Koki kapal hilang di DAS Kahayan Desa Sakakajang

id Koki kapal hilang di DAS Kahayan Desa Sakakajang, pulang pisau, tenggelam, kahayan

Koki kapal hilang di DAS Kahayan Desa Sakakajang

Upaya pencarian korban yang hilang dan tenggelam di DAS Kahayan di Desa Sakakajang Kecamatan Jabiren Raya, Rabu (30/9/2020). ANTARA/HO-Tagana Pulang Pisau 

Pulang Pisau   (ANTARA) - Muhammad Syahril (21) yang bekerja sebagai koki di tugboat pengangkut batu koral, terjatuh dan hilang tenggelam di perairan DAS Kahayan perbatasan Desa Sakakajang dan Desa Simpur Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau. 

“Dari informasi yang dihimpun di lapangan, diduga korban terpeleset dan terjatuh ke sungai saat naik ke kapal sekitar pukul 21.30 WIB,” kata Petugas TRC Tagana Dinas Sosial Kabupaten Pulang Pisau, Ismail Abdullah di Pulang Pisau, Rabu dinihari. 

Keterangan rekan kerja korban, terang Ismail, Muhammad Syahril berasal dari Desa Lubukkang Kecamatan Ujung Kabupaten Pare Pare Provinsi Sulawesi Selatan. Saat terjatuh, korban sempat dicari dan ditolong oleh rekan kerja dalam satu kapal. Korban sempat ditemukan tetapi korban berontak karena tidak bisa berenang dan terlepas saat ditolong. 

“Agen dari pelayaran bersama instansi terkait lainnya juga melakukan pencarian dengan menyisir sungai di lokasi sekitar jatuhnya korban,” terang Ismail. 

Kapolres Pulang Pisau AKBP Yuniar Ariefianto melalui Kasat Pol Air AKP Hariyanto membenarkan telah terjadi kecelakaan sungai yang menyebabkan satu korban hilang dan masih dalam pencarian. Diduga korban terpeleset dan terjatuh saat naik ke kapal. 

“Pencarian terhadap korban dilakukan hingga dini hari melibatkan personel TNI/
, Polri, KPLP Syahbandar bersama masyarakat sekitar tetapi korban masih belum ditemukan,” terang Hariyanto. 

Dikatakannya, upaya pencarian terhadap korban dengan menyisir sungai terpaksa dihentikan sementara pada dini hari karena cuaca yang tidak mendukung dan dalam kondisi hujan. Berbagai pihak juga sepakat pencarian terhadap korban yang hilang dan tenggelam akibat terpeleset itu lanjutkan dilakukan pada pagi hari bersama tambahan personel dari instansi terkait lainnya. 

“Mudah-mudahan upaya pencaharian pada pagi hari bisa membuahkan hasil dan korban bisa cepat ditemukan,” demikian Hariyanto. 

Baca juga: Empat pekerja sawit diduga habisi rekan kerja demi ponsel

Baca juga: Disperindagkop Pulang Pisau tunggu kejelasan BLT pelaku usaha

Baca juga: Bea Cukai dorong pengembangan ekspor di Barito Utara