Kalteng optimalkan keberadaan posyandu tekan stunting

id Pemprov kalteng, tp pkk kalteng, posyandu, pos layanan terpadu, stunting, gangguan pertumbuhan, gagal tumbuh, buntok, barito selatan, bapak asuh

Kalteng optimalkan keberadaan posyandu tekan stunting

Ketua TP PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran mengunjungi Posyandu Usaha Bersama I Kelurahan Hilir Sper Kecamatan Dusun Selatan, Sabtu, (3/9/2022). ANTARA/Ho-Diskominfosantik Kalteng

Palangka Raya (ANTARA) -
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan stunting (gangguan pertumbuhan) di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah dengan mengoptimalkan keberadaan posyandu atau pos pelayanan terpadu.
 
"Penting untuk mengaktifkan posyandu, karena merupakan tempat pemantauan tumbuh kembang anak dan juga fasilitas kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat," kata Ketua TP PKK Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Minggu.
 
Dengan pengecekan maupun pemantauan rutin tumbuh kembang anak melalui posyandu, maka akan membantu mencegah terjadinya stunting pada anak-anak pada setiap lingkungan baik di desa maupun kelurahan.
 
Salah satu yang mendapat apresiasi dari TP PKK Kalteng adalah posyandu di Kabupaten Barito Selatan yang sudah tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan hingga tingkat desa dan kelurahan.
 
Terlebih setiap kepala dinas yang ada di Kabupaten Barito Selatan juga sudah menjadi bapak asuh bagi posyandu di daerahnya masing-masing. 
 
"Semoga ini bisa diaplikasikan dan diimplementasikan di kabupaten lain, agar kepala dinasnya menjadi bapak asuh, minimal di posyandu wilayah masing-masing," terangnya.

Baca juga: Gubernur minta bupati/wali kota se-Kalteng lakukan langkah strategis kendalikan inflasi
 
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Suhaemi mengatakan, prevalensi stunting di Kalteng terus mengalami penurunan, baik berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) maupun Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).
 
Prevalensi berdasarkan hasil SSGBI 2019 sebesar 32,3 persen dan berdasarkan hasil studi 2021 angka prevalensi turun menjadi 27,4 persen.
 
"Dengan target penurunan sebesar 15,38 persen pada 2024 mendatang," terangnya.
 
Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trennya juga terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada 2013 dan 34 persen pada 2018. 
 
Pemprov Kalteng menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas. Terlebih percepatan penurunan stunting telah ditetapkan sebagai salah satu agenda prioritas pembangunan oleh pemerintah pusat dan masuk dalam strategi nasional.
 
Maka kerja sama dan sinergi lintas sektor sangat diperlukan dalam upaya penurunan stunting dari seluruh pemangku kepentingan dan semua perangkat daerah terkait, terutama yang tergabung di dalam struktur Tim Percepatan Penurunan Stunting.
 
"Peran dari setiap kepala perangkat daerah menjadi sangat penting, dalam memastikan bidang atau sub bidang yang dipimpinnya dapat bekerja sama dan saling mendukung dalam menjalankan fungsinya," terangnya.

Baca juga: Kalteng fasilitasi pembuatan merek dagang guna menaikkan daya saing IKM

Baca juga: Kalteng gunakan strategi 4K untuk kendalikan inflasi

Baca juga: Kalteng libatkan pemuda cegah radikalisme dan terorisme