Mukomuko (ANTARA) - Harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa hari ini mengalami penurunan hingga Rp105 per kg, diduga karena pengaruh penurunan harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO dunia.
"Harga sawit turun berkisar Rp30 per kg hingga Rp105 per kg di seluruh pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini. Harga sawit turun diduga karena pengaruh penurunan harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO dunia, kata Kepala Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Sudianto di Mukomuko, Jumat.
Ia mengatakan hal itu setelah menerima data terbaru terkait harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit oleh sebanyak 11 pabrik minyak kelapa sawit yang tersebar di sejumlah kecamatan di daerah ini.
Harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini sejak 10 hari terakhir sebanyak tiga kali mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.
Ia menyebutkan, harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit PT SSJA di daerah ini turun drastis dari sebesar Rp1.155 per kg menjadi Rp1.050 per kg.
Kemudian PT KSM saat ini membeli sawit petani dengan harga sebesar Rp1.050 per kg, turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp1.130 per kg, harga sawit di PT MMIL turun dari Rp1.130 per kg menjadi Rp1.130 per kg.
Kemudian harga sawit di PT AMK turun dari Rp1.130 per kg menjadi Rp1.050 per kg, harga sawit di PT KAS turun dari Rp1.130 per kg menjadi Rp1.050 per kg, harga sawit di PT DDP Desa Lubuk Bento dan Kecamatan Ipuh masing-masing turun dari sebesar Rp1.150 per kg menjadi 1.120 per kg.
Harga sawit di PT USM turun dari Rp1.250 per kg menjadi Rp1.180 per kg, harga sawit di pabrik minyak kelapa sawit milik PT BMK turun dari Rp1.240 per kg menjadi Rp1.170 per kg, dan harga sawit di PT GSS turun dari Rp1.240 per kg menjadi Rp1.160 per kg.
Harga sawit turun hingga Rp105 per kilogram
Ilustrasi - Kelapa Sawit. (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
...Harga sawit turun diduga karena pengaruh penurunan harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO dunia
