Jakarta (ANTARA) - Kanker lambung adalah penyakit kanker terbesar keempat di dunia, meski di Indonesia kasusnya terbilang jarang masyarakat tetap harus waspada.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP mengatakan kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung dan menjadi tumor.
Sel ini kemudian tumbuh lagi secara perlahan selama bertahun-tahun. Penderita kanker lambung sendiri biasanya berusia 60-80 tahun.
Baca juga: Gejala kanker lambung yang harus diwaspadai
"Pada awalnya, kanker lambung sering disangka sebagai sakit maag biasa sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut," kata Prof. Aru dalam webinar "Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!" pada Rabu.
Prof. yang berpraktik di RSCM ini mengatakan gejala dari kanker lambung memang sulit dideteksi, sebab rata-rata seperti sakit maag biasa. Namun jika terlambat ditangani dapat menyebabkan kematian.
Beberapa gejala umum dari kanker lambung di antaranya nafsu makan menurun, sakit pada uluhati, nyeri perut, anemia, mual, berat badan turun drastis serta muntah dengan atau tanpa darah.
"Gejalanya hampir sama semuanya cuma kalau kita ada gejala yang enggak hilang-hilang misalnya tiga bulan diobati sakit maag tidak hilang-hilang ya kita harus minta dokternya untuk menelusuri lebih lanjut," kata Prof. Aru.
Baca juga: Kenali penyebab dan cara deteksi kanker paru
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia tahun 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus yaitu sebanyak 369.580 kasus pada wanita dan 719.523 kasus pada laki-laki.
Faktor pemicu kanker lambung 5-10 persen disebabkan oleh genetika 90-95 peesen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi diet (30-35 persen), rokok (25-30 persen), infeksi (15-20 persen), obesitas (10-20 persen), alkohol (4-6 persen) dan lain-lain (10-15 persen).
Beberapa hal juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung, diantaranya bakteri Helicobactor pylori, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, ataupun polip lambung dan makanan yang diproses atau diasinkan.
"Ini (kanker lambung) memang bukan 10 besar di Indonesia tapi sulit dideteksi, pengobatannya sulit dan mahal, hati-hati merokok dan garam berlebihan itu adalag faktor penting penyebab kanker lambung," ujar Prof. Aru.
Baca juga: Di usia berapa anak perempuan perlu diberi vaksin HPV?
Baca juga: Gejala kanker serviks bisa datang dari keputihan yang tak biasa
Baca juga: Benarkah HPV penyebab kanker serviks bisa menyerang pria?
Baca juga: Kebiasaan 'mager' bisa picu kanker kolorektal di usia muda
Berita Terkait
Pimpinan definitif DPRD Palangka Raya dilantik, Subandi siap genjot seluruh agenda dewan
Jumat, 18 Oktober 2024 16:19 Wib
Ini komitmen Nenie A Lambung usai jadi Wakil Ketua DPRD Kota Palangka Raya
Sabtu, 12 Oktober 2024 23:59 Wib
Jabat Wakil Ketua DPRD Palangka Raya, Nenie siap bekerja maksimal
Kamis, 10 Oktober 2024 18:40 Wib
Subandi dan Nenie ditetapkan jadi pimpinan DPRD Palangka Raya periode 2024-2029
Selasa, 8 Oktober 2024 15:03 Wib
Anggota DPR RI SKY diminta optimal perjuangkan aspirasi masyarakat Palangka Raya
Senin, 7 Oktober 2024 17:30 Wib
Nenie A Lambung jalankan tugas sebagai Waket II DPRD Kota Palangka Raya
Senin, 7 Oktober 2024 6:44 Wib
Anggota DPRD Kota Palangka Raya ikuti orientasi
Jumat, 27 September 2024 18:39 Wib
ULM cetak 2.254 dokter untuk pemenuhan dokter di Kalimantan
Rabu, 21 Agustus 2024 8:09 Wib