Muara Teweh (ANTARA) - Bupati Barito Utara, Kalimantan Tengah, Nadalsyah meminta para agen dan pangkalan menjual gas bersubsidi tiga kilogram di daerah ini sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah daerah setempat.
"Sampai hari ini, kita masih mendapatkan laporan-laporan dari masyarakat baik di tingkat desa, kelurahan, kecamatan bahkan di dalam kota Muara Teweh terkait dengan harga yang cukup tingginya pada elpiji 3 kilogram di pasaran," kata Nadalsyah pada rapat terkait harga elpiji di Muara Teweh, Selasa.
Menurut dia, harga elpiji yang tidak sesuai dengan standar HET yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara sesuai dengan Peraturan Bupati Tahun 2021. Selisih harga sangat signifikan.
Di Muara Teweh, kata dia, pernah mencapai harga Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung elpiji, apa lagi di desa seperti di Kecamatan Montallat bisa mencapai Rp50.000-Rp60.000.
"Hal ini bukan alasan karena kenaikan bahan bakar pertalite ataupun kenaikan solar.Saya rasa tidak ada alasan itu, karena kenaikannya memang betul-betul sudah tidak masuk di akal. Kalau ada kenaikan seribu atau dua ribu perak saja di luar daerah mungkin sah-sah saja dengan ada perubahan harga BBM untuk pendistribusian elpiji," tegasnya.
Nadalsyah mengatakan kenaikan gas bersubsidi sudah melampaui batas ketentuan yang diberikan oleh pemerintah.
"Kemarin saat operasi pasar, banyak keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat saat meninjau operasi pasar khususnya pada tabung elpiji 3 kg," ucapnya.
Nadalsyah juga berharap jangan pada operasi pasar saja, bukan hanya ada pada Ramadhan operasi pasar ini.
"Karena standar HET sudah ditentukan oleh pemerintah. Tolong hargai keputusan dari Pemerintah Kabupaten Barito Utara,” kata dia.
Dia menambahkan, jangan hanya semau mereka saja untuk menentukan harga gas elpiji 3 kg ini. Karena dari pemerintah pusat sudah menyarankan ke pemerintah provinsi bahkan ke pemerintah kabupaten bagaimana caranya untuk mengatasi inflasi yang ada di daerah masing-masing.
Harga elpiji 3 kg sesuai HET di sembilan kecamatan meliputi Kecamatan Gunung Timang harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp24.000 dengan harga tertinggi Rp27.000.
Kecamatan Gunung Purei harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp27.000 dengan harga tertinggi Rp30.000. Kecamatan Lahei harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.
Kemudian Lahei Barat harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp27.000 dengan harga tertinggi Rp30.000. Kecamatan Montallat harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.
Selain itu Teweh Baru harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp21.000 dengan harga tertinggi Rp24.000. Kecamatan Teweh Selatan harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp22.000 dengan harga tertinggi Rp25.000.
Untuk Teweh Tengah harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp21.000 dengan harga tertinggi Rp24.000. Kecamatan Teweh Timur harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.
"Sampai hari ini, kita masih mendapatkan laporan-laporan dari masyarakat baik di tingkat desa, kelurahan, kecamatan bahkan di dalam kota Muara Teweh terkait dengan harga yang cukup tingginya pada elpiji 3 kilogram di pasaran," kata Nadalsyah pada rapat terkait harga elpiji di Muara Teweh, Selasa.
Menurut dia, harga elpiji yang tidak sesuai dengan standar HET yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara sesuai dengan Peraturan Bupati Tahun 2021. Selisih harga sangat signifikan.
Di Muara Teweh, kata dia, pernah mencapai harga Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung elpiji, apa lagi di desa seperti di Kecamatan Montallat bisa mencapai Rp50.000-Rp60.000.
"Hal ini bukan alasan karena kenaikan bahan bakar pertalite ataupun kenaikan solar.Saya rasa tidak ada alasan itu, karena kenaikannya memang betul-betul sudah tidak masuk di akal. Kalau ada kenaikan seribu atau dua ribu perak saja di luar daerah mungkin sah-sah saja dengan ada perubahan harga BBM untuk pendistribusian elpiji," tegasnya.
Nadalsyah mengatakan kenaikan gas bersubsidi sudah melampaui batas ketentuan yang diberikan oleh pemerintah.
"Kemarin saat operasi pasar, banyak keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat saat meninjau operasi pasar khususnya pada tabung elpiji 3 kg," ucapnya.
Nadalsyah juga berharap jangan pada operasi pasar saja, bukan hanya ada pada Ramadhan operasi pasar ini.
"Karena standar HET sudah ditentukan oleh pemerintah. Tolong hargai keputusan dari Pemerintah Kabupaten Barito Utara,” kata dia.
Dia menambahkan, jangan hanya semau mereka saja untuk menentukan harga gas elpiji 3 kg ini. Karena dari pemerintah pusat sudah menyarankan ke pemerintah provinsi bahkan ke pemerintah kabupaten bagaimana caranya untuk mengatasi inflasi yang ada di daerah masing-masing.
Harga elpiji 3 kg sesuai HET di sembilan kecamatan meliputi Kecamatan Gunung Timang harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp24.000 dengan harga tertinggi Rp27.000.
Kecamatan Gunung Purei harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp27.000 dengan harga tertinggi Rp30.000. Kecamatan Lahei harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.
Kemudian Lahei Barat harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp27.000 dengan harga tertinggi Rp30.000. Kecamatan Montallat harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.
Selain itu Teweh Baru harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp21.000 dengan harga tertinggi Rp24.000. Kecamatan Teweh Selatan harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp22.000 dengan harga tertinggi Rp25.000.
Untuk Teweh Tengah harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp21.000 dengan harga tertinggi Rp24.000. Kecamatan Teweh Timur harga dari Pertamina ke agen Rp20.000, kemudian harga agen ke pangkalan Rp25.000 dengan harga tertinggi Rp28.000.