The Daddies kalah agresif di Kumamoto Masters

id Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ,ganda putra,indonesia,kalah,Kumamoto Masters ,jepang

The Daddies kalah agresif di Kumamoto Masters

Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dikalahkan pasangan wakil tuan rumah Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura dengan skor 16-21, 14-21 pada babak 32 besar Kumamoto Masters 2023 di Jepang, Selasa. (ANTARA/HO-PP PBSI)

Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengaku tampil kurang agresif saat berlaga pada babak 32 besar Kumamoto Masters 2023 sehingga harus mengalami kekalahan 16-21, 14-21 dari Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura, Selasa.


"Pola permainan yang kami kembangkan tidak keluar sama sekali. Tipe permainan kami sejatinya tidak full defend. Seharusnya kami juga lebih berani keluar menyerang. Kami tadi seharusnya lebih berani capek, lebih sabar, dan mengadu pukulan," kata Hendra dalam informasi resmi PP PBSI di Jakarta.

Pasangan berjuluk The Daddies itu hanya mampu bertahan 34 menit saat menghadapi pasangan wakil tuan rumah tersebut. Bisa dipastikan bahwa hasil itu pun tidak sesuai harapan mereka.

Pada awal pertandingan, Hendra/Ahsan bermain dengan lebih tenang dan tidak terlalu banyak menyajikan tekanan kepada Mitsuhashi/Okamura.

Mereka menduga strategi tersebut dapat meredam strategi lawan yang cenderung bermain menyerang sejak awal. Namun sayangnya pertahanan Hendra/Ahsan belum konsisten sehingga terus tertekan.

"Permainan kami hari ini bisa dibilang lambat start. Mungkin kami terlalu bermain bertahan. Kalau diserang terus, defend kita pasti juga tidak akan kuat," Hendra memaparkan.

Selain itu, ganda putra peringkat ke-9 dunia itu juga banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga semakin memperkeruh usaha mereka untuk mengejar ketertinggalan.

"Hasil akhir memang tidak seperti yang diharapkan. Kami akui, kami kalah cepat. Juga banyak mati sendiri. Defend kami juga tidak solid. Cuma asal balik saja dan gampang mati," kata Ahsan menambahkan.

Menurut The Daddies, permainan Mitsuhashi/Okamura sangat baik karena punya intensitas serangan yang cukup rapat. Faktor tenaga menjadi kelebihan duo Jepang tersebut sehingga bisa terus memberikan tekanan.

"Permainan lawan, harus diakui tak gampang mati. Kami serang, tak tembus-tembus. Sebaliknya, saat diserang, kami malah banyak mati. Pengembaliannya kurang baik," pungkas Ahsan.