Sampit (ANTARA) - Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggugah kepedulian masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan.
"Menjaga kebersihan lingkungan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran masyarakat. Apalagi, ini juga manfaatnya untuk kita semua, khususnya masyarakat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Timur, Marjuki di Sampit, Jumat.
Dengan mengusung tema "Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih", kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap kebersihan lingkungan melalui aksi gotong royong serta pengelolaan sampah yang lebih baik.
Peringatan HPSN 2025 di Kotawaringin Timur diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya kerja bakti membersihkan lingkungan. Pegawai seluruh organisasi perangkat daerah dikerahkan untuk membersihkan lingkungan, khususnya di lingkungan kantor masing-masing.
Kegiatan ini juga melibatkan pihak lain seperti satuan pendidikan, instansi vertikal, kelompok masyarakat dan lainnya. Ini menjadi momentum untuk menggelorakan kembali semangat bersama dalam menjaga dan membersihkan lingkungan.
Kepedulian masyarakat sangat penting dalam menjaga kebersihan lingkungan. Upaya nyata yang perlu dilakukan misalnya dengan membuang sampah pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan sehingga memudahkan petugas dalam mengangkut sampah ke tempat pemprosesan sampah akhir.
Baca juga: Halikinnor-Irawati tetap optimistis Kotim semakin maju
"Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya itu sangat banyak, sementara armada pengangkutan sampah kita terbatas. Dengan masyarakat tertib dalam membuang sampah, itu sudah sangat membantu," ujar Marjuki yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur.
Marjuki menjelaskan, sampah rumah tangga yang dihasilkan warga di Kota Sampit yang terdiri dua kecamatan yakni Mentawa Baru Ketapang dan Baamang ini dalam sehari bisa mencapai 140 ton. Jumlah ini sudah melampaui kemampuan pengangkutan oleh petugas yang hanya sekitar 83 ton dalam sehari sehingga sampah sering menumpuk.
Pemerintah daerah sedang mengupayakan penambahan personel, armada dan anggaran operasional. Sementara itu, petugas yang ada di delapan depo sampah di Sampit, dimaksimalkan dalam mengangkut sampah yang ada.
Untuk jangka panjang, kata Marjuki, sudah saatnya dilakukan pemilahan sampah. Sampah yang masih bernilai ekonomis bisa dipisahkan dan dimanfaatkan, sehingga sisa sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir bisa berkurang.
"Pemilahan sampah juga untuk memanfaatkan kembali sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi, misalnya untuk dicacah dan dijual, maupun dibuat menjadi kerajinan seperti ancaman, perabot rumah tangga, batako dan lainnya," ujar Marjuki.
Selain kerja bakti, Pemkab Kotim juga terus berkomitmen dalam pengelolaan sampah dengan meningkatkan pengawasan di depo-depo sampah. Terlihat, sampah-sampah kini tersortir dengan lebih baik sebagai langkah awal dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Baca juga: Diskominfo Kotim apresiasi pendampingan keamanan informasi dari BSSN
Baca juga: DPMD Kotim berikan pendampingan perluasan Desa Antikorupsi
Baca juga: Disdik Kotim limpahkan kasus kepsek bolos kerja ke BKPSDM