Hanya demi TikTok, Kevin Mayer tinggalkan Disney

id Kevin Mayer,Hanya demi TikTok, Kevin Mayer tinggalkan Disney,tiktok

Hanya demi TikTok, Kevin Mayer tinggalkan Disney

FILE PHOTO: Kevin Mayer, Disney's head of direct-to-consumer division, on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 22, 2019. REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta (ANTARA) - Bos streaming Disney, Kevin Mayer tinggalkan Disney demi jadi CEO TikTok, aplikasi berbagi video pendek yang melejit selama pandemi virus corona, COVID-19.

Meyer, 58 juga akan merangkap jabatan jadi COO ByteDance yakni konglomerasi China yang memiliki TikTok.

"Saya senang dengan pekerjaan saya di Disney. Tapi ini adalah kesempatan besar yang tak bisa kutolak," kata Mayer pada The New York Times dikutip Selasa.


REUTERS melansir Meyer adalah tokoh di balik suksesnya layanan streaming Disney+ yang meluncur November. Lewat tangan kreatifnya, Disney+ mampu meraih 50 juta subscribers hanya dalam tempo lima bulan.

Per 1 Juni, Meyer efektif menjadi CEO TikTok.

Disney menunjuk Rebecca Campbell menggantikan Mayer sebagai kepala divisi internasional dan penjualan langsung termasuk divisi mdia streaming.

Aplikasi TikTok telah diunduh sekitar 1,9 miliar kali di seluruh dunia, termasuk 172 juta unduhan di Amerika Serikat, menurut Sensor Tower, sebuah perusahaan data aplikasi.

Popularitas TikTok yang meningkat telah meningkat selama pandemi. Pada kuartal pertama tahun ini, aplikasi itu diunduh 307 juta kali, lebih banyak daripada aplikasi lain di dunia, menurut data Sensor Tower.

Popularitas itu telah menjadikan TikTok sebagai sukses digital terbesar bagi perusahaan milik China di dunia Barat. Akibatnya, ia menghadapi ketidakpercayaan yang mendalam di seluruh pemerintah AS.

Beberapa agen pemerintah, termasuk hampir semua cabang militer, telah melarang karyawan mengunduh atau menggunakan aplikasi. Pada bulan Maret, Senator Josh Hawley, seorang Republikan dari Missouri, mengusulkan undang-undang untuk melarang karyawan federal menggunakan aplikasi tersebut.

Nyatanya, TikTok telah mempekerjakan sejumlah eksekutif dan karyawan asal Amerika untuk menjalankan bisnisnya dan meninjau konten di aplikasinya.

Penerjemah: Ida Nurcahyani