Grin Plasmafan menggunakan Teknologi Plasma Basah yang dikembangkan oleh Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. dan tim.
"Grin Plasmafan bekerja dengan mengembuskan angin sekaligus menyemburkan ion negatif ke udara, yang secara otomatis akan menetralisir udara dengan membunuh partikel polusi, bakteri, dan virus," kata Guru Besar Teknik Kimia FTUI, Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, dalam keterangannya, Senin.
Dengan hanya menghirup ion negatif, level serotonin dalam darah dapat berkurang, sehingga menimbulkan efek relaksasi dan melindungi paru-paru dari iritasi dan peradangan. Ion negatif juga dapat menurunkan gangguan pernapasan seperti batuk, flu, dan asma.
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Tenik UI tawarkan solusi penyempurnaan PeduliLindungi
"Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, produk ini juga dapat membantu penderita alergi," kata Prof. Setijo Bismo, menjelaskan teknologi Grin Plasmafan.
Teknologi ini bekerja sedemikian rupa, sehingga menghasilkan ion-ion O2[-] (superoksida), H2O[-] (air), dan radikal [-]OH (hidroksil), yang berbentuk ion-ion negatif ataupun radikal yang banyak dijumpai di daerah pegunungan.
Berkat sistem konveksi paksa dari teknologi plasma basah ini, Grin Plasmafan akan mampu mengolah dan menangani polusi udara, sekaligus berperan sebagai disinfektan elektronik yang bekerja dengan mekanisme difusi secara cepat dan sistemik.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU mengatakan inovasi di FTUI selalu kami dorong ke arah yang relevan dan berdampak bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Grin Plasmafan menjawab kebutuhan masyarakat akan produk yang memiliki teknologi membersihkan udara dan menjaga kualitas udara.
"Tidak hanya itu, kipas angin dengan ion generator ini membantu menyejukkan dan melancarkan sirkulasi udara dengan lebih baik. Alat ini akan sangat berguna bagi sekolah maupun kantor, yang saat ini bersiap menghadapi kegiatan tatap muka secara penuh setelah dua tahun pandemi,” katanya.
Presiden Direktur PT Astra Komponen Indonesia Prihatanto Agung Lesmono mengatakan industri dan institusi pendidikan sudah seharusnya saling berkolaborasi dalam pengembangan produk guna menciptakan hilirisasi hasil penelitian menjadi produk yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Selain produk Grin Plasmafan, ASKI juga tengah menjajaki kemungkinan kerja sama hilirisasi produk penelitian lainnya dari UI," katanya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan oleh tim FTUI, purifikasi atau usaha membersihkan udara dengan ion negatif dari Teknologi Plasma Basah terbukti mampu menghilangkan 99 persen virus dan lebih dari 90% bakteri di udara hanya dalam waktu 10 menit.
Selain itu, ion negatif ini juga dapat mencegah tumbuhnya jamur pada makanan, perabotan rumah, sepatu, dan lain sebagainya. Ion negatif juga bermanfaat untuk menghilangkan debu, tungau, serbuk sari di udara, serta melembabkan kulit.
Grin Plasmafan dilengkapi dengan dua level kecepatan angin yang dapat dipilih, 100 derajat arah perputaran angin, serta dimensi produk kompak yang hanya 130 x 300 mm, sehingga dapat dengan mudah dipindahkan dan dibawa ke mana saja.
Grin Plasmafan terbuat dari material plastik ABS berkualitas dengan konsumsi daya rendah 25 Watt, serta 4 buah anti-slip mat dari karet pada bagian bawah produk sehingga lebih aman dan stabil.
Baca juga: Mahasiswa pembuat bantal pereda gangguan rahang berhasil juarai Pimnas 2021
Baca juga: Mahasiswa UB membuat krim antijerawat dari kulit durian
Baca juga: Mahasiswa FTUI membuat sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi