Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Siklus menstruasi bulanan Anda ditentukan oleh kenaikan kadar estrogen dan progesteron. Hormon-hormon penting inilah yang mempersiapkan payudara dan sistem reproduksi jika nantinya terjadi kehamilan.
Karena perubahan kadar hormon ini saat PMS ada berbagai gejala yang akhirnya timbul, dan gejala-gejala ini meskipun mengganggu atau menyakitkan termasuk wajar, kok. Perubahan hormon ini juga menimbulkan gejala lain seperti perubahan mood, timbulnya jerawat, hingga nyeri rahim saat haid.
Namun, Anda harus hati-hati jika terjadi nyeri dada yang terjadi bukan tepat di payudara, melainkan di posisi tulang dada.
Kalau dada sakit saat PMS diikuti dengan perasaan sesak, mati rasa, terbakar atau bahkan ada tekanan yang bisa dirasakan di belakang tulang dada, Anda harus hati-hati.
Baca juga: Jangan konsumsi ini saat PMS
Apalagi jika Anda sudah sering mengalami nyeri dada, lebih lama durasi nyerinya dari waktu ke waktu, dan rasa nyerinya tidak hilang bahkan ketika menstruasi sudah mau selesai. Sebaiknya konsultasikan pada dokter Anda. Dokter akan mengecek kondisi Anda dan memantau apakah ada hubungannya dada sakit dengan kondisi jantung.
Sebab, perempuan juga bisa mengalami angina saat PMS. Angina merupakan kondisi saat aliran darah di area jantung terhambat. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri seperti ditimpa dan dirasakan di belakang tulang dada serta menjalar ke lengan, leher, dan rahang.
Nyeri dada bisa terjadi 1-2 hari menjelang menstruasi dan ini diduga akibat perubahan kadar hormon yang dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Ketika hormon ovarium sedang dalam fase terendahnya di siklus menstruasi, maka angina ini bisa terjadi.
Baca juga: Ini Daftar Makanan Bantu Redakan Nyeri PMS
Wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung lebih berisiko mengalami saat haid dibandingkan wanita yang tidak memiliki penyakit jantung.
Dada sakit yang bagaimana yang masih wajar saat PMS?
Jika dada sakit saat PMS terjadi di sekitar payudara, dan payudara terasa penuh ini termasuk wajar. Sensasi nyeri ini berasal dari lobus payudara dan duktus payudara yang membesar akibat perubahan kadar hormon. Normalnya, nyeri payudara ini akan berangsur-angsur berkurang selama dan setelah menstruasi.
Nyeri ini termasuk wajar dan bukan merupakan tanda kanker payudara juga yang mungkin ditakuti beberapa wanita.
Dilansir dari laman Kompas, dr. Botefilia Budiman, Sp.OG mengatakan bahwa jelang mensturasi progesteron naik sehingga kelenjar susu dan saluran payudara membesar. Ini yang membuat Anda merasakan nyeri payudara menjelang menstruasi.
Ditambah lagi estrogen meningkat, ini bisa merangsang nyeri pada kedua payudara dan mungkin bisa menjalar sakitnya hingga ke lengan dan ketiak.
Baca juga: Siklus haid berantakan? Simak ulasan berikut
Baca juga: Kenali penyebab tidak teraturnya datang bulan
sumber: hellosehat