Benarkah kanker lambung sulit dideteksi?

id kanker lambung,Benarkah kanker lambung sulit dideteksi?,kanker,sakit perut

Benarkah kanker lambung sulit dideteksi?

Ilustrasi kanker lambung (ANTARA/Shutterstock)

Jakarta (ANTARA) - Kanker lambung adalah penyakit kanker terbesar keempat di dunia, meski di Indonesia kasusnya terbilang jarang masyarakat tetap harus waspada.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP mengatakan kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung dan menjadi tumor.

Sel ini kemudian tumbuh lagi secara perlahan selama bertahun-tahun. Penderita kanker lambung sendiri biasanya berusia 60-80 tahun.

Baca juga: Gejala kanker lambung yang harus diwaspadai

"Pada awalnya, kanker lambung sering disangka sebagai sakit maag biasa sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut," kata Prof. Aru dalam webinar "Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!" pada Rabu.

Prof. yang berpraktik di RSCM ini mengatakan gejala dari kanker lambung memang sulit dideteksi, sebab rata-rata seperti sakit maag biasa. Namun jika terlambat ditangani dapat menyebabkan kematian.

Beberapa gejala umum dari kanker lambung di antaranya nafsu makan menurun, sakit pada uluhati, nyeri perut, anemia, mual, berat badan turun drastis serta muntah dengan atau tanpa darah.

"Gejalanya hampir sama semuanya cuma kalau kita ada gejala yang enggak hilang-hilang misalnya tiga bulan diobati sakit maag tidak hilang-hilang ya kita harus minta dokternya untuk menelusuri lebih lanjut," kata Prof. Aru.

Baca juga: Kenali penyebab dan cara deteksi kanker paru

Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia tahun 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus yaitu sebanyak 369.580 kasus pada wanita dan 719.523 kasus pada laki-laki.

Faktor pemicu kanker lambung 5-10 persen disebabkan oleh genetika 90-95 peesen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi diet (30-35 persen), rokok (25-30 persen), infeksi (15-20 persen), obesitas (10-20 persen), alkohol (4-6 persen) dan lain-lain (10-15 persen).

Beberapa hal juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung, diantaranya bakteri Helicobactor pylori, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, ataupun polip lambung dan makanan yang diproses atau diasinkan.

"Ini (kanker lambung) memang bukan 10 besar di Indonesia tapi sulit dideteksi, pengobatannya sulit dan mahal, hati-hati merokok dan garam berlebihan itu adalag faktor penting penyebab kanker lambung," ujar Prof. Aru.

Baca juga: Di usia berapa anak perempuan perlu diberi vaksin HPV?

Baca juga: Gejala kanker serviks bisa datang dari keputihan yang tak biasa

Baca juga: Benarkah HPV penyebab kanker serviks bisa menyerang pria?

Baca juga: Kebiasaan 'mager' bisa picu kanker kolorektal di usia muda