Senator Kalteng beri catatan terkait pidato kenegaraan Jokowi
Palangka Raya (ANTARA) - Senator asal Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang mengaku mengapresiasi sekaligus memberikan catatan terhadap pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, pada saat sidang tahunan MPR RI di Jakarta.
Catatan yang perlu diperhatikan sekarang ini adalah bagaimana hilirisasi sumber daya alam (SDA) dapat dilakukan untuk berbagai komoditas, kata Teras Narang usai menghadiri sidang tahun MPR RI melalui pesan singkat diterima di Palangka Raya, Rabu.
"Misalnya saja komoditas sawit dan perikanan yang ada di Kalteng. Komoditas itu perlu dilakukan hilirisasi. Jadi, kehadiran komoditas itu dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat," ucapnya.
Selain itu, lanjut Anggota DPD RI ini, hilirisasi pun dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang-peluang pengembangan ekonomi baru lainnya.
"Jadi, bukan hanya menguntungkan pihak asing semata, melainkan juga bagi putra-putri bangsa Indonesia, terkhusus di Kalteng," kata Teras Narang.
Baca juga: Mahasiswa di Kalteng diminta memperluas pandangan terkait isu lingkungan
Mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu sependapat dan mendukung pidato Presiden RI Jokowi terkait aspek keberlanjutan kepemimpinan. Apalagi penekanan pidato itu bagaimana menjaga kesinambungan pembangunan. Sebab, kepemimpinan perlu memperhatikan aspek keberlanjutan atau ketidakterputusan program, khususnya yang berdampak langsung pada masyarakat.
Dia mengatakan, poin pidato kenegaraan Jokowi itu pada dasarnya bagaimana bonus demografi akan mencapai puncak pada tahun 2030-an mendatang. Situasi di mana 68 persen penduduk Indonesia berusia produktif, sehingga berpotensi memberi kita peluang besar menuju Indonesia Emas 2045.
"Tentu saja untuk mencapai masa gemilang tersebut, memerlukan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Dan, benar kata Jokowi, harus dimulai dari program pencegahan stunting," kata Teras Narang.
Dikatakan, Pemerintah Indonesia saat ini berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen pada 2022, dan menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 pada 2022, serta menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 pada 2022, termasuk persiapan anggaran perlindungan sosial juga telah disiapkan sebesar total Rp 3.212 T sejak tahun 2015 hingga 2023.
"Tetapi perlu dipahami, selain aspek keunggulan SDM, pengembangan sektor ekonomi, termasuk lewat hilirisasi SDA juga jadi penting. Terlebih dalam membuka lapangan kerja baru sebanyak mungkin dan memberi nilai tambah bagi bangsa dan negara," demikian teras Narang.
Baca juga: Teras Narang ajak generasi muda cerdas dalam memilih calon
Baca juga: Misi pelestarian orang utan perlu ada terobosan, kata Teras Narang
Baca juga: Perjuangkan kuota putra lokal di FK UPR, Teras Narang usul bentuk Forum Peduli Pendidikan
Catatan yang perlu diperhatikan sekarang ini adalah bagaimana hilirisasi sumber daya alam (SDA) dapat dilakukan untuk berbagai komoditas, kata Teras Narang usai menghadiri sidang tahun MPR RI melalui pesan singkat diterima di Palangka Raya, Rabu.
"Misalnya saja komoditas sawit dan perikanan yang ada di Kalteng. Komoditas itu perlu dilakukan hilirisasi. Jadi, kehadiran komoditas itu dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat," ucapnya.
Selain itu, lanjut Anggota DPD RI ini, hilirisasi pun dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang-peluang pengembangan ekonomi baru lainnya.
"Jadi, bukan hanya menguntungkan pihak asing semata, melainkan juga bagi putra-putri bangsa Indonesia, terkhusus di Kalteng," kata Teras Narang.
Baca juga: Mahasiswa di Kalteng diminta memperluas pandangan terkait isu lingkungan
Mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu sependapat dan mendukung pidato Presiden RI Jokowi terkait aspek keberlanjutan kepemimpinan. Apalagi penekanan pidato itu bagaimana menjaga kesinambungan pembangunan. Sebab, kepemimpinan perlu memperhatikan aspek keberlanjutan atau ketidakterputusan program, khususnya yang berdampak langsung pada masyarakat.
Dia mengatakan, poin pidato kenegaraan Jokowi itu pada dasarnya bagaimana bonus demografi akan mencapai puncak pada tahun 2030-an mendatang. Situasi di mana 68 persen penduduk Indonesia berusia produktif, sehingga berpotensi memberi kita peluang besar menuju Indonesia Emas 2045.
"Tentu saja untuk mencapai masa gemilang tersebut, memerlukan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Dan, benar kata Jokowi, harus dimulai dari program pencegahan stunting," kata Teras Narang.
Dikatakan, Pemerintah Indonesia saat ini berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen pada 2022, dan menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 pada 2022, serta menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 pada 2022, termasuk persiapan anggaran perlindungan sosial juga telah disiapkan sebesar total Rp 3.212 T sejak tahun 2015 hingga 2023.
"Tetapi perlu dipahami, selain aspek keunggulan SDM, pengembangan sektor ekonomi, termasuk lewat hilirisasi SDA juga jadi penting. Terlebih dalam membuka lapangan kerja baru sebanyak mungkin dan memberi nilai tambah bagi bangsa dan negara," demikian teras Narang.
Baca juga: Teras Narang ajak generasi muda cerdas dalam memilih calon
Baca juga: Misi pelestarian orang utan perlu ada terobosan, kata Teras Narang
Baca juga: Perjuangkan kuota putra lokal di FK UPR, Teras Narang usul bentuk Forum Peduli Pendidikan