Sampit (ANTARA) -
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor mengunjungi satu per satu kecamatan guna memastikan pelaksanaan khitanan massal berjalan lancar, sekaligus untuk bersilaturahim dengan masyarakat.
 
“Sesuai jadwal hari ini kami melaksanakan kegiatan khitanan massal di Kecamatan Telawang. Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar dan masyarakat cukup antusias,” kata Halikinnor di Sebabi, Rabu.
 
Khitanan massal kali ini dipusatkan di Aula Kantor Kecamatan Telawang, Desa Sebabi. Dari 17 kecamatan di Kotim, Kecamatan Telawang berada di urutan ke-13 yang melaksanakan khitanan massal.
 
Khitanan massal dimulai pada Senin (24/6) lalu dan dilaksanakan secara bergiliran di setiap kecamatan. Kegiatan ini merupakan inisiatif bupati lantaran banyak masyarakat yang mengeluhkan tingginya biaya khitan atau sunat, yakni berkisar Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta lebih tergantung metode yang digunakan.
 
Melalui kegiatan ini, Halikinnor berharap bisa meringankan beban orang tua atau wali dalam mengkhitankan anaknya, karena semua biaya ditanggung pemerintah daerah. Ia juga sengaja memilih waktu ketika libur sekolah, agar anak-anak yang dikhitan memiliki waktu yang cukup untuk pemulihan.

Baca juga: Data E-PPGBM tunjukkan angka stunting Kotim jauh di bawah SKI
 
Program ini pun disambut antusias masyarakat, dibuktikan dengan banyaknya anak yang dikhitan melampaui target atau jumlah pendaftar awal via online.

Apalagi, selain memberikan layanan khitan gratis, pemerintah daerah juga membagikan bingkisan bagi anak-anak yang dikhitan.
 
Seperti di Kecamatan Telawang yang semula hanya 42 pendaftar, namun pada hari pelaksanaan setidaknya ada 72 anak yang dikhitan.
 
“Saya bersyukur karena masyarakat antusias sekali, bahkan bukan hanya yang beragama Islam yang non muslim pun juga ikut berkhitan, karena memang khitan juga bermanfaat untuk kesehatan. Minimal dengan begini kami bisa membantu warga agar tidak terbebani dengan khitanan anaknya,” tuturnya Halikinnor.
 
Camat Telawang Deddy Jauhari menyampaikan, dalam rangka khitanan massal ini pihaknya juga menyiapkan bantuan berupa 10 kilogram beras dan 1 liter minyak goreng untuk setiap anak yang dikhitan.
 
Hal ini sebagai bentuk apresiasi bagi masyarakat membawa anaknya untuk dikhitan. Karena disamping mengikuti perintah agama, khitan atau sunat juga bermanfaat bagi kesehatan di antaranya menjaga kebersihan dan menghindarkan dari penularan penyakit seksual.
 
“Dengan bantuan sembako ini juga kami berharap masyarakat lebih semangat mengikuti kegiatan kedepannya. Contohnya, khitanan massal seperti ini bisa kembali kami laksanakan tahun depan,” sebutnya.

Baca juga: DPMD Kotim siapkan pengukuhan 162 kepala desa
 
Deddy menambahkan, jumlah anak yang mengikuti khitanan massal pada siang hari sekitar 72 anak. Namun, jumlah tersebut diperkirakan bertambah karena ada beberapa anak yang tinggal di area perusahaan perkebunan belum sempat mengikuti kegiatan lantaran orang tua si anak tidak bisa keluar di jam kerja.
 
Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas setempat agar untuk anak-anak yang belum dikhitan bisa mendapat pelayanan di puskesmas secara gratis.
 
Salah seorang warga, Aisah menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah atas program khitanan massal gratis. Ia mengaku, tingginya biaya membuat anak laki-lakinya yang kini berusia 10 tahun terlambat untuk dikhitan jika dibandingkan anak-anak seumuran.
 
“Namanya juga orang kecil, kalau mau khitan anak kami harus menabung dulu. Jadi dengan adanya khitanan massal ini kami sangat terbantu,” ucapnya.
 
Ia juga bersyukur, karena selain mendapat layanan khitan gratis ia dan anaknya juga mendapat bingkisan dari pemerintah daerah, serta bantuan sembako berupa beras dan minyak goreng.
 
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi menyebut sudah lebih dari 1.000 anak yang mengikuti khitanan massal dari berbagai kecamatan di Kotim. Kendati, pihaknya belum mendapatkan jumlah pasti, karena di beberapa kecamatan kegiatan masih berjalan.
 
“Kami juga masih membuka kesempatan bagi warga yang belum sempat dikhitan untuk mendapatkan layanan di puskesmas dan itu gratis. Makanya, jumlah anak yang dikhitan masih terus bertambah,” jelasnya.
 
Pihaknya mengerahkan 18 tenaga kesehatan dan 3 dokter untuk membantu kegiatan khitanan massal di Kecamatan Telawang. Tersisa empat kecamatan yang belum melaksanakan, yakni Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai dan Tualan Hulu.
 
Keempat kecamatan tersebut sebenarnya dijadwalkan melaksanakan khitanan massal pada Selasa (2/7), namun karena suatu hal jadwal tersebut diundur ke Kamis (4/7).

Baca juga: Bupati Kotim ingatkan atlet fokus hadapi Selekda Pra Popnas

Baca juga: Bupati Halikinnor siapkan audiensi dengan pendeta se-Kotim

Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan keterbukaan informasi publik

Pewarta : Devita Maulina
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024