Danrem Kalteng apresiasi anggotanya kembangkan usaha madu Kelulut

id Komandan Korem 102 Panju Panjung, Provinsi Kalimantan Tengah, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, Danrem Kalteng, TNI, Korem 102 Panju Panjung, Kalteng

Danrem Kalteng apresiasi anggotanya kembangkan usaha madu Kelulut

Serka Yanto memperlihatkan usaha budidaya madu Kelulut yang digelutinya. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Palangka Raya (ANTARA) - Komandan Korem 102 Panju Panjung, Provinsi Kalimantan Tengah, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya mengaku bangga atas usaha yang dikembangkan oleh salah seorang anggota Babinsa 1014-06/Sukamara, Serka Yanto yang mengolah madu Kelulut menjadi tambahan penghasilan yang produktif.

"Ini terobosan yang hebat, pandai memanfaatkan peluang di tengah Pandemi COVID-19," kata Putrajaya di Palangka Raya, Senin.

Jenderal bintang satu itu menjelaskan usaha yang dikembangkan oleh Serka Yanto merupakan salah satu wujud pengamalan delapan wajib TNI dan juga salah satu bentuk UMKM yang harus dikembangkan.

"Ke depan bisa dipasarkan dengan label madu Kelulut Panju Panjung Berkah," ucapnya.

Sementara itu Serka Yanto menceritakan awal mula dirinya mengembangkan usaha madu Kelulut terinspirasi dari Youtube. Dia memiliki keyakinan bila usaha itu sungguh-sungguh diseriusi bisa menjadi tambahan penghasilan apalagi di Sukamara budidaya madu Kelulut belum banyak dikelola.

Yanto menerangkan lebah Kelulut yang dia ternak merupakan jenis lebah tanpa sengat dan tidak ganas. Madu kelulut memiliki nama lain, seperti madu meliponine, stingless bee honey (SBH) atau madu lebah tanpa sengat, pot-honey, dan madu lebah Trigona.

Madu jenis ini memiliki rasa yang unik perpaduan rasa manis, asam dan pahit berbeda dengan rasa madu lainnya. Madu Kelulut memiliki sekurang-kurangnya sepuluh manfaat bagi kesehatan antara lain mempercepat regenerasi sel tubuh, melancarkan peredaran darah dalam tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit.

Baca juga: Sukseskan food estate di Kalteng, Danrem-Kadis TPHP intens berkomunikasi

Berkat ketekunan dan pandai membaca peluang, Babinsa kelahiran kota Sambas, Kalimantan Barat, itu sampai saat ini mengelola kurang lebih 300 sarang atau koloni dengan hasil madu rata-rata 60 liter setiap kali panen yang dilaksanakan persatu bulan setengah.

Untuk pemasaran, Yanto mengaku memanfaatkan media sosial, madu Kelulut dijual dengan harga Rp 500 ribu per liter. Karena keterbatasan dalam distribusi, penjualan hanya melayani wilayah Kabupaten Sukamara.

"Ke depan akan kami kembangkan pemasaran ke daerah lain," demikian Yanto.

Baca juga: Ketua DPRD Kalteng berharap Danrem 102 bersinergi dengan forkopimda