Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyiapkan kawasan konservasi untuk menampung satwa liar yang dilindungi Undang-Undang (UU), baik hasil evakuasi di wilayah setempat maupun luar daerah.
“Selama ini kalau ada orang utan dievakuasi di Kotim selalu dibawa ke luar daerah, kenapa tidak kita buat tempatnya? Maka dari itu, dalam RKPD 2025 kami masukkan rencana taman satwa sekaligus untuk wisata baru di Kotim,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kotim Ramadansyah di Sampit, Minggu.
Kawasan konservasi yang dimaksud tidak lain adalah Pulau Hanibung yang masuk wilayah hulu Desa Camba, Kecamatan Kota Besi. Bupati Kotim Halikinnor mewacanakan kawasan berbentuk pulau kecil di sungai ini menjadi objek wisata taman satwa.
Kawasan konservasi untuk menampung satwa liar yang dilindungi undang-undang ini sekaligus menjawab aspirasi masyarakat yang selama ini menyayangkan ketika dilakukan evakuasi satwa langka atau dilindungi di Kotim selalu dibawa ke luar daerah, seperti Suaka Margasatwa Lamandau atau Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP).
Ramadansyah menceritakan, rencana taman satwa ini bermula dari keinginan bupati untuk membuat wisata memancing buaya. Ia yang kala itu baru ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala Bapperida kemudian memberikan usulan lokasi yang cocok, yakni Pulau Hanibung.
“Kebetulan saya punya hobi berpetualang dan Pulau Hanibung ini salah satu tempat yang sering saya datangi. Di sana terdapat aneka satwa, bahkan burung khas Kalteng yang sudah langka, Rangkong. Saya sampaikan ini ke bupati dan beliau setuju,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kotim ini melanjutkan, pada Januari 2024 lalu Bupati Kotim bersama sejumlah pejabat daerah telah melakukan survei ke Pulau Hanibung.
Setelah melihat potensi yang dimiliki Pulau Hanibung, pemerintah daerah pun mengembangkan rencana yang semula untuk tempat wisata memancing buaya menjadi taman satwa.
Baca juga: BKPSDM Kotim sebut 400 lebih pegawai mendapat kenaikan pangkat
Pulau Hanibung yang membutuhkan waktu tempuh kurang lebih dua jam dari Dermaga Habaring Hurung tersebut memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati pemandangan dan aktivitas masyarakat di sepanjang bantaran sungai yang dilalui.
Pulau seluas 260 hektare yang masih alami ini terdapat banyak flora dan fauna khas Kalimantan, seperti pohon ulin, pohon galam, orang utan, bekantan, lutung hitam, monyet ekor panjang, ikan hiu Kalimantan, ikan parang-parang dan banyak lagi, sehingga dinilai cocok untuk dijadikan objek wisata taman satwa.
Rencana Pemkab Kotim ini mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng hingga Orangutan Foundation International (OFI).
Bahkan BKSDA Kalteng mengapresiasi Pemkab Kotim yang berinisiatif membuat kawasan konservasi dengan tema taman satwa, karena hal seperti ini jarang dilakukan daerah lain.
“Alhamdulillah, kita mendapat respons baik dari BKSDA Kalteng. 31 Mei kemarin, BKSDA bersama OFI melakukan survei KeHati (Kekayaan Hayati) di Pulau Hanibung sekaligus untuk mengukur cocok atau tidak kalau dijadikan taman satwa,” bebernya.
Ramadansyah menyebutkan, hasil survei Tim KeHati mencatat bahwa Pulau Hanibung memiliki sumber pakan yang cukup untuk makhluk hidup di dalamnya, terdapat beragam satwa dan potensi lainnya yang semakin mendukung rencana pembuatan taman satwa.
Pihaknya pun semakin giat menyosialisasikan rencana pembuatan taman satwa di Pulau Hanibung ke masyarakat, salah satunya dengan mengangkat tema Konservasi Pulau Hanibung, pada stan Bapperida Kotim di acara Sampit Expo 2024.
Ia berharap masyarakat turut memberikan dukungan terhadap rencana pembuatan taman wisata di Pulau Hanibung. Sebab, hal ini juga bagian dari misi pemerintah daerah dalam pelestarian lingkungan.
Baca juga: Sekda sebut Sampit Expo 2024 dukung kemajuan perekonomian
Baca juga: Pemkab Kotim berduka kehilangan kepala desa berprestasi
Baca juga: Disdik Kotim siapkan inovasi untuk sukseskan Transisi PAUD-SD