DLU berharap muat penumpang dan barang tetap di Pelabuhan Sampit

id Pelabuhan Sampit, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, dlu, Dharma Lautan Utama, hendrik sugiharto, pelabuhan sampit, pelabuhan bagendang, eko

DLU berharap muat penumpang dan barang tetap di Pelabuhan Sampit

PT Dharma Lautan Utama beroperasi di Pelabuhan Sampit melayani masyarakat sejak 1999 hingga sekarang. Perusahaan ini berharap tetap bisa melakukan aktivitas bongkar muat barang dan penumpang di Pelabuhan Sampit demi efektivitas bagi masyarakat. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Perusahaan pelayaran PT Dharma Lautan Utama (DLU) berharap kapal mereka bisa tetap melakukan bongkar muat penumpang dan barang di Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Kami berharap pemerintah daerah mengkaji ulang rencana memindah kegiatan bongkar muat barang ke Pelabuhan Bagendang. DLU berharap kegiatan muat penumpang dan barang tetap di Sampit," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Kamis.

Harapan ini disampaikan Hendrik menanggapi rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memusatkan semua aktivitas bongkar muat barang ke Pelabuhan Bagendang, paling lambat 2027 nanti.

PT DLU menanggapi rencana ini karena kapal yang mereka gunakan jenis kapal RoRo (roll-on/roll-off) yang mengangkut penumpang, sekaligus mengangkut kendaraan pribadi maupun kendaraan muatan barang.

Jika kebijakan ini diberlakukan, maka akan berpengaruh terhadap aktivitas kapal-kapal milik PT DLU yang selama ini melayani di Pelabuhan Sampit. Kapal-kapal tersebut harus dua kali bongkar yakni membongkar kendaraan atau barang di Pelabuhan Bagendang dan menurunkan penumpang di Pelabuhan Sampit.

Hendrik mengaku sudah menyampaikan masalah ini kepada pimpinannya di kantor pusat di Surabaya. Masalah ini pun menjadi perhatian karena akan berdampak terhadap operasional kapal milik PT DLU yang melayani di Sampit.

Sebelumnya, pemerintah daerah menyampaikan sejumlah alasan terkait wacana pemindahan aktivitas bongkar muat kapal barang ke Pelabuhan Bagendang, di antaranya perbaikan wajah Kota Sampit. Relokasi bertujuan untuk mengurangi beban lalu lintas truk besar yang melewati pusat kota, sehingga wajah kota dapat lebih rapi dan tertata.

Alasan lainnya adalah peningkatan efisiensi. Dengan relokasi, diharapkan aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan dapat lebih efisien dan teratur.

Relokasi dermaga khusus barang ke Bagendang terus dibahas. Pemerintah memberi waktu kepada Pelindo untuk menyelesaikan pemindahan hingga tahun 2026.

Baca juga: Pemkab Kotim kembangkan Dermaga Pelangsian untuk tingkatkan PAD


Pemerintah daerah berharap relokasi dapat meningkatkan kualitas hidup warga Kota Sampit dengan mengurangi gangguan dari lalu lintas truk besar. Selain itu, peningkatan efisiensi dan aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan baru.

Namun bagi PT DLU, kata Hendrik, pihaknya sudah menyampaikan bahwa kapal DLU tidak mungkin dalam operasionalnya harus melakukan dua kali kegiatan. Selain kapal penumpang, kapal DLU juga membawa barang yang menjadi satu kesatuan bidang usaha .

Secara teknis tidak memungkinkan bagi kapal milik DLU menyesuaikan untuk sandar di Pelabuhan Bagendang membongkar muat kendaraan atau barang, kemudian sandar di Pelabuhan Sampit untuk turun naik penumpang.

Hendrik menjelaskan, Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bagendang termasuk pelabuhan dengan case alur sungai atau ada kendala pada alur sungai, yakni pendangkalan di beberapa titik. Untuk itu, kegiatan keluar masuk kapal harus benar benar menghitung kondisi pasang surut agar tidak kandas.

Jarak antara Pelabuhan Bagendang menuju Pelabuhan Sampit sekitar 10 mill atau 45 menit pelayaran. Jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan, diharapkan agar lebih dikaji ulang karena jelas tidak mungkin DLU melakukan kegiatan dua kali operasional dan olah gerak kapal karena dari sisi perizinan gerak juga akan kesulitan.

Hendrik berharap masukan dari PT DLU menjadi pertimbangan pemerintah daerah. Selama ini DLU sudah turut membantu perkembangan perekonomian Sampit sejak berdiri yaitu tahun 1999 hingga sekarang.

Pihaknya juga sudah menyampaikan bahwa ketika kapal DLU masuk ke pelabuhan Sampit, masyarakat langsung bisa merasakan manfaatnya yakni harga barang lebih murah karena tidak memerlukan lagi biaya estafet bongkar karena lebih dekat dengan pasar.

"Tapi bila di Bagendang, harga pokok dipastikan justru akan mengalami kenaikan karena harus estafet bongkar barang di luar kota dengan biaya angkutan dan buruh bongkar serta harga di pasar lebih mahal," ujar Hendrik.

PT DLU berharap tetap diizinkan melakukan aktivitas bongkar muat barang dan penumpang di Pelabuhan Sampit. PT DLU juga berharap bisa dilibatkan sumbang saran dan pendapat terkait masalah ini.

Baca juga: Bukan hanya tempat berjualan, Swalayan UMKM Sampit berikan pembinaan dan edukasi

Baca juga: Kadisdik Kotim dapat penghargaan dari UMPR

Baca juga: Gerakan menanam padi serentak Kotim dukung program strategis pusat


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.