Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi mengatakan, pihaknya turut memantau perkembangan wabah virus corona baru, khususnya terkait keberadaan mahasiswa asal daerah ini yang sedang menimba ilmu di negara itu.
"Kami terus memantau dan berkoordinasi dengan orangtua mahasiswa dan kementerian terkait. Kalau memang perlu kita yang harus memulangkan, kita upayakan untuk memulangkan," kata Supian di Sampit, Jumat.
Virus corona baru yang ditemukan di Wuhan China kini berjangkit hingga ke belasan negara lainnya. Mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah atau bekerja di negara itu juga menjadi khawatir tertular virus mematikan tersebut.
Supian mengaku sudah menugaskan jajarannya untuk mendata mahasiswa asal daerah ini yang sedang kuliah di China. Pemerintah daerah juga akan berkoordinasi dengan orangtua para mahasiswa tersebut untuk memonitor kondisi anak mereka serta langkah apa yang akan diambil.
Baca juga: Mahasiswa Kalteng di China dalam kondisi sehat
Baca juga: Mahasiswa Muara Teweh di China memilih pulang
Dia berharap penyebaran virus mematikan itu bisa ditanggulangi. Seluruh mahasiswa asal Kalimantan Tengah, khususnya Kotawaringin Timur yang masih berada di China diharapkan menjaga kesehatan agar terhindar dari wabah penyakit tersebut.
Sementara itu di Kotawaringin Timur, pemerintah daerah juga meningkatkan kewaspadaan seiring ditetapkannya Sampit sebagai salah satu dari 19 daerah yang rawan menjadi pintu masuk virus corona baru. Hal itu lantaran ada kapal dari China yang masuk ke daerah ini sehingga berpotensi penularan jika ada anak buah kapal yang terjangkit.
Selain berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas III Sampit untuk memperketat pemeriksaan anak buah kapal dari luar negeri yang masuk ke Sampit, pemerintah daerah juga melakukan antisipasi lain yakni menyiapkan RSUD dr Murjani Sampit untuk menangani jika ditemukan ada pasien 'suspect' atau terduga virus corona baru.
Baca juga: Bupati Kotim kerahkan ekskavator keruk sungai di Sampit cegah banjir
"Setelah disebutkan Sampit termasuk daerah rawan virus corona, kami langsung rapat dan saya memerintahkan manajemen RSUD dr Murjani Sampit menyiapkan ruang isolasi. Kalau sampai ada pasti heboh, tapi mudah-mudahan tidak ada," demikian Supian Hadi.
Sementara itu, Khairul Anwar mahasiswa asal Kecamatan Parenggean yang sedang kuliah di semester 6 Nanjing University Finance and Economics Jurusan International Trade, mengatakan kondisi mereka saat ini dalam keadaan sehat.
Khairul menyebutkan, berdasarkan data sementara yang mereka himpun, saat ini ada 11 mahasiswa asal Kalimantan Tengah yang menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi yang ada di China.
Mereka adalah Khairul Anwar, Aji Setiawan dan Cindy Maulitika Yunifa dari Kotawaringin Timur, Wahyu, Hafiz, Ibrahim dan Yudia NR dari Palangka Raya, Fauzan dan Azwari dari Kapuas, Panji dari Barat Selatan dan Akhmad Fauzan dari Barito Utara.
"Alhamdulillah sampai saat ini kami dalam keadaan sehat wal afiat. Koordinasi juga terus kami lakukan dengan rekan sesama mahasiswa asal Kalteng," demikian Khairul.
Baca juga: Pencuri pecah kaca mobil gondol Rp249 juta uang koperasi plasma
Baca juga: DPRD Kotim tegaskan pemerataan guru sudah mendesak
"Kami terus memantau dan berkoordinasi dengan orangtua mahasiswa dan kementerian terkait. Kalau memang perlu kita yang harus memulangkan, kita upayakan untuk memulangkan," kata Supian di Sampit, Jumat.
Virus corona baru yang ditemukan di Wuhan China kini berjangkit hingga ke belasan negara lainnya. Mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah atau bekerja di negara itu juga menjadi khawatir tertular virus mematikan tersebut.
Supian mengaku sudah menugaskan jajarannya untuk mendata mahasiswa asal daerah ini yang sedang kuliah di China. Pemerintah daerah juga akan berkoordinasi dengan orangtua para mahasiswa tersebut untuk memonitor kondisi anak mereka serta langkah apa yang akan diambil.
Baca juga: Mahasiswa Kalteng di China dalam kondisi sehat
Baca juga: Mahasiswa Muara Teweh di China memilih pulang
Dia berharap penyebaran virus mematikan itu bisa ditanggulangi. Seluruh mahasiswa asal Kalimantan Tengah, khususnya Kotawaringin Timur yang masih berada di China diharapkan menjaga kesehatan agar terhindar dari wabah penyakit tersebut.
Sementara itu di Kotawaringin Timur, pemerintah daerah juga meningkatkan kewaspadaan seiring ditetapkannya Sampit sebagai salah satu dari 19 daerah yang rawan menjadi pintu masuk virus corona baru. Hal itu lantaran ada kapal dari China yang masuk ke daerah ini sehingga berpotensi penularan jika ada anak buah kapal yang terjangkit.
Selain berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas III Sampit untuk memperketat pemeriksaan anak buah kapal dari luar negeri yang masuk ke Sampit, pemerintah daerah juga melakukan antisipasi lain yakni menyiapkan RSUD dr Murjani Sampit untuk menangani jika ditemukan ada pasien 'suspect' atau terduga virus corona baru.
Baca juga: Bupati Kotim kerahkan ekskavator keruk sungai di Sampit cegah banjir
"Setelah disebutkan Sampit termasuk daerah rawan virus corona, kami langsung rapat dan saya memerintahkan manajemen RSUD dr Murjani Sampit menyiapkan ruang isolasi. Kalau sampai ada pasti heboh, tapi mudah-mudahan tidak ada," demikian Supian Hadi.
Sementara itu, Khairul Anwar mahasiswa asal Kecamatan Parenggean yang sedang kuliah di semester 6 Nanjing University Finance and Economics Jurusan International Trade, mengatakan kondisi mereka saat ini dalam keadaan sehat.
Khairul menyebutkan, berdasarkan data sementara yang mereka himpun, saat ini ada 11 mahasiswa asal Kalimantan Tengah yang menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi yang ada di China.
Mereka adalah Khairul Anwar, Aji Setiawan dan Cindy Maulitika Yunifa dari Kotawaringin Timur, Wahyu, Hafiz, Ibrahim dan Yudia NR dari Palangka Raya, Fauzan dan Azwari dari Kapuas, Panji dari Barat Selatan dan Akhmad Fauzan dari Barito Utara.
"Alhamdulillah sampai saat ini kami dalam keadaan sehat wal afiat. Koordinasi juga terus kami lakukan dengan rekan sesama mahasiswa asal Kalteng," demikian Khairul.
Baca juga: Pencuri pecah kaca mobil gondol Rp249 juta uang koperasi plasma
Baca juga: DPRD Kotim tegaskan pemerataan guru sudah mendesak