Krisis air bersih harus diantisipasi Pemkab, kata DPRD Kotim
Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Shaleh meminta pemerintah kabupaten setempat untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih serta kebaran hutan dan lahan, selama musim kemarau tahun ini.
"Kedua kondisi itu sering terjadi di Kotim saat musim kemarau. Jadi, pemkab dari sekarang harus waspada dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Sekarang kan Kotim sudah memasuki musim kemarau," kata Shaleh di Sampit, Sabtu.
Dikatakan, adanya langkah antisipasi serta kewaspadaan pemerintah daerah diharapkan dapat mempermudah penanganan dan kenjadian tersebut tidak sampai menimbulkan kerugian serta korban jiwa. Untuk krisis air bersih sering melanda wilayah selatan Kotawaringin Timur karena daerah tersebut berada di pesisir, sehingga air laut mudah mencemari sumber air.
Shaleh mengatakan untuk bahaya Karhutla yang berpotensi terjadi hampir di seluruh Kabupaten Kotawaringin Timur, dibutuhkan kewaspadaan dan kesadaran seluruh masyarakat dalam menjaga Karhutla.
"Krisis air bersih dan Karhutla ini sering terjadi di Kotawaringin Timur, diharapkan tahun ini kejadiannya tidak separah tahun sebelumnya bahkan harus diminimalisir dengan melakukan pencegahan sejak dini," ucapnya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan Jokowi serius lakukan pemerataan pembangunan
Pemkab Kotim juga diharapkan menyiapkan anggaran secara khusus untuk penanganan krisis air bersih maupun bencana Karhutla. Dengan tersedianya anggaran dapat mempercepat dan mempermudah penanganan bencana.
Dia meminta kepada seluruh perusahaan perkebunan di Kotawaringin Timur untuk bersiaga serta melakukan pencegahan agar tidak terjadi Karhutla. Menjaga dan mencegah terjadinya bencana Karhutla tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah, dinas, badan dan isntansi terkait lainnya, namun masyarakat dan perusahaan juga berkewajiban untuk hal tersebut.
"Dengan adanya kesiapan dan kesadaran serta keterlibatan semua pihak diharapkan bencana kebakaran dapat dicegah, dan jika terjadipun bisa dengan segera tertangani sehingga tidak sampai meluas," demikian Shaleh.
Baca juga: Kesadaran masyarakat Kotim jaga kebersihan masih sangat rendah
Baca juga: Sistem zonasi PPDB rugikan siswa pelosok, kata Legislator Kotim
"Kedua kondisi itu sering terjadi di Kotim saat musim kemarau. Jadi, pemkab dari sekarang harus waspada dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Sekarang kan Kotim sudah memasuki musim kemarau," kata Shaleh di Sampit, Sabtu.
Dikatakan, adanya langkah antisipasi serta kewaspadaan pemerintah daerah diharapkan dapat mempermudah penanganan dan kenjadian tersebut tidak sampai menimbulkan kerugian serta korban jiwa. Untuk krisis air bersih sering melanda wilayah selatan Kotawaringin Timur karena daerah tersebut berada di pesisir, sehingga air laut mudah mencemari sumber air.
Shaleh mengatakan untuk bahaya Karhutla yang berpotensi terjadi hampir di seluruh Kabupaten Kotawaringin Timur, dibutuhkan kewaspadaan dan kesadaran seluruh masyarakat dalam menjaga Karhutla.
"Krisis air bersih dan Karhutla ini sering terjadi di Kotawaringin Timur, diharapkan tahun ini kejadiannya tidak separah tahun sebelumnya bahkan harus diminimalisir dengan melakukan pencegahan sejak dini," ucapnya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan Jokowi serius lakukan pemerataan pembangunan
Pemkab Kotim juga diharapkan menyiapkan anggaran secara khusus untuk penanganan krisis air bersih maupun bencana Karhutla. Dengan tersedianya anggaran dapat mempercepat dan mempermudah penanganan bencana.
Dia meminta kepada seluruh perusahaan perkebunan di Kotawaringin Timur untuk bersiaga serta melakukan pencegahan agar tidak terjadi Karhutla. Menjaga dan mencegah terjadinya bencana Karhutla tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah, dinas, badan dan isntansi terkait lainnya, namun masyarakat dan perusahaan juga berkewajiban untuk hal tersebut.
"Dengan adanya kesiapan dan kesadaran serta keterlibatan semua pihak diharapkan bencana kebakaran dapat dicegah, dan jika terjadipun bisa dengan segera tertangani sehingga tidak sampai meluas," demikian Shaleh.
Baca juga: Kesadaran masyarakat Kotim jaga kebersihan masih sangat rendah
Baca juga: Sistem zonasi PPDB rugikan siswa pelosok, kata Legislator Kotim