Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar menyarankan perbaikan jalan dikaji dengan baik dan dilakukan secara permanen agar tidak cepat rusak.
"Khususnya di jalur-jalur yang dilalui kendaraan-kendaraan besar, harus dipelajari, apakah cukup diaspal biasa atau harus cor beton. Kalau cuma aspal, saya kira akan rusak lagi," kata Kurniawan di Sampit, Kamis.
Politisi Partai Amanat Nasional ini menilai, perbaikan secara permanen dan kuat, menjadi keharusan di tengah terus meningkatnya volume kendaraan di daerah ini. Selain lalu lintas yang semakin ramai, jalan-jalan di kabupaten ini juga banyak dilalui kendaraan berbobot besar milik perusahaan besar.
Dia mencontohkan, jalan Mohammad Hatta, Kapten Mulyono dan HM Arsyad, sudah seharusnya diperbaiki secara permanen dengan struktur cor beton atau rigid pavement. Tujuannya agar jalan tidak cepat rusak karena ruas jalan tersebut banyak dilalui kendaraan besar dan berat seperti truk pengangkut kelapa sawit dan minyak sawit, petikemas, angkutan sembako, material bangunan dan lainnya.
Jika perbaikan hanya berupa aspal hotmix, dikhawatirkan akan kembali cepat rusak. Penyebabnya, kendaraan-kendaraan besar itu membawa muatan yang melebihi kemampuan jalan tersebut.
Seperti yang terjadi belum lama ini, masyarakat mengeluhkan jalan dalam kota rusak, bahkan sampai memicu kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Kondisi seperti ini rawan terus terulang jika jalan hanya diperbaiki seadanya atau tambal sulam, sementara truk-truk bermuatan berat masih lalu lalang.
Kurniawan juga menyoroti kerusakan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan. Jalan yang sejatinya disiapkan untuk kendaraan berat itu rusak dan tidak bisa dilewati sehingga kendaraan-kendaraan besar itu melewati jalan dalam kota dan membuat jalan hancur.
Baca juga: Legislator Kotim imbau orangtua tingkatkan pengawasan pergaulan anak
Saat kunjungan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Tengah beberapa waktu lalu, didapat informasi bahwa pemerintah provinsi menyiapkan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk memperbaiki kerusakan jalan Mohammad Hatta.
Kurniawan berharap perbaikan jalan tersebut bisa terealisasi dan bisa dilalui kendaraan besar sehingga tidak lagi melintasi jalan-jalan dalam kota. Perbaikan jalan yang dilakukan diharapkan berupa cor beton atau rigid pavement sehingga tidak cepat rusak.
"Kita fokus pada perbaikan jalan lingkar selatan (Jalan Mohammad Hatta) supaya kalau itu sudah bisa dilewati maka kendaraan-kendaraan besar tidak lagi melintasi jalan dalam kota. Untuk sementara, kita mendorong Organda bersama perusahaan yang armadanya melintasi jalan itu untuk melakukan penanganan darurat sambil menunggu penanganan permanen oleh pemerintah provinsi," kata Kurniawan.
Kurniawan mengimbau pemilik angkutan membantu merawat jalan dengan tidak mengangkut muatan melebihi kemampuan jalan. Dia juga meminta sopir truk tidak mengendarai secara ugal-ugalan karena membahayakan pengendara lain.
Baca juga: Pemkab Kotim tambah lokasi pelayanan untuk percepatan vaksinasi COVID-19
"Khususnya di jalur-jalur yang dilalui kendaraan-kendaraan besar, harus dipelajari, apakah cukup diaspal biasa atau harus cor beton. Kalau cuma aspal, saya kira akan rusak lagi," kata Kurniawan di Sampit, Kamis.
Politisi Partai Amanat Nasional ini menilai, perbaikan secara permanen dan kuat, menjadi keharusan di tengah terus meningkatnya volume kendaraan di daerah ini. Selain lalu lintas yang semakin ramai, jalan-jalan di kabupaten ini juga banyak dilalui kendaraan berbobot besar milik perusahaan besar.
Dia mencontohkan, jalan Mohammad Hatta, Kapten Mulyono dan HM Arsyad, sudah seharusnya diperbaiki secara permanen dengan struktur cor beton atau rigid pavement. Tujuannya agar jalan tidak cepat rusak karena ruas jalan tersebut banyak dilalui kendaraan besar dan berat seperti truk pengangkut kelapa sawit dan minyak sawit, petikemas, angkutan sembako, material bangunan dan lainnya.
Jika perbaikan hanya berupa aspal hotmix, dikhawatirkan akan kembali cepat rusak. Penyebabnya, kendaraan-kendaraan besar itu membawa muatan yang melebihi kemampuan jalan tersebut.
Seperti yang terjadi belum lama ini, masyarakat mengeluhkan jalan dalam kota rusak, bahkan sampai memicu kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Kondisi seperti ini rawan terus terulang jika jalan hanya diperbaiki seadanya atau tambal sulam, sementara truk-truk bermuatan berat masih lalu lalang.
Kurniawan juga menyoroti kerusakan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan. Jalan yang sejatinya disiapkan untuk kendaraan berat itu rusak dan tidak bisa dilewati sehingga kendaraan-kendaraan besar itu melewati jalan dalam kota dan membuat jalan hancur.
Baca juga: Legislator Kotim imbau orangtua tingkatkan pengawasan pergaulan anak
Saat kunjungan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Tengah beberapa waktu lalu, didapat informasi bahwa pemerintah provinsi menyiapkan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk memperbaiki kerusakan jalan Mohammad Hatta.
Kurniawan berharap perbaikan jalan tersebut bisa terealisasi dan bisa dilalui kendaraan besar sehingga tidak lagi melintasi jalan-jalan dalam kota. Perbaikan jalan yang dilakukan diharapkan berupa cor beton atau rigid pavement sehingga tidak cepat rusak.
"Kita fokus pada perbaikan jalan lingkar selatan (Jalan Mohammad Hatta) supaya kalau itu sudah bisa dilewati maka kendaraan-kendaraan besar tidak lagi melintasi jalan dalam kota. Untuk sementara, kita mendorong Organda bersama perusahaan yang armadanya melintasi jalan itu untuk melakukan penanganan darurat sambil menunggu penanganan permanen oleh pemerintah provinsi," kata Kurniawan.
Kurniawan mengimbau pemilik angkutan membantu merawat jalan dengan tidak mengangkut muatan melebihi kemampuan jalan. Dia juga meminta sopir truk tidak mengendarai secara ugal-ugalan karena membahayakan pengendara lain.
Baca juga: Pemkab Kotim tambah lokasi pelayanan untuk percepatan vaksinasi COVID-19