Ketidakmampuan penuhi kebutuhan ayam ras harus disikapi secara serius

id dprd kalimantan tengah,dprd kalteng,kebutuhan daging ayam ras,ayam ras,Lodewik Christopel Iban

Ketidakmampuan penuhi kebutuhan ayam ras harus disikapi secara serius

Anggota DPRD Kalimantan Tengah Lodewik Christopel Iban. (Foto Antara Kalteng / Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Legislator Kalimantan Tengah Lodewik Christopel Iban mengingatkan, ketidakmampuan daerah dalam memenuhi kebutuhan ayam ras secara mandiri, harus menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah provinsi serta kabupaten/kota.

"Kalau dibiarkan begitu saja, akan terus merugikan daerah dan juga masyarakat. Jadi, Pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota menyusun strategi dalam memenuhi kebutuhan daging ayam ras itu," kata Iban di Palangka Raya, Jumat.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalteng, kebutuhan masyarakat terhadap ayam ras mencapai 17 ribu ekor per harinya. Namun pelaku usaha ternak Kalteng hanya mampu memenuhi kurang dari sepertiganya saja.

Ironisnya untuk memenuhi sisa kebutuhan masyarakat, secara rutin Kalteng harus mendatangkan ayam ras dari Kalimantan Selatan. Padahal jika dicermati, hal tersebut merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Lodewik menjelaskan, pemerintah daerah melalui instansi terkait perlu membuat program untuk mendukung pengembangan usaha ternak ayam ras, yakni pemberian modal usaha, bantuan bibit dan pakan ayam serta pelatihan usaha.

"Dukungan yang diberikan pemerintah daerah harus mencakup semuanya, agar gairah masyarakat untuk memulai usaha ini semakin meningkat," terangnya kepada Antara Kalteng.

Agar lebih terarah, perlu dibentuk koperasi di bidang tersebut, seperti halnya koperasi di bidang perkebunan atau sejenisnya. Keberadaan koperasi nantinya, berguna untuk penyaluran bibit maupun pakan ternak yang diatur dengan regulasi tertentu.

Selama ini kesulitan pengembangan usaha, diduga akibat pakan dan kebutuhan lainnya dipenuhi dengan cara membeli. Hal tersebut menyebabkan modal yang dikeluarkan meningkat, sehingga keuntungan yang didapat terbilang kecil.

Kendala ini dapat diatasi dengan pemberian pelatihan berupa pembuatan pakan ternak, sehingga mereka mampu memenuhi setiap kebutuhan dengan cara membuat sendiri.

"Kami ingin pemerintah daerah segera melakukan kajian mendalam dan membuat program yang pro terhadap pengembangan ternak ayam ras," ungkap Lodewik.

Jika peternak lokal mampu mendominasi kebutuhan ayam tanpa harus mendatangkan dari luar daerah, diyakini akan menjadikan harga jual di pasaran lebih stabil dibandingkan saat ini.