Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Tahukah Anda penyakit apa saja penyakit penyebab tuli? Simak di bawah ini.
1. Otosclerosis
Otosclerosis adalah kondisi pertumbuhan tulang telinga yang tidak normal. Otosclerosis merupakan penyakit penyebab tuli yang paling umum terjadi.
Pertumbuhan tulang telinga bagian dalam yang tidak normal ini akan mengganggu proses penangkapan suara sehinggaa gelombang suara tidak bisa ditangkap dengan baik oleh telinga.
Salah satu gejala dalam otosclerosis adalah kepala terasa pusing, telinga terasa berdenging di salah satu telinga atau keduanya, dan secara bertahap pendengaran berkurang hingga bisa menghilang seutuhnya.
2. Penyakit Meniere
Meniere adalah penyakit telinga yang mengganggu aliran cairan telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam ini adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur pendengaran dan keseimbangan.
Kondisi Meniere ini akan menimbulkan vertigo dan sensasi kliyengan. Penyakit ini juga bisa berujung pada hilangnya kemampuan mendengar.
Kemampuan pendengaran yang menghilang ini disebabkan penumpukan cairan yang sangat berlebihan di telinga bagian labirin. Alhasil, terdapat gangguan keseimbangan di dalamnya dan gelombang suara tidak bisa ditangkap. Dilansir dalam laman Healthline, penyakit ini seringnya mengganggu salah satu sisi telinga.
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui. Namun, para ilmuwan percaya bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan cairan dalam tabung telinga bagian dalam. Selain itu, diduga juga akibat terjadinya penyakit autoimun.
3. Neuroma akustik
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang memengaruhi saraf yang menghubungkan telinga dengan dengan otak. Penyakit ini termasuk kondisi yang langka. Pertumbuhan tumor ini akan terjadi dalam waktu yang sangat lambat bisa selama bertahun-tahun yang seringnya tidak disadari.
Semakin besar tumor ini, maka akan menimbulkan masalah, salah satunya tumbuh menjepit saraf kranial yang berkaitan dengan saraf pendengaran. Maka itu, penyakit ini bisa jadi penyebab tuli atau hilangnya pendengaran.
Gejala kondisi ini biasanya kehilangan pendengaran, salah satu telinga terasa penuh, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, serta wajah mati rasa atau kesemutan.
4. Campak Jerman
Campak Jerman disebabkan oleh virus rubella yang bisa mengganggu pertumbuhan janin. Virus ini menyerang janin yang sedang tubuh berkembang. Ada berbagai kelainan yang bisa timbul akibat serangan virus rubella, salah satunya yakni menyerang saraf pendengaran. Dengan begitu, bayi bisa terlahir dalam keadaan tuli.
Gejala terjadinya penyakit campak Jerman ini sebenarnya tidak terlalu mencolok. Namun ada beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan seperti timbulnya ruam merah muda, demam, sendi terasa sakit, pembengkakan kelenjar saat hamil. Maka itu, ibu hamil harus sangat berhati-hati dengan kondisi ini.
5. Presbikusis
Presbikusis adalah gangguan telinga yang memengaruhi telinga bagian dalam dan juga tengah. Presbikusis disebabkan oleh terjadinya perubahan pasokan aliran darah ke telinga, sehingga ini menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.
Gangguan sensorineural terjadi akibat kerusakan pada organ pendengaran atau saraf pendengaran. Penurunan pendengaran yang terjadi kerap dikaitan dengan usia. Sekitar 30-35 persen penurunan pendengaran terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, sedangkan 40-45 persen terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
6. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang terjadi terutama pada anak-anak. Penyakit ini menyebabkan kelenjar ludah menjadi meradang, sehingga pipi atau rahang bengkak. Selain pipi bengkak, biasanya diiringi dengan demam, sakit kepala.
Virus gondong ini jika tidak ditangani dengan baik juga bisa membahayakan. Virus gondong bisa merusak koklea (rumah siput) atau bagian rumah siput di telinga bagian dalam. Bagian telinga inilah yang berisi sel-sel rambut yang mengubah getaran suara menjadi impuls saraf yang akan dibaca otak sebagai suara. Meskipun gondong bisa menyebabkan ketulian, kasus ini tidak banyak terjadi.
