Dokter spesialis anak Attila Dewanti lulusan pendidikan Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebutkan, MPASI dapat dihadirkan dalam makanan utama dan kedua dalam bentuk camilan.
“Makanan utama berperan memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengajari si kecil untuk mengetahui tekstur dari halus dan lebih kasar sebelum kemudian dikenalkan dengan makanan keluarga. Namun di sela- sela makanan utama, si kecil memerlukan snack atau camilan yang porsinya tentu perlu diatur oleh orang tua secara harian,” kata dokter Attila dalam keterangannya, Rabu.
Baca juga: Empat nutrisi penting yang harus ada dalam MPASI
Biasanya MPASI untuk makanan utama memiliki bentuk semi padat, dengan tekstur yang tepat anak bisa mengetahui ragam makanan di usianya yang masih sangat dini.
Selain penting dari pemenuhan nutrisi, MPASI juga bisa mendorong latihan kecil anak dari segi motoriknya.
MPASI berbentuk camilan, membantu anak untuk bisa memahami bentuk tentunya anak juga bisa melatih motoriknya.
Hal itu mengingat camilan yang kering bisa dikonsumsi secara langsung oleh di buah hati sambil mengajarkannya cara untuk makan sendiri.
“Camilan ada yang berbentuk bulat untuk menstimulasi pertumbuhan gigi si kecil ketika ia makan," kata dia.
"Ada juga yang bentuknya kecil sehingga si kecil bisa belajar mencubit barang kecil, dan ada yang bentuknya lebih besar sehingga anak bisa belajar mengenggam dan makan sendiri. Jadi bukan hanya makanan utama yang penting tapi saat snacking juga si kecil bisa terlatih motoriknya,” kata dokter yang praktik di Brawijaya Women and Children Hospital itu.
Baca juga: Bangun kekebalan tubuh anak setelah enam bulan dengan MPASI
Baca juga: Kemampuan bayi hisap ASI bisa pengaruhi tumbuh kembangnya
Baca juga: Bolehkah ibu positif COVID-19 tetap menyusui?