Tenun, salah satu wastra khas Indonesia nan elok ini biasanya digunakan pada upacara adat atau acara-acara tertentu. Namun dengan tangan-tangan kreatif desainer lokal yang menyulapnya dalam beragam model, kini banyak orang mengenakannya dalam kegiatan sehari-hari.
Meski begitu, terkadang tidak sedikit pemilik yang belum memahami cara merawat kain tenun, utamanya saat mencucinya. Ini dapat berakibat fatal dan merusak kain atau warnanya.
"Kain tenun asli, apalagi yang diwarnai dengan pewarna alami, akan lebih mudah pudar atau luntur, sehingga perlu merawat dan mencucinya dengan lembut," kata Bai pada peluncuran koleksi tenun ikat "PELESIR"-nya di Jakarta, Senin (29/5).
Baca juga: Kiat mencuci dan merawat sajadah
Bai mengatakan, mencuci kain tenun cukup dilakukan dengan tangan. Sedangkan mesin cuci, kata dia, perlu dihindari agar tidak merusak serat-serat dan benang pada kain. Mencuci dengan tangan juga memungkinkan seseorang untuk mengatur kekuatan dan tekanan gosokan pada kain tenun.
"Lebih baik cuci pakai tangan dan air dingin untuk menjaga warnanya," jelas dia.
Adapun untuk pemilihan pembersih, Bai menyebut kain tenun hanya perlu dicuci dengan sabun yang lebih lembut seperti sabun mandi, sedangkan deterjen masih diperbolehkan, namun hanya dalam takaran yang sangat sedikit.
Sebenarnya, ada satu pembersih atau sabun alami yang ia rekomendasikan untuk mencuci kain tenun maupun batik, yakni buah lerak. Namun bila sulit untuk menemukannya, sabun mandi atau sedikit detergen juga diperbolehkan.
"Rendam dulu kain dengan air dingin agak lama sebelum dicuci, ini membuat kotoran yang menempel akan melunak sebelum dicuci, sehingga mencucinya tidak lagi perlu dengan tenaga besar," ujar Bai.
Baca juga: Kiat mencuci pakaian hinggan linen untuk persiapan Lebaran
Baca juga: Begini cara merawat kaos agar tidak mudah rusak
Baca juga: Haruskah mencuci piyama setelah dipakai semalaman?