Benarkah kesehatan mental terkait erat dengan kesehatan fisik?

id Kesehatan mental ,kesehatan fisik

Benarkah kesehatan mental terkait erat dengan kesehatan fisik?

Ilustrasi - Depresi yang menyebabkan bunuh diri. (ANTARA/Pexels/aa.)

Jakarta (ANTARA) -
Masalah kesehatan mental sering dikaitkan dengan peristiwa traumatis atau faktor interpersonal dan lingkungan yang merugikan. Namun, sebuah studi terobosan menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental juga mungkin terkait erat dengan kesehatan fisik.

Dikutip dari The Hindustan Times, Selasa (20/8), studi baru dari University of Melbourne, University College London, dan University of Cambridge menemukan hubungan mengejutkan antara kesehatan fisik, terutama organ vital seperti hati dan jantung, dengan kesejahteraan mental. Kesehatan organ yang buruk memperburuk kesehatan mental dan menyebabkan gangguan psikologis.

Studi ini mengungkap bagaimana kondisi fisik yang buruk, terutama pada hati, jantung, dan sistem kekebalan tubuh, dapat meningkatkan gejala depresi.

Baca juga: Kenali perbedaan 'baby blues' dengan depresi seusai melahirkan

Korelasi antara kesehatan fisik dan mental ini disebabkan oleh perubahan struktural di otak. Struktur otak menjadi penyebab laten dari memburuknya kondisi kesehatan mental.

Orang dengan penurunan kesehatan secara keseluruhan dan melemahnya fungsi organ dapat mengalami perubahan anatomi otak. Perubahan struktural di otak ini meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan ketidakstabilan emosional (neurotisisme). Temuan ini menantang pandangan tradisional bahwa kesehatan mental murni bersifat psikologis.

Para peneliti menyerukan pendekatan yang lebih holistik dalam pengobatan kesehatan mental yang mengintegrasikan kesehatan mental dan fisik. Kebanyakan pengobatan kesehatan mental hanya berfokus pada pikiran, dan mengabaikan potensi pengaruh kesehatan fisik.

Baca juga: Peneliti temukan kaitan kesehatan mental dengan konsumsi keju

Kesehatan fisik secara inheren terhubung dengan kesehatan mental. Masalah metabolisme seperti resistensi insulin, peradangan, dan ketidakseimbangan mikrobioma usus dapat berdampak serius pada fungsi otak dan berkontribusi pada perkembangan gangguan psikiatri. Psikiatri metabolik, sebuah subspesialisasi yang baru muncul, kini mempelajari masalah kesehatan mental dengan memahami kesehatan metabolisme.

Studi ini mendesak perlunya pengobatan yang komprehensif, dengan mempertimbangkan tubuh secara keseluruhan dan tidak memisahkan kesehatan mental dari kesehatan fisik. Penting untuk memperhatikan pilihan gaya hidup seperti tidur, diet, olahraga, dan penggunaan zat karena semuanya berperan mendasar dalam kesehatan metabolik, yang pada akhirnya dapat memengaruhi timbulnya gangguan psikiatri.

Baca juga: Awas! Gangguan mental bisa menyebar di antara kelompok sosial remaja

Baca juga: Ini manfaat membereskan barang bagi kesehatan mental

Baca juga: Penjelasan dokter terkait tahapan gejala gangguan mental