Sampit (ANTARA) - Program integrasi sapi-sawit dinilai sangat besar peluangnya untuk dikembangkan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah karena lahan masih tersedia dan pangsa pasar daging sapi terbuka lebar.
"Sistem ini sangat menguntungkan. Di satu lahan, kita bisa menanam kelapa sawit, sekaligus beternak sapi. Ini bisa untuk jangka panjang karena sapi bisa dapat pakan dari sisa produksi sawit," kata Ary Dewar di Sampit, Selasa.
Menurut Ary, integrasi sapi-sawit bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dengan memanfaatkan kebun kelapa sawit mereka untuk juga memelihara sapi. Sumber pakan didapat dan diolah dari sumber yang tersedia dan tidak terpakai di kebun sawit.
Ary sendiri tidak sekadar mengajak usaha yang menjanjikan tersebut. Ketua Fraksi Gerindra DPRD yang juga Ketua DPC Partai Gerindra ini sudah bertahun-tahun menggeluti usaha tersebut sehingga dia merasakan sendiri usaha ini menguntungkan.
Saat ini pemenuhan kebutuhan daging sapi di Kotawaringin Timur sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan, Jawa Timur bahkan hingga wilayah Nusa Tenggara Barat. Hal itu terjadi karena produksi ternak sapi di daerah ini masih terbatas.
Baca juga: Kotim perlu penguatan industri hilir rotan
Menurut Ary, kondisi ini menggambarkan bahwa pangsa pasar sapi masih sangat terbuka lebar. Untuk itulah dia mengajak masyarakat memanfaatkan lahan untuk menanam kelapa sawit, sekaligus nantinya beternak sapi.
"Secara tidak langsung ini juga mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya dalam hal swasembada daging. Wajar jika seharusnya pemerintah juga membantu masyarakat dalam bidang ini," kata Ary.
Usaha integrasi sapi-sawit juga bisa dijalankan melalui dukungan perusahaan besar perkebunan kelapa sawit. Perusahaan bisa bermitra dengan masyarakat melalui dukungan modal bibit sapi yang kemudian dipelihara oleh warga di lahan sawit milik perusahaan dengan pembagian hasil yang disepakati.
Saat ini ada 58 perusahaan besar perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Timur. Jika banyak perusahaan sawit yang terpanggil untuk ikut melaksanakan program integrasi sapi-sawit, maka swasembada daging di Kotawaringin Timur diyakini akan terwujud.
Selain itu, program ini juga bisa menjadi salah satu wujud kepedulian perusahaan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ary Dewar mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang mulai menjalankan program integrasi sapi-sawit tersebut bersama masyarakat.
Baca juga: Legislator Kotim minta penetapan produk unggulan daerah harus tepat
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi inovasi tingkatkan PAD melalui kemudahan pelayanan pajak
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan sempadan sungai tidak ditanami sawit
"Sistem ini sangat menguntungkan. Di satu lahan, kita bisa menanam kelapa sawit, sekaligus beternak sapi. Ini bisa untuk jangka panjang karena sapi bisa dapat pakan dari sisa produksi sawit," kata Ary Dewar di Sampit, Selasa.
Menurut Ary, integrasi sapi-sawit bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dengan memanfaatkan kebun kelapa sawit mereka untuk juga memelihara sapi. Sumber pakan didapat dan diolah dari sumber yang tersedia dan tidak terpakai di kebun sawit.
Ary sendiri tidak sekadar mengajak usaha yang menjanjikan tersebut. Ketua Fraksi Gerindra DPRD yang juga Ketua DPC Partai Gerindra ini sudah bertahun-tahun menggeluti usaha tersebut sehingga dia merasakan sendiri usaha ini menguntungkan.
Saat ini pemenuhan kebutuhan daging sapi di Kotawaringin Timur sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan, Jawa Timur bahkan hingga wilayah Nusa Tenggara Barat. Hal itu terjadi karena produksi ternak sapi di daerah ini masih terbatas.
Baca juga: Kotim perlu penguatan industri hilir rotan
Menurut Ary, kondisi ini menggambarkan bahwa pangsa pasar sapi masih sangat terbuka lebar. Untuk itulah dia mengajak masyarakat memanfaatkan lahan untuk menanam kelapa sawit, sekaligus nantinya beternak sapi.
"Secara tidak langsung ini juga mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya dalam hal swasembada daging. Wajar jika seharusnya pemerintah juga membantu masyarakat dalam bidang ini," kata Ary.
Usaha integrasi sapi-sawit juga bisa dijalankan melalui dukungan perusahaan besar perkebunan kelapa sawit. Perusahaan bisa bermitra dengan masyarakat melalui dukungan modal bibit sapi yang kemudian dipelihara oleh warga di lahan sawit milik perusahaan dengan pembagian hasil yang disepakati.
Saat ini ada 58 perusahaan besar perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Timur. Jika banyak perusahaan sawit yang terpanggil untuk ikut melaksanakan program integrasi sapi-sawit, maka swasembada daging di Kotawaringin Timur diyakini akan terwujud.
Selain itu, program ini juga bisa menjadi salah satu wujud kepedulian perusahaan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ary Dewar mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang mulai menjalankan program integrasi sapi-sawit tersebut bersama masyarakat.
Baca juga: Legislator Kotim minta penetapan produk unggulan daerah harus tepat
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi inovasi tingkatkan PAD melalui kemudahan pelayanan pajak
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan sempadan sungai tidak ditanami sawit