Menurut Melvin, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui prioritas pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya.
“Kalau di saya sendiri itu tidak ada persentase angka tertentu (untuk menabung dan lain sebagainya). Karena menurut literatur yang saya baca, memang sebenarnya tidak ada angka persentase tertentu,” kata Melvin kepada ANTARA saat dijumpai di Jakarta Selatan, Kamis.
Melvin mengatakan poin penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana meletakkan presentase pengeluaran sesuai prioritas.
Baca juga: Pentingnya memulai pengelolaan keuangan yang baik sedini mungkin
Lebih lanjut Melvin mengingatkan pentingnya bagi generasi muda untuk memiliki penghasilan tambahan. Dia mengatakan hal ini perlu dikampanyekan bagi kaum muda di era digital, karena tidak hanya bisa menambah pemasukan namun juga dapat menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia.
"Menurutku yang perlu dikampanyekan selain pengeluaran, ada cara lain yang lebih kreatif bagi anak-anak generasi Y dan Z untuk punya penghasilan tambahan lewat ekonomi digital,” tambahnya.
Selain itu Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia Sheldon Chuan juga menyampaikan bahwa anak muda kini penting untuk mengetahui dan memahami tentang financial footprint.
Dengan adanya financial footprint, maka seluruh kegiatan finansial pun dapat terkoneksi dan terlacak oleh sistem. Oleh sebab itu, anak muda pun perlu berhati-hati terlebih jika mengambil pinjaman. Sebab jika memiliki catatan yang buruk, maka hal ini pun dapat berpengaruh untuk masa depan.
“Salah satu tema yang sangat penting juga apalagi untuk anak muda adalah financial footprint. Semua pembayaran, pembiayaan dan lain-lain itu bisa dilacak. Jadi menurut saya mengetahui tentang digital footprint dan financial footprint lumayan penting apalagi untuk anak-anak muda. Itu juga bisa membuat kesehatan keuangan bertumbuh,” jelas Sheldon.
Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ajisatria Suleiman juga menyampaikan hal yang serupa.
“Soal financial footprint ini kalau di Indonesia, dari OJK, maupun asosiasi-asosiasi, itu memiliki database tersebut dan itu terkoneksi. Dan kalau di OJK itu terkoneksi hampir 2000 lembaga keuangan yang bisa melakukan financial footprint tersebut,” timpal Aji.
“Seperti yang Pak Sheldon bilang, itu sangat penting karena ketika kita memiliki kinerja yang bagus, otomatis skor kredit dan financial kita juga semakin naik. Jadi harus hati-hati buat anak muda karena itu semua akan tercatat,” tutupnya.
Baca juga: Bagaimana cara bantu karyawan kurangi stres terkait finansial?
Baca juga: Tips mencapai kebebasan finansial untuk perempuan modern
Baca juga: Tips merdeka secara finansial bagi generasi 'sandwich'