Sampit (ANTARA) - Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah secara bertahap meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, salah satunya Jalan Pramuka yang saat ini dikerjakan dengan metode Cement Treated Base (CTB) atau lapis fondasi perkerasan semen.

“Untuk Jalan Pramuka sudah mulai kami kerjakan, panjangnya sekitar 2.100 dengan anggaran kurang lebih Rp10 miliar. Kami menggunakan metode CTB, mudah-mudahan dengan begitu kondisi jalan lebih kuat dan tahan lama,” kata Kepala Dinas SDABMBKPRKP Kotim Mentana Dhinar Tistama di Sampit, Rabu.

Jalan Pramuka berada di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini merupakan salah satu ruas jalan yang padat lalu lintas di Kota Sampit. Belakangan kondisi jalan tersebut kian memprihatinkan dengan sejumlah lubang dan permukaan yang bergelombang.

Oleh sebab itu, jalan ini menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah untuk segera diperbaiki. Pekerjaan perbaikan jalan ini telah dimulai sejak 31 Oktober 2025 dan ditargetkan selesai sesuai kontrak pada 29 Desember 2025.

Pengerjaan proyek ini melibatkan pihak ketiga, yakni CV Jasa Lintas Utama dengan nilai kontrak Rp9.863.004.111. Adapun, panjang jalan yang diperbaiki kurang lebih 2.100 meter, mengutamakan lokasi yang mengalami kerusakan paling parah.

“Perbedaannya dengan metode umum, kali ini kami menggunakan metode CTB. Jadi, agregat base course dicampur dengan semen, baru nanti atasnya diaspal. Kalau metode konvensional kan tidak pakai semen,” lanjutnya.

Baca juga: Legislator Kotim imbau masyarakat waspada buaya saat banjir

Ia melanjutkan, alasan pemilihan metode CTB, terutama untuk jalan yang tergolong sudah lama dan memiliki kerusakan sehingga perlu leveling atau peningkatan.


Selain itu, belajar dari pengalaman pihaknya menilai penggunaan agregat biasa memiliki potensi kerusakannya lebih besar, khususnya untuk jalan yang sudah lama.

“Disamping itu, kalau menggunakan agregat lagi, sayang yang di bawahnya yang sudah pernah diaspal, makanya kami menggunakan metode CTB ini,” tambahnya.

Dengan lapisan di bawah aspal lalu menggunakan CTB maka konstruksi di atas struktur jalan lama yang bergelombang menjadi lebih solid dan kuat menopang aspal baru.

Meski begitu, ia menegaskan klasifikasi jalan tersebut tidak akan berubah. Kelas Jalan Pramuka tetap tergolong kelas jalan III, sehingga pengguna jalan diminta untuk tetap memperhatikan aturan ketika melintasi jalan tersebut, khususnya untuk kendaraan muatan.

“Kalau kelas jalannya tetap, yakni kelas tiga dengan tonase maksimal 8 ton, tapi kami ingin agar grade jalan itu meningkat makanya menggunakan metode ini” demikian Mentana.

Baca juga: Pemkab Kotim tekankan pentingnya harmoni dalam keberagamaan

Baca juga: DPMD Kotim dalami kasus dugaan penipuan BUMDes Lampuyang

Baca juga: BPBD Kotim: Waspadai pertanda alam untuk hindari dampak cuaca ekstrem


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2025