Malas gerak jadi tanda depresi?

Selasa, 12 September 2023 16:33 WIB

Jakarta (ANTARA) - Praktisi Kesehatan Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr I.G.N.G Ngoerah, Denpasar, dr Ida Aju Kusuma Wardani, menyebutkan malas gerak bisa menjadi salah satu tanda depresi.
 
"Seperti tidak ada energi, mager (malas gerak), menarik diri dari lingkungan, dan sulit tidur, merupakan beberapa tanda depresi yang perlu dibantu," katanya dalam acara gelar wicara terkait depresi, secara daring, di Jakarta, Senin.
 
Ida menyebutkan kehilangan minat pada suatu rutinitas tertentu seperti bekerja atau melakukan hobi seperti olahraga, juga merupakan salah satu tahapan yang harus diwaspadai sebelum pada tahap depresi yang lebih berat.
 
Selain itu, sambungnya, perilaku seperti putus asa, perasaan bahwa diri tidak berguna, serta harapan yang terlalu tinggi namun tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan juga perlu diwaspadai setiap orang sebagai gejala dari depresi.
 
Pada tahap depresi yang lebih berat, kata dia, seseorang yang mengalami depresi umumnya lebih sensitif dan cenderung mengatakan bahwa dirinya "sudah bosan hidup" atau "tidak tahan dalam menghadapi cobaan kehidupan".

Baca juga: Bercerita pada orang terdekat bisa cegah keinginan untuk bunuh diri
 
"Dengan hal seperti itu, berarti individu tersebut memiliki kerapuhan dalam kepribadiannya, maka harus dibantu," ujarnya.
 
Ida mengimbau agar setiap orang mewaspadai dan merangkul kerabat atau famili yang mengalami sejumlah gejala tersebut serta mencegah untuk melakukan percobaan bunuh diri.
 
Dia menegaskan percobaan bunuh diri merupakan perbuatan negatif, yang hanya berakibat pada dua hal yakni merenggut nyawa atau menjadikan seseorang cacat di sisa hidupnya.
 
Oleh karena itu dalam memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September, Ida mengajak kepada setiap orang untuk berkonsultasi kepada ahlinya untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari depresi.
 
"Tidak harus ke spesialis kejiwaan/psikiater, carilah solusi mana yang paling bisa didapatkan, bisa psikolog atau kalau adanya dokter umum juga boleh, yang penting ada bantuan tenaga medis, agar tidak terpuruk, karena dengan sosialisasi dapat menciptakan harapan melalui tindakan," tuturnya. 

Baca juga: Bantu atasi stres dengan lakukan corat-coret

Baca juga: 'Magic Mushroom' diteliti untuk obati masalah kesehatan mental

Baca juga: Olahraga bisa ringankan depresi?

Pewarta : Sean Muhamad
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

42 regu bersaing dalam lomba Gerak Jalan Indah di Kobar

16 November 2024 14:00 Wib

Gubernur Kalteng gerak cepat tindaklanjuti arahan Wakil Presiden

15 November 2024 17:40 Wib

Gerak cepat, Gubernur Kalteng kirim tim pendahuluan bantu penanganan banjir

20 October 2024 13:57 Wib

Disdik Palangka Raya diminta gerak cepat atasi bangunan SMP Kristen yang terbakar

02 October 2024 22:44 Wib

Pemkab Gumas gerak cepat bantu sekitar 800 kepala keluarga terdampak banjir

24 August 2024 23:01 Wib
Terpopuler

Menafsir taktik Shin Tae-yong

Olahraga - 15 November 2024 16:18 Wib

Prabowo bertemu PM Luxon bahas perdagangan hingga inovasi

Nasional - 16 November 2024 13:40 Wib

Amorim boyong lima pelatih Sporting jadi staf di MU

Olahraga - 17 November 2024 19:06 Wib

Basirun resmi dilantik jadi Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya

Kabar Daerah - 18 November 2024 13:22 Wib

KPK panggil mantan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

Kabar Daerah - 19 November 2024 8:37 Wib