda, mengalihkan pembicaraan dari promosi dan kenaikan gaji untuk mengembangkan keterampilan baru dan meraih kesuksesan lain yang lebih berarti.

Kapan menikah? Memang mau fokus bekerja saja?

Pertanyaan ini biasanya mengarah ke lebih banyak pertanyaan tentang status hubungan Anda, diikuti dengan rekomendasi atau nasihat dari sesepuh Anda. Ini bisa sangat sulit bagi mereka yang berusia di akhir 20-an dan awal 30-an, dengan banyak yang memilih untuk fokus pada karier mereka pada usia ini.

Tips 5: Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah tersenyum dan menggunakan kesempatan ini untuk menekankan bagaimana Anda dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk perbaikan diri. Ingat bahwa setiap orang berada pada tahap yang berbeda dalam karier mereka, jadi jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain.