Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Mukarramah meminta kepada pemerintah kota di daerah setempat agar cermat dalam melakukan evaluasi simulasi pembelajaran tatap muka terbatas.
"Proses PTM benar-benar bisa meminimalkan risiko penularan COVID-19 dikalangan peserta didik," kata Mukarramah di Palangka Raya, Kamis.
Dia menuturkan, dengan adanya proses PTM jangan sampai ada gelombang ketiga sebaran COVID-19 gara-gara adanya kelalaian dalam menerapkan kegiatan tersebut.
Maka dari itu, saat dilakukan evaluasi hasil simulasi PTM terbatas bisa dengan hati-hati. Jangan sampai mengabaikan hal sepele yang dapat membuat peserta didik terpapar wabah itu.
"Dalam pembahasan PTM terbatas jika ditemukan permasalahan di lapangan, maka harus dibahas secara tuntas dan dikoordinasikan dengan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Politisi dari Partai NasDem itu menegaskan, dengan begitu hal-hal yang tidak diinginkan, dari hasil evaluasi tersebut tentunya bisa dicegah sejak dini.
"Sebelum menjadi masalah besar di kemudian hari, apalagi PTM dilaksanakan ditengah pandemi," bebernya.
Srikandi di DPRD Kota Palangka Raya yang juga tergabung di Komisi C membidangi Pendidikan, Kesejahteraan dan Pariwisata itu menambahkan, pelaksanaan PTM sendiri memang sudah saatnya diterapkan. Apalagi peserta didik yang selama ini mengikuti dan menerapkan metode pembelajaran dalam jaringan atau daring melalui aplikasi pada ponsel pintar.
Baca juga: BNNP Kalteng tangkap terduga bandar besar sabu di Palangka Raya
Pembelajaran daring selama ini juga dianggap sangat kurang efektif, sehingga PTM di tengah pandemi dan penyebaran wabah sudah melandai sudah saatnya dilaksanakan.
"Pada intinya tetap mengutamakan keselamatan para peserta didik, sehingga PTM terbatas di setiap sekolah yang ada di Kota Palangka Raya bisa berjalan sesuai dengan harapan," ungkap Mukarramah.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah sekolah tingkat SMP dan SMA atau SMK sederajat juga sudah memulai proses simulasi PTM terbatas.
Guru tidak memberikan para siswa belajar secara penuh di dalam ruangan, melainkan dengan cara per sesi sehingga tidak terjadi kerumunan dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Palangka Raya tinggal 38 orang
"Proses PTM benar-benar bisa meminimalkan risiko penularan COVID-19 dikalangan peserta didik," kata Mukarramah di Palangka Raya, Kamis.
Dia menuturkan, dengan adanya proses PTM jangan sampai ada gelombang ketiga sebaran COVID-19 gara-gara adanya kelalaian dalam menerapkan kegiatan tersebut.
Maka dari itu, saat dilakukan evaluasi hasil simulasi PTM terbatas bisa dengan hati-hati. Jangan sampai mengabaikan hal sepele yang dapat membuat peserta didik terpapar wabah itu.
"Dalam pembahasan PTM terbatas jika ditemukan permasalahan di lapangan, maka harus dibahas secara tuntas dan dikoordinasikan dengan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Politisi dari Partai NasDem itu menegaskan, dengan begitu hal-hal yang tidak diinginkan, dari hasil evaluasi tersebut tentunya bisa dicegah sejak dini.
"Sebelum menjadi masalah besar di kemudian hari, apalagi PTM dilaksanakan ditengah pandemi," bebernya.
Srikandi di DPRD Kota Palangka Raya yang juga tergabung di Komisi C membidangi Pendidikan, Kesejahteraan dan Pariwisata itu menambahkan, pelaksanaan PTM sendiri memang sudah saatnya diterapkan. Apalagi peserta didik yang selama ini mengikuti dan menerapkan metode pembelajaran dalam jaringan atau daring melalui aplikasi pada ponsel pintar.
Baca juga: BNNP Kalteng tangkap terduga bandar besar sabu di Palangka Raya
Pembelajaran daring selama ini juga dianggap sangat kurang efektif, sehingga PTM di tengah pandemi dan penyebaran wabah sudah melandai sudah saatnya dilaksanakan.
"Pada intinya tetap mengutamakan keselamatan para peserta didik, sehingga PTM terbatas di setiap sekolah yang ada di Kota Palangka Raya bisa berjalan sesuai dengan harapan," ungkap Mukarramah.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah sekolah tingkat SMP dan SMA atau SMK sederajat juga sudah memulai proses simulasi PTM terbatas.
Guru tidak memberikan para siswa belajar secara penuh di dalam ruangan, melainkan dengan cara per sesi sehingga tidak terjadi kerumunan dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Palangka Raya tinggal 38 orang