Kesulitan dapat BBM subsidi Angsuspel Kotim mengadu ke bupati
Sampit (ANTARA) - Pengurus Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengadu kepada Bupati Halikinnor lantaran anggota mereka kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi untuk beroperasi.
"Anggota kami sudah antre lama pun masih kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Makanya kami sampaikan kepada Pak Bupati agar dibantu solusinya, khususnya agar kami dapat kuota yang mencukupi," kata Ketua Angsuspel Organda Kotawaringin Timur, Witersius Natalis di Sampit, Selasa.
Saat ditemui bupati, pengurus Angsuspel sacara bergantian menyampaikan informasi maupun keluhan. Mereka berharap bupati membantu mencarikan solusi, setidaknya menjembatani menyelesaikan masalah ini.
Dijelaskan, Organda Kotawaringin Timur mendapatkan kuota solar bersubsidi. Angsuspel berharap mendapat jatah kuota yang memadai sesuai kebutuhan agar armada-armada truk milik mereka bisa beroperasi.
Bahan bakar minyak bersubsidi sangat dibutuhkan agar truk bisa dioperasikan melayani angkutan. Sulitnya mendapatkan solar bersubsidi telah berdampak pada usaha angkutan sehingga menimbulkan imbas yang luas.
Baca juga: Masih ditemukan pangan kedaluwarsa di Sampit
Angsuspel juga meminta penyaluran solar bersubsidi oleh Organda setempat dilakukan secara terbuka. Mereka merasa juga berhak atas kuota yang kini di bawah kewenangan Organda tersebut.
"Kita selama ini sebenarnya ada kuota BBM subsidi, tetapi selama ini dimonopoli pihak-pihak lain. Jangan ada oknum yang mengambil kesempatan," harap Witersius
Menanggapi itu, Bupati Halikinnor menyimpulkan bahwa selama ini anggota Angsuspel tidak mendapatkan BBM bersubsidi, padahal selama ini ada kuota yang diberikan pemerintah melalui Pertamina kepada Organda.
Anggota Angsuspel membutuhkan solar bersubsidi agar mereka bisa beroperasi mengangkut material, pupuk, sembako dan lainnya. Perlu kepastian ketersediaan bahan bakar agar bisa beroperasi dengan baik.
"Ini harus melibatkan instansi terkait seperti Pertamina, Hiswana Migas, kepolisian dan lainnya. Untuk itu mereka menyurati secara resmi kepada bupati menyampaikan permasalahan yang ada sehingga bisa menjadi dasar bagi pihaknya mengundang semua instansi terkait membahas masalah tersebut," demikian Halikinnor.
Baca juga: Posko arus mudik di Pelabuhan Sampit dibuka lebih awal
Baca juga: Stok bahan pangan pokok di Kotim aman hingga Lebaran
Baca juga: Kekurangan armada, ribuan pemudik melalui Pelabuhan Sampit terancam tidak terangkut
"Anggota kami sudah antre lama pun masih kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Makanya kami sampaikan kepada Pak Bupati agar dibantu solusinya, khususnya agar kami dapat kuota yang mencukupi," kata Ketua Angsuspel Organda Kotawaringin Timur, Witersius Natalis di Sampit, Selasa.
Saat ditemui bupati, pengurus Angsuspel sacara bergantian menyampaikan informasi maupun keluhan. Mereka berharap bupati membantu mencarikan solusi, setidaknya menjembatani menyelesaikan masalah ini.
Dijelaskan, Organda Kotawaringin Timur mendapatkan kuota solar bersubsidi. Angsuspel berharap mendapat jatah kuota yang memadai sesuai kebutuhan agar armada-armada truk milik mereka bisa beroperasi.
Bahan bakar minyak bersubsidi sangat dibutuhkan agar truk bisa dioperasikan melayani angkutan. Sulitnya mendapatkan solar bersubsidi telah berdampak pada usaha angkutan sehingga menimbulkan imbas yang luas.
Baca juga: Masih ditemukan pangan kedaluwarsa di Sampit
Angsuspel juga meminta penyaluran solar bersubsidi oleh Organda setempat dilakukan secara terbuka. Mereka merasa juga berhak atas kuota yang kini di bawah kewenangan Organda tersebut.
"Kita selama ini sebenarnya ada kuota BBM subsidi, tetapi selama ini dimonopoli pihak-pihak lain. Jangan ada oknum yang mengambil kesempatan," harap Witersius
Menanggapi itu, Bupati Halikinnor menyimpulkan bahwa selama ini anggota Angsuspel tidak mendapatkan BBM bersubsidi, padahal selama ini ada kuota yang diberikan pemerintah melalui Pertamina kepada Organda.
Anggota Angsuspel membutuhkan solar bersubsidi agar mereka bisa beroperasi mengangkut material, pupuk, sembako dan lainnya. Perlu kepastian ketersediaan bahan bakar agar bisa beroperasi dengan baik.
"Ini harus melibatkan instansi terkait seperti Pertamina, Hiswana Migas, kepolisian dan lainnya. Untuk itu mereka menyurati secara resmi kepada bupati menyampaikan permasalahan yang ada sehingga bisa menjadi dasar bagi pihaknya mengundang semua instansi terkait membahas masalah tersebut," demikian Halikinnor.
Baca juga: Posko arus mudik di Pelabuhan Sampit dibuka lebih awal
Baca juga: Stok bahan pangan pokok di Kotim aman hingga Lebaran
Baca juga: Kekurangan armada, ribuan pemudik melalui Pelabuhan Sampit terancam tidak terangkut