Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya program pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, guna meningkatkan produktivitas pertanian.
"Di sana (Kabupaten Kotawaringin Timur), Presiden mengaku puas karena pompa yang dijalankan saat ini terbukti mampu memberi dampak positif pada peningkatan produksi," kata Mentan di sela mendampingi Presiden Jokowi kunjungan kerja di Kotawaringin Timur, Rabu.
Amran menerangkan bahwa pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi langkah antisipatif yang strategis dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim yang semakin tidak terduga.
Dia menyebutkan, wilayah tersebut memiliki potensi luas sawah tadah hujan 7.620 hektare. Saat ini daerah itu telah memiliki 30 unit pompa air yang tersedia untuk mengairi lahan sawah di daerah tersebut.
"Diharapkan pompanisasi ini mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 ke IP 300 dengan sumber air berasal dari Sungai Peang," ujar Mentan dalam keterangan di Jakarta.
Mentan mengatakan, dampak pompanisasi terhadap produksi gabah kering giling (GKG) sangat signifikan, terutama dalam menghasilkan tambahan sebesar 2.784 ton, yang merupakan kenaikan sebesar 9,82 persen dari tahun sebelumnya.
"Setiap pompa memiliki target luas pelayanan yang ambisius, dengan masing-masing pompa 3 inch mampu mengairi 10 hektar per musim tanam, sementara pompa 4 inch mampu menggarap 15 hektare, dengan total luas 1.215 hektare untuk tiga musim tanam," jelas Mentan.
Baca juga: Presiden Jokowi ke Kalteng untuk tinjau pasar hingga RSUD
Baca juga: Gubernur sambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Tengah
Baca juga: Teras Narang: Kehadiran Presiden RI harus berdampak nyata terhadap pembangunan di Kalteng
Sementara itu, Presiden Jokowi bersyukur Indonesia tetap mempertahankan produksinya di level aman di tengah banyak negara di dunia dalam kondisi memprihatinkan.
Kepala Negara meyakini program pompa yang digencarkan dapat membawa manfaat besar khususnya bagi produksi padi nasional di tengah gelombang panas atau kekeringan panjang.
"Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras kini dipakai untuk dirinya sendiri. Nah, kita ini negara ini juga sama. Perkiraan dari BMKG, nanti Juli, Agustus besar kemungkinan juga akan ada gelombang panas atau kekeringan. Dan itu yang harus diantisipasi melalui pompanisasi," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi sebut harga bahan pangan di Sampit bagus
Baca juga: Warga Sampit terharu dapat bantuan langsung dari Presiden Jokowi
Presiden mengatakan saat ini pemerintah sudah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia. Pompa sebanyak itu masih akan ditambah menjadi 70 ribu unit untuk memperkuat ketersediaan air pada lahan-lahan tadah hujan yang kering akibat gelombang panas dunia.
"Di seluruh tanah air akan disiapkan kurang lebih 20.000 hingga 70.000. Pertama 20.000 dulu, kemudian berikutnya akan menuju ke angka 70.000. dengan pompa air yang di bawah dan tidak bisa naik ke atas bisa kita salurkan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi pastikan program pompanisasi di Kotim berjalan baik
Ditambahkan Presiden, pompanisasi yang sudah berjalan ini terbukti mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari yang tadinya hanya satu kali tanam dalam setahun menjadi 3 kali dalam setahun.
"Dengan pompa pertanaman yang sebelumnya satu kali bisa jadi dua atau tiga. Ini kan menaikkan produktivitas para petani dan sangat bagus sekali, selain masalah-masalah yang lain yang berkaitan dengan pupuk juga terus kita pantau agar tepat waktu," kata Jokowi.