Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai mengoperasikan Klinik ODP yang khusus melayani orang dalam pemantauan (ODP) terkait COVID-19 maupun masyarakat umum yang ingin memeriksakan kesehatannya.
"Kalau memang ada warga Kotawaringin Timur yang ingin berkonsultasi atau berobat di sini, silakan datang karena selama ini mungkin mereka takut mau berobat atau bertanya ke mana. Kini pemerintah daerah menyediakan fasilitas ini. Ini dibuka 24 jam penuh. Kami siap membantu," kata Ahmad Yusy, salah satu dokter yang bertugas di Klinik OPD, Minggu.
Klinik ODP dibuat dengan memanfaatkan asrama haji yang ada di Islamic Center di Jalan Jenderal Sudirman Sampit. Bangunan tersebut mampu menampung 88 tempat tidur.
Dinas Kesehatan membagi pelayanan di Klinik ODP menjadi tiga kelompok atau zona, yakni hijau, kuning dan merah. Klinik ini disiapkan bagi masyarakat yang dengan kesadaran sendiri ingin melakukan isolasi, bahkan hingga bagi ODP yang dinilai berisiko sehingga harus diisolasi.
Untuk memberi pelayanan, ada 10 dokter dan cukup banyak perawat serta tenaga kesehatan lainnya yang diperbantukan. Mereka merupakan relawan yang selama ini berdinas di sejumlah puskesmas di Kotawaringin Timur dan bersedia membantu pelayanan di Klinik ODP.
Jadwal tugas setiap harinya dibagi tiga kelompok yakni pagi, siang dan malam. Pelayanan pagi hari ditangani dua dokter, siang satu orang dokter dan malam satu orang dokter. Sedangkan perawat yang ditugaskan setiap jadwal jaga sebanyak empat orang, dibantu tenaga lainnya seperti ahli gizi, apoteker dan lainnya.
Bagi masyarakat yang berstatus ODP karena baru datang dari daerah terjangkit maupun ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, bisa langsung datang ke Klinik ODP untuk diperiksa.
Mereka dipersilakan jika memang ingin langsung menjalani isolasi di klinik tersebut dan akan dilayani dengan baik. Meski baru dibuka, klinik ini diyakini bisa memberikan pelayanan terbagi kepada warga yang membutuhkan. Pelayanan khusus diberikan kepada ODP, sedangkan penanganan warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tetap dilakukan di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit.
"Saat ini ada satu ODP dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Kondisinya baik dan semangatnya bagus. Mudah-mudahan beliau cepat sembuh," kata Yusy.
Dia meyakinkan bahwa Klinik ODP dibuat dengan mengikuti protokol kesehatan untuk menjamin keamanan pasien, petugas, bahkan warga sekitar. Kebutuhan alat pelindung diri atau APD juga selalu dipenuhi oleh Dinas Kesehatan.
Baca juga: Korban terdampak COVID-19 di Kotim gembira dapat bantuan sembako
"Kami relawan juga memperhatikan faktor keamanan. Kalau tidak aman, sejak awal juga kami pasti tidak mau. Mudahan ini bisa membantu memutus mata rantai penularan COVID-19," harap Yusy.
Dokter yang selama ini bertugas dibPuskesmas Tumbang Sangai Kecamatan Telaga Antang ini mengaku merasa terpanggil untuk membantu menangani pandemi COVID-19. Untuk itulah dia dengan kesadaran sendiri bergabung di Klinik ODP untuk membantu masyarakat.
"Ketika kami tim medis ini rela berjuang, kami berharap masyarakat juga ikut berjuang bersama menangani wabah COVID-19. Cukup dengan tetap berada di rumah sehingga mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus," demikian Yusy.
