Kalteng targetkan vaksinasi PMK 2023 sasar 50 ribu hewan ternak

id Pmk kalteng, penyakit mulut dan kuku, sapi, kerbau, palangka raya, vaksinasi pmk, tphp kalteng, kalteng, kalimantan teng

Kalteng targetkan vaksinasi PMK 2023 sasar 50 ribu hewan ternak

Dokumentasi - Ternak sapi di Kota Palangka Raya, belum lama ini, (24/6/2022). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2023 ini menyasar 50 ribu ekor ternak yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.

"Kita harapkan dengan vaksinasi ini bisa menguatkan kekebalan agar ternak terhindar dari PMK," kata Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo di Palangka Raya, Senin.

Target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ini sebagai sinergi sekaligus dukungan terhadap upaya pemerintah pusat dalam percepatan capaian vaksinasi PMK.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan vaksin kurang lebih 32 juta dosis yang siap untuk seluruh ternak rentan terhadap PMK, baik dosis pertama, dosis kedua dan booster.

"Saya kira ini sebuah gerakan yang sangat baik. Kita juga berharap dukungan semua pihak untuk bersama-sama melaksanakan gerakan ini sehingga Kalteng bebas dari PMK," katanya.

Baca juga: Pemprov Kalteng bantu UMKM naik kelas melalui sertifikasi halal

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti memaparkan hewan ternak yang menjadi sasaran vaksinasi PMK adalah hewan ruminansia atau pemamah biak, di antaranya seperti sapi, kerbau, hingga kambing.

"Kalteng tahun ini menargetkan 50 ribu ekor, sebab pada 2022 sudah mencapai 54 ribu ekor," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan akan dibentuk juga tim pada masing-masing kabupaten dan kota di Kalteng untuk mengoptimalkan pendataan maupun penandaan.

"Kami juga bersinergi dengan veteriner Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan terkait pelaksanaan kesehatan hewan, kita sangat intensif, jika ada kejadian, langsung kita laporkan," ujarnya.

Selain itu, Sunarti menambahkan hal lain yang juga perlu diwaspadai saat ini adalah masuknya Lumpy Skin Disease (LSD), yakni penyakit pada sapi atau kerbau yang lebih mengerikan, sebab penampakannya seperti kutil atau cacar.

"Kita juga sudah bekerja sama dengan karantina pertanian, sehingga dalam memberikan pertimbangan teknis untuk memasukkan sapi yang berasal dari daerah-daerah endemi penyakit itu kita stop," katanya.

Baca juga: Pemprov Kalteng terus pacu peningkatan jalan lingkungan