Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengajak masyarakat untuk menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah antisipasi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). 

"Penyebab DBD ini sederhana, yaitu gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Jadi, untuk mengantisipasi terkena DBD itu kita perlu memberantas sarang nyamuk untuk menekan perkembangbiakannya," kata Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi, Jumat. 

Ia menyampaikan, kasus pasien DBD di Kotim memang mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir, meski masih terkendali. Peningkatan ini terjadi seiring dengan peralihan musim, dari musim kemarau ke musim hujan. 

Umar menjelaskan, perkembangbiakan nyamuk biasanya akan meningkat saat memasuki musim hujan, semakin banyaknya populasi nyamuk maka potensi terkena DBD semakin rentan. Parahnya, berdasarkan data Dinkes Kotim sebagian besar pasien DBD merupakan anak-anak rentang usia pelajar SD dengan persentase hingga 43 persen.

Oleh sebab itu, langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terpapar DBD sangat diperlukan, terutama oleh para orang tua guna melindungi anak masing-masing. 

"Salah satu langkah antisipasi yaitu dengan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Cara antisipasinya sederhana tapi kadang-kadang masyarakat itu belum paham," ujarnya. 

Baca juga: BKSDA telusuri orang utan masuk kebun warga di Sampit

Umar melanjutkan, gerakan PSN yang dimaksud antara lain menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, toren dan lainnya secara rutin. Menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang atau menimbun sampah-sampah yang bisa digenangi air seperti kaleng bekas, botol bekas, dan lain-lain. 

Selain itu, dari hasil survei pihaknya di lapangan tindakan PSN di sekolah-sekolah, khususnya SD, masih kurang. Kebanyakan bak air dan dispenser air minum di sekolah jarang dibersihkan menjadi tempat tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

"Maka dari itu sasaran PSN kami di antaranya adalah kantin dan lingkungan sekolah, kita tetap melakukan seperti itu dan kita berharap PSN juga berjalan di masyarakat," ucapnya. 

Namun, dalam pelaksanaan PSN ini, Umar menyampaikan bahwa pihaknya juga dihadapkan dengan beberapa kendala, yakni keberadaan ban-ban bekas dan rumah kosong yang masih terdapat perabotan yang bisa menampung air, seperti ember dan baskom, yang sulit terpantau oleh Dinkes. Sehingga, peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam menyukseskan gerakan PSN ini. 

Disamping PSN, Umar menyampaikan bahwa pihaknya tetap melaksanakan fogging atau pengasapan untuk membasmi nyamuk. Namun, tindakan ini hanya berpengaruh pada nyamuk dewasa, sehingga gerakan PSN tetap perlu dilakukan untuk membasmi telur dan jentik nyamuk. 

Umar juga membeberkan bahwa kasus DBD tertinggi ditemukan di wilayah perkotaan, tepatnya Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, dengan persentase 70-80 persen, namun ia tidak merinci jumlah pasien yang terkena DBD. 

Sehubungan dengan itu, dalam waktu dekat Dinkes Kotim akan menggelar penyuluhan terkait DBD di dua kecamatan tersebut agar masyarakat di lingkungan tersebut bisa membantu upaya pencegahan wabah DBD yang dilakukan Dinkes Kotim. 

"Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah antisipasi wabah Demam berdarah dengue (DBD)," demikian 


Baca juga: Raih penghargaan penghapusan kemiskinan ekstrem, Kotim dapat insentif Rp6,1 miliar

Baca juga: Kasus DBD di RSUD dr Murjani Sampit meningkat pada peralihan musim hujan

Baca juga: Kotim raih penghargaan terbaik ketiga kinerja PTSP

Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024