Sementara itu berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kotawaringin Timur pada Minggu pukul 12.00 WIB, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 55 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 5 orang dan pasien positif COVID-19 sebanyak 4 orang. Mereka tersebar di 10 kecamatan.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim prihatin kondisi warga terdampak COVID-19
Baca juga: Permintaan beras ke Bulog Sampit naik dua kali lipat
"Kalau memang ada warga Kotawaringin Timur yang ingin berkonsultasi atau berobat di sini, silakan datang karena selama ini mungkin mereka takut mau berobat atau bertanya ke mana. Kini pemerintah daerah menyediakan fasilitas ini. Ini dibuka 24 jam penuh. Kami siap membantu," kata Ahmad Yusy, salah satu dokter yang bertugas di Klinik OPD, Minggu.
Klinik ODP dibuat dengan memanfaatkan asrama haji yang ada di Islamic Center di Jalan Jenderal Sudirman Sampit. Bangunan tersebut mampu menampung 88 tempat tidur.
Dinas Kesehatan membagi pelayanan di Klinik ODP menjadi tiga kelompok atau zona, yakni hijau, kuning dan merah. Klinik ini disiapkan bagi masyarakat yang dengan kesadaran sendiri ingin melakukan isolasi, bahkan hingga bagi ODP yang dinilai berisiko sehingga harus diisolasi.
Untuk memberi pelayanan, ada 10 dokter dan cukup banyak perawat serta tenaga kesehatan lainnya yang diperbantukan. Mereka merupakan relawan yang selama ini berdinas di sejumlah puskesmas di Kotawaringin Timur dan bersedia membantu pelayanan di Klinik ODP.
Jadwal tugas setiap harinya dibagi tiga kelompok yakni pagi, siang dan malam. Pelayanan pagi hari ditangani dua dokter, siang satu orang dokter dan malam satu orang dokter. Sedangkan perawat yang ditugaskan setiap jadwal jaga sebanyak empat orang, dibantu tenaga lainnya seperti ahli gizi, apoteker dan lainnya.
Bagi masyarakat yang berstatus ODP karena baru datang dari daerah terjangkit maupun ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, bisa langsung datang ke Klinik ODP untuk diperiksa.
Mereka dipersilakan jika memang ingin langsung menjalani isolasi di klinik tersebut dan akan dilayani dengan baik. Meski baru dibuka, klinik ini diyakini bisa memberikan pelayanan terbagi kepada warga yang membutuhkan. Pelayanan khusus diberikan kepada ODP, sedangkan penanganan warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tetap dilakukan di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit.
"Saat ini ada satu ODP dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Kondisinya baik dan semangatnya bagus. Mudah-mudahan beliau cepat sembuh," kata Yusy.
Dia meyakinkan bahwa Klinik ODP dibuat dengan mengikuti protokol kesehatan untuk menjamin keamanan pasien, petugas, bahkan warga sekitar. Kebutuhan alat pelindung diri atau APD juga selalu dipenuhi oleh Dinas Kesehatan.
Baca juga: Korban terdampak COVID-19 di Kotim gembira dapat bantuan sembako
"Kami relawan juga memperhatikan faktor keamanan. Kalau tidak aman, sejak awal juga kami pasti tidak mau. Mudahan ini bisa membantu memutus mata rantai penularan COVID-19," harap Yusy.
Dokter yang selama ini bertugas dibPuskesmas Tumbang Sangai Kecamatan Telaga Antang ini mengaku merasa terpanggil untuk membantu menangani pandemi COVID-19. Untuk itulah dia dengan kesadaran sendiri bergabung di Klinik ODP untuk membantu masyarakat.
"Ketika kami tim medis ini rela berjuang, kami berharap masyarakat juga ikut berjuang bersama menangani wabah COVID-19. Cukup dengan tetap berada di rumah sehingga mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus," demikian Yusy.
Sementara itu berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kotawaringin Timur pada Minggu pukul 12.00 WIB, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 55 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 5 orang dan pasien positif COVID-19 sebanyak 4 orang. Mereka tersebar di 10 kecamatan.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim prihatin kondisi warga terdampak COVID-19
Baca juga: Permintaan beras ke Bulog Sampit naik dua kali lipat