Harga hewan kurban mulai melonjak dibanding tahun sebelumnya
Gowa (ANTARA) - Harga hewan kurban khususnya sapi di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan, meningkat menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah dibandingkan tahun 1439 Hijriah kendati stok hewan kurban mengalami kenaikan.
"Sebenarnya ada penambahan stok sekitar 20 persen hewan kurban, namun ternyata tidak mendorong penurunan harga, justeru harga tetap naik," kata pedagang sapi terbesar di Jalan Tun Abdul Razak Kabupaten Gowa, Daeng Se're , Jumat.
Dia mengatakan stok sapi miliknya sekitar 90 ekor, ini lebih banyak 20 persen dibanding tahun lalu. Namun dari segi harga kini dijual mulai Rp11,5 juta hingga Rp35 juta per ekor.
Menurut dia, harga sapi kurban tahun lalu masih ada yang dijual dengan harga Rp9 juta. Namun pada musim kurban tahun ini harga terendah Rp11,5 juta per ekor.
Hal ini karena seiring harga daging sapi di pasaran yang terus naik dari harga Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp120 ribu per kilogram.
"Karena itu, penentuan harga hewan kurban itu disesuaikan dengan taksiran bobot hewan kurban itu," ujarnya.
Hal senada dikemukakan penjual hewan kurban di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, H Syamsuddin.
Dia mengatakan harga hewan kurban maupun daging sapi setiap tahun meningkat. Ini karena penjualan sapi di tingkat peternak harganya terus naik.
"Kami membeli sapi dari peternak dengan harga yang cukup mahal, jadi kami terpaksa turut menyesuaikan harga," katanya.
Sementara menurut peternak sapi di Maros, M Ilyas, harga sapi yang naik ditingkat peternak itu karena pertimbangan biaya perawatan dan pakan.
"Kami harus menggaji pekerja untuk mencari rumput dan makanan tambahan untuk sapi-sapi kami," katanya.
"Sebenarnya ada penambahan stok sekitar 20 persen hewan kurban, namun ternyata tidak mendorong penurunan harga, justeru harga tetap naik," kata pedagang sapi terbesar di Jalan Tun Abdul Razak Kabupaten Gowa, Daeng Se're , Jumat.
Dia mengatakan stok sapi miliknya sekitar 90 ekor, ini lebih banyak 20 persen dibanding tahun lalu. Namun dari segi harga kini dijual mulai Rp11,5 juta hingga Rp35 juta per ekor.
Menurut dia, harga sapi kurban tahun lalu masih ada yang dijual dengan harga Rp9 juta. Namun pada musim kurban tahun ini harga terendah Rp11,5 juta per ekor.
Hal ini karena seiring harga daging sapi di pasaran yang terus naik dari harga Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp120 ribu per kilogram.
"Karena itu, penentuan harga hewan kurban itu disesuaikan dengan taksiran bobot hewan kurban itu," ujarnya.
Hal senada dikemukakan penjual hewan kurban di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, H Syamsuddin.
Dia mengatakan harga hewan kurban maupun daging sapi setiap tahun meningkat. Ini karena penjualan sapi di tingkat peternak harganya terus naik.
"Kami membeli sapi dari peternak dengan harga yang cukup mahal, jadi kami terpaksa turut menyesuaikan harga," katanya.
Sementara menurut peternak sapi di Maros, M Ilyas, harga sapi yang naik ditingkat peternak itu karena pertimbangan biaya perawatan dan pakan.
"Kami harus menggaji pekerja untuk mencari rumput dan makanan tambahan untuk sapi-sapi kami," katanya.