Palangka Raya (ANTARA) - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah Isnaeni Marhani MPs menekankan pentingnya peran guru dalam memahami keragaman peserta didik, dan kemampuan melakukan deteksi dini terhadap kondisi khusus anak.
Penekanan itu disampaikan Isnaeni usai saat menjadi narasumber pelatihan Penguatan Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, di Aula Utama Kampus 1 UMPR, kemarin.
"Guru diharapkan mampu melakukan deteksi sederhana dan merekomendasikan kepada orang tua, kapan waktu yang tepat untuk membawa anak berkonsultasi ke dokter atau psikolog," ucapnya.
Adapun dalam pelatihan itu, Isnaeni selaku psikologi ini pun membawakan materi berjudul 'Pendidikan Inklusif: Pengembangan Kapasitas Guru dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah'. Dia juga berbagi wawasan, pengalaman sekaligus memperkenalkan lima model kurikulum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid ABK.
"Kelima model itu berupa model eskalasi, duplikasi, modifikasi, substitusi, dan omisi. Jika ini diterapkan, maka para guru akan lebih optimal dalam melakukan pendampingan kepada anak berkebutuhan khusus," tandas Isnaeni.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Aprae Vico Ranan SH MH saat membuka pelatihan yang diikuti 126 guru SD se-Kota, mengapresiasi semangat dan konsistensi dukungan UMPR terhadap program pendidikan inklusif di daerah setempat.
Dia mengatakan tahun lalu Dinas Pendidikan Palangka Raya juga telah bekerja sama dengan UMPR mengadakan pelatihan bagi guru pendamping ABK melalui program vokasi.
"Kegiatan seperti ini tentunya sangat bermanfaat dalam membekali SDM guru, sehingga lebih siap menangani murid ABK. Semoga di tahun depan, program ini bisa berlanjut kembali," singkat Aprae.
Baca juga: Cegah perundungan sejak dini, UMPR bimbing Guru SDN 6 Langkai literasi hukum
Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Palangka Raya Era Wahyuningsih, SSi, yang turut hadir dalam pelatihan itu mengaku, pihaknya telah lama mendirikan Pusat Layanan Autis (PLA) Palangka Raya yang memberikan layanan gratis bagi anak berkebutuhan khusus.
"Tahun ini PLA akan bertransformasi menjadi Unit Layanan Disabilitas (ULD) dan memperluas layanan kepada berbagai jenis ABK. Ke depannya berbagai jenis kebutuhan khusus dapat diberikan penanganan di ULD ini," demikian Era.
Melalui kegiatan ini, UMPR kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pendidikan inklusif, serta memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan bagi semua anak.
Baca juga: Gelar yudisium, lulusan FBI UMPR diingatkan pentingnya attitude
Baca juga: Mahasiswa UMPR bawa budaya Kalteng tampil di World Expo Osaka 2025
Baca juga: Buka peluang beasiswa bagi dosen dan alumi, FBI UMPR jajaki kerja sama ke UGM
