Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang baru dilantik menunjukkan komitmen mereka untuk mencoba mengurai sengkarut distribusi bahan bakar minyak yang hingga kini dikeluhkan masyarakat.
"Sidak (inspeksi mendadak) hari ini di salah satu SPBU di Sampit dilakukan untuk mengecek apakah penyaluran bahan bakar bersubsidi sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku karena ada beberapa laporan ke DPRD bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memainkan penyaluran BBM bersubsidi dengan tujuan mengambil keuntungan," kata anggota DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah di Sampit, Senin.
Inspeksi mendadak dilakukan oleh Riskon yang merupakan politisi Partai Golkar bersama anggota DPRD lainnya yaitu Abadi dari PKB, Paisal Darmasing dari PDIP dan Lumban Gaol dari Demokrat.
Empat wakil rakyat yang baru duduk di DPRD Kotawaringin Timur ini turun langsung menindaklanjuti keluhan masyarakat. Mereka mendatangi sebuah SPBU dan meminta informasi terkait penyaluran BBM.
Inspeksi mendadak ini merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dijalankan untuk mengawal distribusi bahan bakar minyak agar sesuai aturan. Harapan terbesarnya adalah agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak langsung dari SPBU sesuai kebutuhan.
Para wakil rakyat ini ingin mengetahui penyebab antrean yang hampir selalu terjadi di setiap SPBU di Sampit, khususnya untuk kendaraan roda empat dan lebih. Seluruh pengelola SPBU diminta menyampaikan data apa adanya sehingga masalahnya bisa diinventarisasi dan dicarikan solusinya.
"Nanti kita akan coba perlahan-lahan menelusuri penyebabnya. Dari sisi estetika juga kurang bagus karena terlihat buruknya akibat pemandangan antrean yang terjadi sudah sekian lama ini," tambah Riskon.
Antrean panjang kendaraan besar bukan hanya membuat pemandangan kurang bagus, tetapi juga mengganggu lalu lintas di jalan sekitar lokasi tersebut. Dampak lainnya yaitu membuat aspal jalanan cepat rusak akibat banyak truk parkir cukup lama di aspal jalan.
"Kami berharap ada tanggapan dari Organda, bahkan Depo Pertamina di Sampit mengenai permasalahan antrean BBM yang sudah berlangsung terlalu lama," demikian Riskon atau akrab disapa Eko Syailendra.