1. Otosclerosis
Otosclerosis adalah kondisi pertumbuhan tulang telinga yang tidak normal. Otosclerosis merupakan penyakit penyebab tuli yang paling umum terjadi.
Pertumbuhan tulang telinga bagian dalam yang tidak normal ini akan mengganggu proses penangkapan suara sehinggaa gelombang suara tidak bisa ditangkap dengan baik oleh telinga.
Salah satu gejala dalam otosclerosis adalah kepala terasa pusing, telinga terasa berdenging di salah satu telinga atau keduanya, dan secara bertahap pendengaran berkurang hingga bisa menghilang seutuhnya.
2. Penyakit Meniere
Meniere adalah penyakit telinga yang mengganggu aliran cairan telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam ini adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur pendengaran dan keseimbangan.
Kondisi Meniere ini akan menimbulkan vertigo dan sensasi kliyengan. Penyakit ini juga bisa berujung pada hilangnya kemampuan mendengar.
Kemampuan pendengaran yang menghilang ini disebabkan penumpukan cairan yang sangat berlebihan di telinga bagian labirin. Alhasil, terdapat gangguan keseimbangan di dalamnya dan gelombang suara tidak bisa ditangkap. Dilansir dalam laman Healthline, penyakit ini seringnya mengganggu salah satu sisi telinga.
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui. Namun, para ilmuwan percaya bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan cairan dalam tabung telinga bagian dalam. Selain itu, diduga juga akibat terjadinya penyakit autoimun.
3. Neuroma akustik
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang memengaruhi saraf yang menghubungkan telinga dengan dengan otak. Penyakit ini termasuk kondisi yang langka. Pertumbuhan tumor ini akan terjadi dalam waktu yang sangat lambat bisa selama bertahun-tahun yang seringnya tidak disadari.
Semakin besar tumor ini, maka akan menimbulkan masalah, salah satunya tumbuh menjepit saraf kranial yang berkaitan dengan saraf pendengaran. Maka itu, penyakit ini bisa jadi penyebab tuli atau hilangnya pendengaran.
Gejala kondisi ini biasanya kehilangan pendengaran, salah satu telinga terasa penuh, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, serta wajah mati rasa atau kesemutan.
4. Campak Jerman
Campak Jerman disebabkan oleh virus rubella yang bisa mengganggu pertumbuhan janin. Virus ini menyerang janin yang sedang tubuh berkembang. Ada berbagai kelainan yang bisa timbul akibat serangan virus rubella, salah satunya yakni menyerang saraf pendengaran. Dengan begitu, bayi bisa terlahir dalam keadaan tuli.
Gejala terjadinya penyakit campak Jerman ini sebenarnya tidak terlalu mencolok. Namun ada beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan seperti timbulnya ruam merah muda, demam, sendi terasa sakit, pembengkakan kelenjar saat hamil. Maka itu, ibu hamil harus sangat berhati-hati dengan kondisi ini.
5. Presbikusis
Presbikusis adalah gangguan telinga yang memengaruhi telinga bagian dalam dan juga tengah. Presbikusis disebabkan oleh terjadinya perubahan pasokan aliran darah ke telinga, sehingga ini menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.
Gangguan sensorineural terjadi akibat kerusakan pada organ pendengaran atau saraf pendengaran. Penurunan pendengaran yang terjadi kerap dikaitan dengan usia. Sekitar 30-35 persen penurunan pendengaran terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, sedangkan 40-45 persen terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
6. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang terjadi terutama pada anak-anak. Penyakit ini menyebabkan kelenjar ludah menjadi meradang, sehingga pipi atau rahang bengkak. Selain pipi bengkak, biasanya diiringi dengan demam, sakit kepala.
Virus gondong ini jika tidak ditangani dengan baik juga bisa membahayakan. Virus gondong bisa merusak koklea (rumah siput) atau bagian rumah siput di telinga bagian dalam. Bagian telinga inilah yang berisi sel-sel rambut yang mengubah getaran suara menjadi impuls saraf yang akan dibaca otak sebagai suara. Meskipun gondong bisa menyebabkan ketulian, kasus ini tidak banyak terjadi.