Jakarta (ANTARA) - Terkadang, seseorang mengalami reaksi yang tak menyenangkan seperti diare, nyeri sendi, gas usus, mual, kabut otak, ruam, mengi dan kembung usai mengonsumsi makanan tertentu.
Gejala-gejala tersebut bisa karena dua alasan, yakni intoleransi makanan atau alergi makanan, tetapi keduanya sering bingung dan dikelompokkan bersama. Apa bedanya?
Intoleransi makanan, seperti dilansir Medical Daily, adalah kepekaan terhadap makanan tertentu yang menyebabkan kesulitan dalam mencernanya. Mekanisme dalam saluran pencernaan bervariasi sesuai dengan metabolisme, kesehatan dan kekebalan setiap orang.
Sementara alergi makanan berkaitan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini terjadi walau hanya makan sejumlah kecil makanan dan dapat menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa.
Reaksi ringan dapat diobati dengan obat antihistamin, tetapi reaksi parah alergi makanan membutuhkan perhatian medis di unit gawat darurat.
Hingga kini, para ilmuwan belum menemukan alasan di balik alergi makanan. Namun, ada tiga kondisi yang bisa dikelompokan sebagai intoleransi makanan atau alergi makanan, yakni:
Baca juga: Makanan ini kurangi risiko asma dan alergi pada anak-anak
Baca juga: Hewan peliharaan juga bisa alergi makanan
Intoleransi laktosa
Hanya 35 persen orang di atas usia antara 7-8 tahun yang mampu mencerna laktosa. Seiring bertambahnya usia, usus kehilangan kemampuan untuk memproduksi enzim laktase yang cukup untuk mencerna protein laktosa dari susu. Ini kemudian mengarah pada akumulasi laktosa di saluran pencernaan, menyebabkan kembung, radang dan diare.
Menghindari susu, yogurt, dan keju saat mengonsumsi suplemen enzim laktase bisa membantu pemulihan.
Penyakit celiac
Kondisi autoimun ini dipicu konsumsi makanan yang mengandung gluten, menyebabkan reaksi inflamasi di usus kecil. Sebanyak 1 dari 100 orang di seluruh dunia memiliki penyakit celiac. Ketika dialami dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini merusak lapisan usus kecil dan menghentikannya menyerap nutrisi.
Intoleransi gluten
Intoleransi terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum dan gandum hitam, mengakibatkan rasa sakit, kembung, mual, sembelit, dan diare. Gejala lainnya termasuk cemas, sakit kepala, bingung dan mati rasa. Orang seperti itu harus menghindari makanan mengandung gluten seperti roti, pasta, bir, kue dan biskuit.
Berita Terkait
Toyota All New Hilux Rangga jadi pilihan baru berpetualang di Kalteng
Sabtu, 19 Oktober 2024 13:30 Wib
Toyota akan menunda produksi kendaraan listrik
Jumat, 4 Oktober 2024 8:44 Wib
Ini alasan Toyota Yaris Cross unggul soal kenyamanan
Jumat, 14 Juni 2024 14:30 Wib
Toyota luncukran xEv Center sebagai pusat informasi kendaraan elektrik
Selasa, 4 Juni 2024 11:51 Wib
MI dukung Toyota GR berlaga di kancah internasional
Rabu, 15 Mei 2024 6:52 Wib
Toyota Starlet akan hadir dengan tenaga listrik?
Senin, 15 April 2024 10:19 Wib
Toyota sebut Diesel tidak akan mati dalam waktu dekat
Minggu, 24 Maret 2024 20:20 Wib
Toyota targetkan rilis 30 model BEV hingga 2030
Rabu, 20 Maret 2024 15:53 Wib