Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis saraf dr. Untung Gunarto Sp.S. MM mengatakan masyarakat perlu mengenali perbedaan osteoartritis dan osteoporosis agar dapat menindaklanjutinya dengan penanganan yang tepat.

"Masyarakat awam terkadang sering bingung dengan perbedaannya karena gejalanya mirip namun risiko dan penanganannya sangat berbeda sehingga perlu dikenali perbedaannya," katanya di Purwokerto, Rabu.

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu menyebutkan bahwa osteoporosis adalah kondisi sebagian tulang yang mengalami perubahan dalam bentuk hilangnya sebagian massa tulang.

"Hal tersebut mengakibatkan tulang akan mengalami kondisi keropos, seperti ada pori-porinya, jika itu terjadi maka kondisi demikian dapat menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya dan dapat mengakibatkan patah tulang," katanya.

Baca juga: Hindari osteoporosis dengan lakukan enam hal ini

Patah tulang yang dimaksud, tambah dia, bisa saja terjadi karena benturan ringan atau bahkan tanpa benturan sama sekali.

"Osteoporosis pada umumnya terjadi pada orang-orang yang pada saat mengalami pembentukan tulang-tulang penyangga, di masa mudanya atau saat proses pembentukan tulang tidak mendapatkan kalsium yang cukup," katanya.

Penderita osteoporosis, kata dia, bisa mengalami kehilangan tinggi badan dan perubahan postur tubuh hingga nyeri punggung yang cukup parah.

"Osteoporosis paling sering terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Dan lebih banyak terjadi pada wanita," katanya.

Sementara itu, kata dia, osteoartritis merupakan gangguan tulang, namun yang bisanya terjadi pada area tulang rawan yang mengalami kerusakan, terutama pada bagian sendi.

"Gejalanya adalah rasa sakit pada daerah sendi-sendi dan dapat disertai kekakuan sehingga sulit untuk digerakkan, sehingga membuat gerakan tubuh menjadi terbatas," katanya.

Baca juga: Ini manfaat keju, dari cegah osteoporosis hingga tingkatkan imun

Gejala ini, kata dia, sering datang secara bertahap dan lebih sering dirasakan pada pagi hari atau setelah sendi berdiam atau tidak digerakkan dalam waktu yang lama.

"Kemudian saat digerakkan, yang terjadi adalah kesulitan menggerakkan sendi," katanya.

Osteoartritis, kata dia, paling sering terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas.

"Namun bisa juga yang masih muda bila pernah mengalami cedera, serta sering melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu lama," katanya.

Dia menambahkan bahwa osteoporosis dan osteoartritis dapat terjadi bersamaan, sebab beberapa faktor pemicunya memiliki gejala yang sama.

"Karena itu untuk mencegah adalah dengan konsumsi makanan sehat dan kaya kalsium serta berolahraga jangan berlebihan," katanya.

Baca juga: Benarkah bahan kimia dalam sabun tingkatkan risiko osteoporosis?

Baca juga: Hati-hati, diet berlebih sebabkan osteoporosis

Baca juga: Ini yang terjadi pada tubuh saat kelebihan zat besi

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024