Penataan permukiman bantaran Sungai Arut utamakan kearifan lokal
Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah akan menata permukiman penduduk yang ada di bantaran Sungai Arut dengan tujuan pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh.
"Yang mana penataannya tetap mengutamakan kearifan lokal, karena hal tersebut merupakan keunikan untuk menarik perhatian wisatawan," kata Penjabat Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa di Pangkalan Bun, Selasa.
Budi mengungkapkan, dengan adanya Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, pihaknya akan melakukan penataan ulang di permukiman sepanjang Sungai Arut.
"Sebenarnya bukan kumuh hanya belum tertata saja, kita punya kekuatan hukum untuk menata kembali kawasan di bantaran Sungai Arut tersebut," ucapnya.
Budi menyampaikan, penataan ulang permukiman bantaran Sungai Arut, tetap harus mengedepankan kearifan lokal. Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah daerah dalam mengedepankan kepentingan masyarakat setempat.
Baca juga: Langgar lalu lintas, Polres Kobar amankan 47 kendaraan roda dua
"Hal itu dikarenakan jalan di sepanjang bantaran Sungai Arut ini terbuat dari bahan kayu ulin. Ini tentu sangat unik dan memiliki nilai estetika yang sangat tinggi," ucapnya.
Dalam penataan ulang permukiman tersebut, Budi menegaskan kepada organisasi perangkat daerah terkait, untuk segera memperbaiki jalan yang terbuat dari kayu ulin di sepanjang bantaran Sungai Arut. Apalagi saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan bagi masyarakat yang melintas.
"Beberapa waktu lalu saya meninjau langsung ke pemukiman bantaran Sungai Arut, yang sangat memprihatinkan kondisi jembatan sepanjang bantaran sungai itu sudah banyak yang rusak, dan masyarakat melintas menggunakan jembatan itu, sehingga ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah," ungkapnya
Budi menambahkan, bahwa penataan permukiman bantaran Sungai Arut ini juga merupakan sebagai dukungan kawasan menjadi destinasi wisata.
"Dengan adanya water front city itu maka harus di imbangi kawasan pemukiman yang baik," demikian Budi.
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan PAD melalui pajak dan retribusi daerah
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan pemanfaatan Sirutilahu dan Smart-BMD
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar minta kepala desa beri perhatian serius permasalahan stunting
"Yang mana penataannya tetap mengutamakan kearifan lokal, karena hal tersebut merupakan keunikan untuk menarik perhatian wisatawan," kata Penjabat Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa di Pangkalan Bun, Selasa.
Budi mengungkapkan, dengan adanya Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, pihaknya akan melakukan penataan ulang di permukiman sepanjang Sungai Arut.
"Sebenarnya bukan kumuh hanya belum tertata saja, kita punya kekuatan hukum untuk menata kembali kawasan di bantaran Sungai Arut tersebut," ucapnya.
Budi menyampaikan, penataan ulang permukiman bantaran Sungai Arut, tetap harus mengedepankan kearifan lokal. Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah daerah dalam mengedepankan kepentingan masyarakat setempat.
Baca juga: Langgar lalu lintas, Polres Kobar amankan 47 kendaraan roda dua
"Hal itu dikarenakan jalan di sepanjang bantaran Sungai Arut ini terbuat dari bahan kayu ulin. Ini tentu sangat unik dan memiliki nilai estetika yang sangat tinggi," ucapnya.
Dalam penataan ulang permukiman tersebut, Budi menegaskan kepada organisasi perangkat daerah terkait, untuk segera memperbaiki jalan yang terbuat dari kayu ulin di sepanjang bantaran Sungai Arut. Apalagi saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan bagi masyarakat yang melintas.
"Beberapa waktu lalu saya meninjau langsung ke pemukiman bantaran Sungai Arut, yang sangat memprihatinkan kondisi jembatan sepanjang bantaran sungai itu sudah banyak yang rusak, dan masyarakat melintas menggunakan jembatan itu, sehingga ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah," ungkapnya
Budi menambahkan, bahwa penataan permukiman bantaran Sungai Arut ini juga merupakan sebagai dukungan kawasan menjadi destinasi wisata.
"Dengan adanya water front city itu maka harus di imbangi kawasan pemukiman yang baik," demikian Budi.
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan PAD melalui pajak dan retribusi daerah
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan pemanfaatan Sirutilahu dan Smart-BMD
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar minta kepala desa beri perhatian serius permasalahan stunting